Anak Buah Terakhir Ali Kalora Tewas, Operasi Satgas Madago Raya Berlanjut

Anak Buah Terakhir Ali Kalora Tewas, Operasi Satgas Madago Raya Berlanjut

Poso: Operasi yang melibatkan aparat keamanan, Polri dan TNI di Poso, Sulawesi Tengah, tetap dilanjutkan meskipun diketahui Askar alias Pak Guru alias Jaid, sebagai DPO terakhir dalam kasus tindak pidana terorisme jaringan Ali Kalora, telah tewas tertembak dalam operasi penegakan hukum pada Kamis, 29 September 2022, di Poso, Sulawesi Tengah.
 
“Pertama, membuat masyarakat lebih tenang. Kemudian masyarakat tidak terekrut kembali ajakan dari pihak-pihak terorisme untuk melakukan perekrutan kembali. Masyarakat juga tidak terpengaruh ajakan dari orang-orang untuk melakukan tindakan intoleran. Itu tujuan dari operasi yang sekarang kita lanjutkan,” urai Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto, Rabu, 5 Oktober 2022.
 
Menurutnya, operasi masih menggunakan sandi yang sama, yaitu Madago Raya. Hanya saja pola operasi yang dilakukan berubah dan personel Satgas yang dilibatkan dalam operasi berkurang jumlahnya. Namun Didik tidak menyebutkan berapa jumlah aparat yang dilibatkan dalam operasi lanjutan ini.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sebelumnya, melalui Tim Sogili 1 Densus 88 Anti Teror, Satgas Madago Raya telah melakukan penindakan terhadap Askar, DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menjadi target perburuan terakhir Satuan Tugas Operasi Madago Raya. Askar tewas tertembak di bagian punggung.
 

Setelah dievakusi dari TKP disaksikan Kepala Operasi Satgas Madago Raya, Kombes Arif Budiman, jenazah Askar dibawa ke Desa Gayatri, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, dan selanjutnya diberangkatkan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu menggunakan mobil ambulans.
 
Setibanya di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu jenazah Askar diidentifikasi, dan kemudian dimakamkan di pemakaman umum Poboya, Palu, pada Jumat keesokan harinya.
 
Sejumlah barang bukti ditemukan bersama Askar. Di antaranya 2 buah bom lontong, 1 pucuk senjata revolver, dan 1 tas ransel besar yang berisi berbagai barang bawaannya, termasuk buah alpukat.
 
Dalam catatan Satgas Madago Raya, pria bernama asli Al Ikhwarisman, lahir pada 3 November 1988 di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat itu, pernah terlibat dalam 10 kasus kriminal di Poso, Sigi dan Parigi Moutong.
 

“Askar diketahui memiliki keahlian merakit bom dalam kelompok MIT,” jelasnya. 
 
Meski target perburuan Satgas telah habis, sekali lagi Didik menjelaskan bahwa operasi Madago Raya tetap dilanjutkan. Operasi lanjutan mengkhususkan pada pemeliharaan kamtibmas, yang bertujuan membuat masyarakat lebih tenang
 
“Juga agar tidak ada simpatisan MIT yang masuk kembali, serta menghalau masyarakat agar tidak tergalang dengan ajakan yang bersifat intoleran,” jelasnya.
 

(MEL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *