Akibat Harga BBM Naik, Level Pedas Bumbu Rujak Bangkalan Menurun; Disperindag Ingatkan Efek Domino

Akibat Harga BBM Naik, Level Pedas Bumbu Rujak Bangkalan Menurun; Disperindag Ingatkan Efek Domino

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Meski pemerintah sudah berencana menyalurkan bantuan uang tunai sebagai pelipur kekecewaan rakyat atas kenaikan harga BBM, tetapi pengaruh pada kenaikan harga kebutuhan pokok dipastikan terus berlanjut.

Saat harga BBM sudah mencapai level menyiksa itu, kini level pedas pada masakan berbahan cabai menurun. Salah satu contohnya adalah kenaikan bahan kebutuhan pokok yang berpengaruh pada indera pengecap, lidah. Sekarang rasa bumbu rujak di Bangkalan tidak sepedas dulu.

Para penikmat masakan pedas di Kabupaten Bangkalan harus bersabar seiring naiknya harga cabai rawit di Pasar Ki Lemah Duwur, Jalan Halim Perdana Kusuma. Beberapa penjual rujak memilih berhemat cabai rawit ketika harganya kini menyentuh Rp 55.000 per KG.

“Pedasnya sudah beda, sekarang kalau beli rujak cabainya dikurangi oleh si penjual karena harga naik. Kalau mau tambah pedasnya ya bayar lagi untuk tambah cabai. Jadi untuk penikmat rujak, jadinya kurang pedas karena cabai dikurangi,” terang penikmat rujak khas Bangkalan, Nia (23), warga Kecamatan Kamal kepada SURYA, Rabu (14/9/2022).

Beda halnya dengan penjual nasi bebek bumbu hitam khas Bangkalan, Nur Azizah (50), warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah. Ia tetap menjaga kualitas pedas dengan tidak mengurangi sedikitpun komposisi kebutuhan cabai dalam racikan bumbu hitamnya.

“Untuk sambal saja saya kurangi. Tetapi ketika para pelanggan meminta tambahan sambal, tetap saya tambahkan tanpa menambah ongkos sepeserpun,” terangnya.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, Delly Setiana menerangkan, dari beberapa komoditas kebutuhan pokok di Bangkalan, hanya cabai rawit yang mulai merangkak naik.

“Harga cabai rawit perlahan merangkak naik dari seharga Rp 50.000 per KG ke Rp 55.000 per KG. Sedangkan harga cabai merah besar yang sebelumnya Rp 60.000 kini malah turun menjadi Rp 50.000 per KG,” terangnya.

Kenaikan harga cabai lanjutnya, sebagai dampak dari penyesuaian ongkos angkut karena kenaikan harga BBM. Seiring berjalannya waktu, dimungkinkan ada efek domino karena berpotensi memicu kenaikan kebutuhan pokok lain jika memang harga BBM masih tetap pada posisi sekarang.

“Namun semoga (harga kebutuhan pokok) tetap stabil. Seperti halnya harga minyak goreng, masih stabil. Harga telur sekarang mulai sedikit menurun, biasanya di harga Rp 30.000 KG kini berkisar Rp 27.000 KG,” pungkasnya. *****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *