Bangun Rasa Cinta Tanah Air, LLDikti Wilayah III Luncurkan PMM-PKBN

Bangun Rasa Cinta Tanah Air, LLDikti Wilayah III Luncurkan PMM-PKBN

Jakarta: Kebijakan Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong indikator kinerja perguruan tinggi dalam rangka memajukan sistem pendidikan di Tanah Air. Salah satunya, melalui program pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi.
 
Program ini diharapkan akan menambah wawasan dosen dan mahasiswa tentang semangat kebinekaan dengan jalinan kerja sama serta konsorsium antar perguruan tinggi. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III menginisasi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dengan muatan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN) melalui berbagai jalur profesi.
 
LLDikti Wilayah III menggandeng Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (BADIKLAT Kemenhan) mensinergikan antara PMM dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). PMM-PKBN akan menjadi program sinergi baru antara Kemendikbudristek dan Kemenhan sebagai upaya membangun daya tangkal bangsa agar memiliki karakter dan sikap rasa cinta Tanah Air, keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan berkorban bagi bangsa, kesadaran berbangsa dan bernegara, dan negara yang teraktualisasi sesuai profesi warga negara sebagai kemampuan bela negara melalui perguruan tinggi, para dosen, dan mahasiswa.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Mari kita bentuk rasa bela negara ini dengan meningkatkan rasa kegotongroyongan di lingkungan kita sendiri, yaitu pendidikan tinggi,” kata Kepala LLDikti Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani, dalam penutupan Pembekalan Fasilitator PMM-PKBN di Rumpin, Bogor, dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Agustus 2022.
 
Paris menjelaskan kegiatan PMM-PKBN akan memfasilitasi mahasiswa lewat lima modul pelatihan, yakni artificial intellegence, data science, cyber security, communication specialist, dan web programming. Pelatihan akan difasilitasi dosen-dosen yang telah dilatih menjadi fasilitator dan akan dilaksanakan di berbagai perguruan tinggi expert di modul-modul yang ditawarkan.
 
“Yaitu Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Bina Sarana Informatika, serta Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR,” papar Paris.
 
Dia menyebut melalui program PMM-PKBN, mahasiswa dapat menyetarakan Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS, mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk, sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kemenhan yang dapat meningkatkan daya saing. Paris meyakini informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sebuah bangsa yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan

 

Halaman Selanjutnya

“Bela negara tidak selalu identik…

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *