BI: 2047, Indonesia Jadi Negara Maju

BI: 2047, Indonesia Jadi Negara Maju

tribunwarta.com – JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan, dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat hingga berada di kisaran 4,8-5,6% pada 2025, 4,9-5,7% pada 2026, dan 5,0-5,8% pada 2027. Prospek ekonomi yang terus meningkat ini bakal membawa Indonesia masuk dalam lintasan untuk menjadi negara maju pada 2047.

“Secara keseluruhan, dengan lintasan prospek tersebut, Indonesia diperkirakan mampu menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2047,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 dengan tema Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Bank Dunia telah menetapkan klasifikasi negara berdasarkan pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita dalam empat kategori yaitu: low income (US$ 1.035), lower middle income (US$ 1.036 – US$ 4,045), upper middle income (US$ 4.046 – US$ 12.535) dan high income atau negara maju (>USD12.535).

Di tengah pandemi Covid-19, pada 1 Juli 2020 silam, Bank Dunia menaikkan status Indonesia dari lower middle income country menjadi upper middle income country. GNI per kapita Indonesia tahun 2019 naik menjadi US$ 4.050 dari posisi sebelumnya US$ 3.840.

Perry juga memperkirakan, dalam jangka menengah tersebut, inflasi tetap terjaga rendah pada kisaran 1,5-3,5%. Ini didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

Menurut Perry, ketahanan dan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional dari dampak gejolak global pada 2023 akan membawa prospek kebangkitan ekonomi jangka menengah menuju Indonesia Maju.

“Respons kebijakan Bank Indonesia yang bersinergi dengan bauran kebijakan ekonomi nasional akan mendorong akselerasi pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya,” papar dia.

Hal tersebut, lanjut Perry, didorong oleh prospek ekonomi global yang membaik serta kenaikan investasi dan produktivitas dari implementasi kebijakan reformasi struktural baik di sektor riil maupun akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional.

Perry mengatakan, peningkatan daya saing perekonomian serta kapasitas dan kapabilitas industri mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan lebih berdaya tahan dengan struktur perekonomian yang makin baik. “Keberhasilan hilirisasi akan meningkatkan tidak saja nilai tambah ekspor, tetapi juga kenaikan investasi dan produktivitas,” ucap dia.

Selain itu, kata Perry, iklim bisnis dan investasi yang lebih baik, di antaranya melalui implementasi UU Cipta Kerja, akan mendorong penguatan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Selain pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan inflasi yang terjaga, defisit transaksi berjalan dierkirakan juga tetap terkendali pada tingkat yang rendah sehingga menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *