Bupati Banyuwangi Tinjau Geliat UMKM dari Perempuan Kedungasri

Merdeka.com – “The power of emak-emak,” begitu ungkap sekelompok perempuan dari Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di tengah acara Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (24/8). Mereka adalah Kelompok Perempuan Kedungasri Hasta Karya Mandiri.

Hasta Karya Mandiri merupakan kelompok ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Mereka lantas merintis usaha kecil-kecilan dengan membuat aneka cemilan hingga batik.

“Awalnya kita ingin ada kesibukan yang bisa nambah penghasilan. Syukur syukur bisa bantu kebutuhan rumah tangga,” ungkap Ketua Hasta Karya Mandiri Roizatul Hasanah.

Berbekal semangat tersebut, Roiz kemudian mengajak sejumlah tetangganya untuk menghidupkan kelompok Hasta Karya Mandiri pada 2017 silam. Sayangnya, upaya tersebut gagal. “Pada 2021 kemarin, keinginan itu, kita hidupkan lagi,” ujarnya.

Upaya kedua ini, ungkap Roiz, dilakukan oleh enam orang perempuan. Modal awalnya sebesar Rp600 ribu hasil patungan keenam anggotanya. “Ya, karena kita hanya ibu rumah tangga biasa, kita hanya bisa iuran seratus ribu. Hasil menyisihkan uang belanja,” kenangnya.

Dari modal tersebut, lantas mereka memproduksi kerupuk dan rempeyek. Produksinya itu dikemas dengan plastik biasa dan dititipkan ke warung dan pedagang sayur keliling. “Alhamdulillah, sedikit demi sedikit permintaan terus bertambah,” terangnya.

Melihat prospek pasar yang semakin baik tak membuat Roiz dan kawan-kawannya berpuas diri. Mereka terus berupaya meningkatkan produksinya. Yang awalnya hanya kerupuk dan rempeyek, mereka berani berinovasi dengan aneka menu camilan lainnya. Seperti keripik kedelai dan kerupuk daun mangrove.

“Dari sejumlah pelatihan yang pernah kita ikuti, kita pun mulai meningkatkan kualitas produksi kami. Yang awalnya dikemas dengan plastik biasa, sekarang kita kemas dengan plastik yang baik. Juga kita bubuhi label,” cerita Roiz.

Dari upaya tersebut, penjualannya semakin meningkat dan luas. Bahkan, sejak enam bulan terakhir, mereka mulai mengembangkan produksi batik dengan menggunakan pewarna alami. “Enam bulan kemarin kita ikut pelatihan batik yang diselenggarakan oleh TNAP (Taman Nasional Alas Purwo). Ini kemudian kita kembangkan,” ujar Roiz.

Hingga hari ini, produksi batik alami karya mereka mulai diminati oleh sejumlah pihak. Dengan harga yang cukup terjangkau mereka belasan lembar kain batik setiap bulannya. “Pelan-pelan, sambil nunggu modal terkumpul,” kata Roiz terkait upaya pengembangan batiknya itu.

Sementara itu, Bupati Ipuk yang meninjau langsung ke tempat produksinya, mengaku bangga dengan inisiatif dan semangat kaum ibu tersebut. “Ini adalah semangat yang harus terus didukung dan ditularkan ke banyak orang. Semangat untuk mandiri dan semangat berwirausaha,” ujarnya.

Sebagai upaya pengembangan, lanjut Ipuk, mereka akan menjadi binaan dari Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi.

“Kita akan fasilitasi dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produksinya. Untuk batik, misalnya, nanti kami akan ikutkan pelatihan desain batiknya. Sehingga bisa lebih berkualitas,” ungkap Ipuk.

Selain itu, juga akan dibekali pula dengan teknik pemasaran secara online hingga akses modalnya. “Kita akan dorong terus sampai benar-benar menjadi UMKM yang naik kelas,” imbuh Ipuk.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Nanin Octaviani, menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan dan pembinaan bagi pelaku UMKM di Banyuwangi. Ada beragam program yang bisa diakses untuk pengembangan usaha. Mulai dari pelatihan, bantuan peralatan, pemasaran, sampai desain kemasan.

“Bagi para pelaku UMKM yang ingin meningkatkan produksinya, bisa datang ke Rumah Kreatif yang kita kelola untuk berkonsultasi mengembangkan usahanya,” pungkasnya.

[hrs]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *