Ada Cuaca Ekstrem, Budi Karya Sebut Perjalanan Transportasi Bisa Delay-Batal

Ada Cuaca Ekstrem, Budi Karya Sebut Perjalanan Transportasi Bisa Delay-Batal

tribunwarta.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mewanti-wanti cuaca ekstrem yang masih akan terjadi pada awal 2023. Ia meminta jajarannya memperketat pengawasan aspek keselamatan di semua moda transportasi, terutama di lokasi yang diprediksi akan mengalami lonjakan penumpang.

Sejumlah simpul transportasi yang menjadi perhatiannya adalah simpul transportasi yang mengalami lonjakan cukup signifikan, di antaranya yakni penyeberangan Merak-Bakauheni, penyeberangan kapal rakyat di Muara Angke, Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali, Stasiun KA di Semarang, dan beberapa simpul transportasi lainnya.”Saya minta pengawasan dilakukan lebih konservatif atau lebih hati-hati dan teliti. Demi memastikan keselamatan penumpang, di tengah kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi hingga awal Januari tahun 2023,” ujarnya saat menggelar Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 secara daring di Jakarta, Sabtu (31/12/2022).

Budi Karya mengatakan, sektor penyeberangan dan laut menjadi sektor yang sangat krusial. Mengingat, sejumlah insiden yang telah terjadi akibat dari cuaca ekstrem.

“Hari ini saya sengaja mengumpulkan seluruh jajaran Kemenhub dan para pengelola sarana dan prasarana transportasi di seluruh Indonesia, untuk memberikan sejumlah catatan penting terkait aspek keselamatan di tengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat,” tutur Budi Karya.Lebih lanjut, Budi Karya juga meminta jajarannya dan seluruh pengelola transportasi untuk mengecek secara rutin kondisi cuaca terkini dari BMKG, karena dalam hitungan detik bisa berubah.

“Saya yakin ini sudah dilakukan, tetapi saya minta pengecekan ini dilakukan lebih teliti,” tuturnya.Dengan adanya curah hujan yang tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi, banjir, dan longsor, sejumlah perjalanan transportasi berpotensi mengalami sejumlah gangguan seperti, penundaan atau pembatalan perjalanan, pengalihan arus lalu lintas, dan lain-lain.

Sejumlah upaya yang telah dilakukan Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait untuk lebih meningkatkan aspek keselamatan perjalanan, di antaranya yaitu, di sektor darat, melakukan pengalihan arus lalu lintas dari jalan yang terdampak banjir. Di sektor penyeberangan, melarang angkutan yang bermuatan lebih (ODOL) untuk masuk ke kapal.

Kemudian di sektor laut, mengoperasikan kapal-kapal besar dan memiliki draft yang dalam sehingga lebih stabil dalam menghadapi gelombang tinggi (2-3 meter). Di sektor udara, menyediakan pesawat wide body agar penumpang yang diangkut bisa lebih banyak dengan adanya sejumlah penundaan penerbangan.

Selanjutnya di sektor kereta api, melakukan pembersihan rel-rel kereta api dari benda-benda saat tergenang air, akibat curah hujan yang tinggi.”Kami mengimbau kepada masyarakat yang tidak terlalu penting untuk bepergian jauh di akhir tahun, untuk lebih baik berada di dalam kota. Bagi yang masih bepergian agar tetap waspada dan dalam kondisi siap dalam menghadapi kemungkinan penundaan perjalanan di semua moda transportasi, akibat adanya cuaca yang tidak bersahabat,” tutup Budi Karya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *