7 Tips Tetap Aman dari Ancaman Siber Selama WFA

7 Tips Tetap Aman dari Ancaman Siber Selama WFA

Jakarta: Pemerintah berencana meluncurkan visa digital nomad untuk fasilitasi turis selama bekerja jarak jauh di Indonesia.

Digital nomads atau bisa disebut juga pekerja digital mulai menyambut kebijakan ini dengan momentum yang sesuai. Walaupun pekerja digital seringkali dilihat sebagai freelancer atau pekerja lepasan, di 2020 pekerja penuh waktu menjadi mayoritas.

Sementara tren digital ini memberikan banyak kemudahan bagi individu dan bisnis, setiap kerentanan keamanan potensial harus menjadi prioritas utama untuk ditangani.

Kebebasan dari perimeter perusahaan dapat menimbulkan risiko keamanan siber yang serius – mulai dari penggunaan WiFi publik, masalah phishing yang terus berulang, router yang terinfeksi, perangkat lunak usang, dan bahkan kehilangan perangkat yang digunakan untuk bekerja.

 

Kaspersky merilis analisis ancaman terbarunya bagi Indonesia untuk membidik risiko yang ada secara online dan offline dan bagaimana bisnis, individu, dan lembaga pemerintah dapat memerangi kejahatan siber ini sambil merangkul tren digital seperti WFA (bekerja dari mana saja).

Untuk memperbaiki keamanan perusahaan, Kaspersky merekomendasikan cara seperti berikut:

 

1. Mengedukasi semua karyawan tentang keamanan siber melalui pelatihan kesadaran siber. Anda dan seluruh karyawan harus memahami semua aturan dan kemungkinan yang akan terjadi, mulai dari kata sandi, sampai data pribadi konsumen, dari keamanan fisik perangkat sampai klasifikasi data.

 

2. Menyiapkan tingkatan akses, memberi izin akses hanya untuk mereka yang sangat membutuhkan di setiap level.

 

3. Mendukung penggunaan kata sandi yang unik di lingkungan kerja dan menjaga dari akses banyak orang.

 

4. Menyimpan cadangan data penting, serta memperbarui perlengkapan IT secara berkala.

 

5. Untuk deteksi titik akhir, investigasi dan perbaikan insiden yang tepat waktu.

 

6. Selain pentingnya mengadopsi perlindungan titik akhir, menerapkan solusi keamanan tingkat korporat yang mendeteksi ancaman tingkat lanjut di tingkat jaringan tahap awal juga menjadi penting.

 

7. Memasukkan umpan (feed) ancaman global ke dalam sistem mereka yang dapat memberikan visibilitas mendalam ke dalam organisasi penargetan ancaman siber seperti Kaspersky Threat Intelligence. Sumber: Kaspersky

(WWD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *