Bikin Inovasi Bank Jelantah, Masyarakat Jambangan Surabaya Ubah Limbah Minyak Goreng Bekas Jadi Cuan

Bikin Inovasi Bank Jelantah, Masyarakat Jambangan Surabaya Ubah Limbah Minyak Goreng Bekas Jadi Cuan

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA – Kelompok masyarakat pemerhati lingkungan di Jambangan Kota Surabaya, dirikan Bank Jelantah, Kamis (6/10/2022).

Melalui posko tersebut, para ibu ibu setempat dapat menyetor minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah.

Ketua Bank Minyak Jelantah, Suyanto, berharap, paling tidak dari layanan ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Prinsip Bank Jelantah tidaklah jauh berbeda dengan Bank Sampah.

“Ketika masyarakat menyetor minyak bekas masak, mereka mendapatkan pemasukan dan benefit yang baik. Sehingga bisa membantu pemerintah mengurangi angka Masyarakat Berpenghasilan Rendah,” ujar Suyanto ketika ditemui di lokasi, Jalan Jambangan Gang 2A.

Dirinya menuturkan, setiap warga diusahakan setor minyak jelantah dengan menggunakan botol biasa, maupun jerigen minyak.

Nantinya dikumpulkan dan dicatat volume liter yang ditabung.

“Kami menyesuaikan harga minyak di pasaran karena per liternya naik turun. Nanti warga bisa mendapat uang atau ditukar dengan sembako. Yang penting dicatat secara administrasi dengan baik. Jadi minyak jelantah yang dibawa dari rumah pakai botol biasa, lalu dicatat berapa liter, kemudian diimasukkan ke dalam drum jerigen. Setelah itu dikumpulkan dan disetor ke pengepul,” imbuh Suyanto.

Dari inovasi tersebut, pihaknya optimistis dapat mengangkat perekonomian Warga Jambangan dengan semaksimal mungkin.

Minimal, mengurangi pembuangan minyak jelantah sembarangan agar tidak mencemari lingkungan.

Di tempat yang sama, Supervisor Fire and Safety Enggartiarso, menambahkan, selain mencemari lingkungan, minyak jelantah adalah bahan berbahaya beracun di tubuh apabila dikonsumsi secara terus menerus.

“Jadi bisa menimbulkan sumbatan saluran air dan kerusakan pencernaan yang ditimbulkan minyak jelantah. Dari Bank Jelantah ini adalah salah satu upaya kami untuk mereduksi pembuangan sembarangan. Harapannya minyak jelantah yang terbuang di lingkungan bisa berkurang, serta taraf hidup masyarakat bisa terangkat. Ini baru inisiasi di Surabaya. Semoga bisa berkembang di tempat tempat lain,” lanjut Enggar.

Sementara External Relation Pertagas OEJA Fasya Amalia, menilai, banyak ibu ibu rumah tangga yang belum tahu bahwa minyak jelantah bisa disetor, dan ditukarkan dengan hal hal menguntungkan.

“Kegiatan seperti ini perlu sering diadakan, menyebarluaskan informasi yang sering digali. Seandainya kalau dibutuhkan kolaborasi antar kelompok, kami terbuka, karena sama sama mau menyelesaikan penggunaan minyak jelantah,” pungkas Fasya.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *