Bagholek Godang, Upaya Pemkab Kampar Revitalisasi Adat dari Gerusan Zaman

Merdeka.com – Ribuan masyarakat Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, tumpah ruah di jalanan, Sabtu petang, 6 Agustus 2022. Masyarakat di Negeri Serambi Mekkah itu begitu antusias menyaksikan pawai budaya yang diselenggarakan pemerintah setempat.

Bernama Bagholek Godang, karnaval budaya ini merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun Provinsi Riau dan Kemerdekaan Indonesia pada Agustus ini.

Pawai budaya tersebut dilepas oleh Penjabat Bupati Kabupaten Kampar Kampar Kamsol di depan Rumah Dinas Bupati di Jalan Prof M Yamin, Kelurahan Langgini.

Kamsol menjelaskan, pawai budaya atau Karnaval Bagholek Godang ini merupakan upaya pemerintah daerah mempertahan adat istiadat dan budaya berharga di Kampar.

“Ini merupakan warisan nenek moyang kita bersama,” kata pria yang pernah menjadi Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Riau ini.

Kamsol menerangkan, perkembangan zaman yang terus bergulir mempengaruhi perkembangan adat istiadat dan budaya. Begitu juga halnya dengan adat dan budaya Kampar yang mulai terkikis oleh waktu.

“Dengan adanya event pawai adat Kabupaten Kampar ini dapat kembali menghidupkan adat dan budaya Kampar tercinta ini,” jelas Kamsol.

Menurutnya, adat dan budaya tidak hanya perlu dilestarikan guna mempertahankan peninggalan nenek moyang. Namun juga perlu direvitalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan pawai ini generasi muda dapat mengenal adat istiadat dan budaya Kampar sehingga dapat dikenal dan lestari,” kata Kamsol.

Kamsol menyatakan, adat istiadat harus tetap terjaga dan tidak boleh hilang dimakan zaman. Dengan demikian akan tercipta saling menghargai, menghormati dan bersatu dalam keberagaman serta kepedulian tinggi.

Menurut Kamsol, pawai ini merupakan kegiatan yang positif sebagai alat pemersatu. Pasalnya dengan kebersamaan, semua masyarakat Kampar bisa saling menjaga dalam melestarikan adat budaya Kampar.

“Dan diperlukan kepedulian dari masyarakat agar tumbuh dan kuat, InsyaAllah kita dapat mewujudkan adat istiadat yang lestari, terjaga sehingga menjadi kearifan lokal Kampar,” terang Kamsol.

Kamsol yakin Kabupaten Kampar akan semakin maju di segala bidang jika selalu mempertahankan adat dan budaya. Diapun berharap adat serta budaya menjadi alat pemersatu untuk memajukan pembangunan.

Karnaval dimulai dengan penampilan marching band dari Satpol PP Kabupaten Kampar. Selanjutnya secara bergantian disusul oleh perwakilan dari instansi pemerintah, masyarakat kecamatan, desa hingga paguyuban.

Meski dikenal sebagai daerah uwang ocu dan melayu, karnaval ini juga menampilkan seni budaya dari daerah lain. Sebut saja Sunda, Jawa, budaya Nias, Sumatra Barat serta daerah lainnya dari ragam belahan Nusantara.

Peserta pawai menampilkan ciri khas budaya daerah masing-masing dalam menjalankan adat. Mulai dari pernikahan, lamaran, khitanan, menyambut kelahiran bayi hingga syukuran panen.

Masyarakat peserta pawai berjalan hingga satu kilometer menuju Lapangan Merdeka atau alun-alun Kabupaten Kampar. Di lokasi ini digelar bazar yang menampilkan ragam makanan ciri khas daerah Kampar ataupun Riau produk UMKM.

[eko]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *