6 Fakta usai Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang Menewaskan 129 Orang

6 Fakta usai Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang Menewaskan 129 Orang

Malang: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih menyisakan duka bagi korban. Sebanyak 129 orang meninggal akibat kerusuhan ini.
 
Medcom.id merangkum setidaknya ada enam fakta usai kerusuhan yang dipicu kekalahan Arema FC atas Persebaya dengan skor 2-3 itu. Berikut enam fakta yang sementara ini sudah terangkum:
 

1. Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi

PSSI melarang Arema FC menjadi tuan rumah sampai Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 ini selesai setelah kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022, usai melawan Persebaya.
 
“Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam laman PSSI, seperti dilansir Antara.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Iriawan mengatakan PSSI menyesalkan peristiwa yang disebut-sebut menimbulkan korban jiwa itu. PSSI bahkan sudah membentuk tim investigasi yang segera berangkat ke Malang untuk menemukan gambaran utuh mengenai kejadian tersebut.
 
Iriawan juga menegaskan dukungan kepada polisi guna menyelidiki kerusuhan tersebut. “Kami berduka cita dan meminta maaf kepada korban serta semua pihak atas insiden tersebut,” kata Iriawan.
 
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sendiri sudah memutuskan Liga 1 Indonesia musim ini selama satu pekan setelah kerusuhan tersebut.

 

2. Sebanyak 34 orang meninggal di tempat

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, hingga Minggu, 2 Oktober 2022 pagi, korban meninggal dunia dari tragedi kerusuhan ini sebanyak 126 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian, yakni Stadion Kanjuruhan.
 
Sementara, yang lainnya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat. Menurut Nico, terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.
 

3. Korban meninggal terus bertambah

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Jawa Timur,  Widjanto Wijoyo memperbarui jumlah korban tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Dari data awal sebanyak 127 orang meninggal, menjadi 129 orang.
 
“Data yang saya terima per detik ini 129 orang,” ujar dia via Breaking News Metro TV, Minggu, 2 Oktober 2022.
 
Menurut Widjanto, ada tujub titik yang menjadi lokasi rujukan pelayanan kesehatan bagi para korban kerusuhan. Selain RS Kanjuruhan, korban juga ditangani di RS Wafa dan RS Teja Husada. 
 
“Korban yang belum teridentifikasi kita kirim ke RSSA Saiful Anam. Kemudian puskesmas jajaran juga ada yang menangani korban luka-luka,” ucapnya.
 

4. Dipicu tembakan gas air mata

Netizen atau warganet menyayangkan banyaknya tembakan gas air mata dari aparat keamanan.
 
Firzie A Idris di akun Twitter @firzieidris mengatakan penggunaan gas air mata sebenarnya sudah dilarang saat laga besar pertandingan sepak bola. Dia melihat kemungkinan ada kesalahan prosedur dalam penggunaan gas air mata yang akhirnya memicu kerusuhan dan menewaskan ratusan orang.
 
“Padahal setidaknya sejak tiga tahun lalu polisi sudah tahu untuk tidak menggunakan gas air mata dalam pengamanan laga. Besar kemungkinan ada kesalahan prosedur yang berakibat fatal di Kanjuruhan tadi,” kata Firzie dikutip Medcom.id, Minggu, 2 Oktober 2022.
 
Akun @akmalmarhali20 juga turut menyoroti penembakan gas air mata. Menurutnya, penembakan gas air mata sebagai salah satu penyebab kerusuhan berubah menjadi malapetaka.
 
“Penembakan gas air mata salah satu penyebab puluhan jiwa tewas di stadion kanjuruhan,” kata akun itu.
6 Fakta usai Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang Menewaskan 129 Orang
Namun, Nico mengatakan pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
 
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
 
Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
 
“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” katanya.
 

5. Pertandingan ditonton 40 ribu orang

Pertandingan antara Arema FC dan Persebaya semalam ditonton sebanyak 40 ribu orang. Artinya, stadion hampir terisi penuh karena kapasitas Stadion Kanjuruhan sebanyak 42.449 kursi.
 
Nico mengatakan dari 40 ribuan penonton yang hadir di stadion, tidak semua berlaku anarkistis. Hanya sebagian kecil yang kecewa dan turun ke lapangan.
 
“Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” kata Nico.
 

6. Arema FC bentuk Crisis Center

Manajemen Arema FC menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban dalam musibah yang terjadi pada pekan ke-11 kompetisi Liga 1 Indonesia 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Sebagai bentuk tanggung jawab, Arema FC membentuk Crisis Center.
 
“Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka,” kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, dikutip dari laman resmi tim.
 
Baca: Tembakan Gas Air Mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Jadi Sorotan, Netizen: Sudah Dilarang 3 Tahun Lalu!
 
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema FC juga membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
 
“Manajemen juga akan membentuk Crisis Center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit,” kata Haris.
 

(UWA)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *