5 Negara Ini Punya Tradisi Unik untuk Membuatmu Tidur Lebih Nyenyak

5 Negara Ini Punya Tradisi Unik untuk Membuatmu Tidur Lebih Nyenyak

Jakarta: Bagaimanapun, tidur seharusnya tidak menjadi momen yang istimewa buatmu. Tidurt sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan mentalmu, kebutuhan tubuh seperti makan dan minum.

Kita juga tahu apa yang terjadi ketika tubuh tidak cukup tidur; hal itu dapat menyebabkan berbagai masalah mental dan fisik, termasuk mengganggu kemampuan kamu untuk berpikir, fokus, reaksi, dan mengendalikan emosi.

Pasti kamu pernah merasakan mood swing karena tidak bisa tidur meskipun kelelahan bukan? Atau mungkin kamu akhirnya tertidur, tetapi kualitas tidur dalam kegelisahan dan terus terganggu, tidaklah menyenangkan jika mengalami hal tersebut.

Ternyata di lima negara berikut ini punya tradisi unik untuk memperbaiki kualitas tidur. Negara mana saja ya? Penasaran? yuk kita bedah satu persatu:

 

1. Finlandia

Di negara 1000 Danau ini punya tradisi nordik, dengan praktik Finlandia yaitu menikmati sauna di malam hari. Sauna, buat orang di sana bisa meningkatkan suhu tubuh. “Sauna juga mengendurkan otot-otot, dan akibatnya bisa membuatmu sangat mengantuk,” kata Andersson.

Dikutip dari Healthline, menurut survei pada 2019 terhadap 482 responden, 83,5 persen melaporkan manfaat tidur yang bertahan 1 hingga 2 malam setelah menggunakan sauna. Mereka yang menggunakannya 5 hingga 15 kali per bulan melaporkan skor kesejahteraan mental yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Kamu juga harus memastikan untuk minum banyak air.

 

2. China

Jika kamu pencinta spa dan pedicure, pasti menyukai terapi yang satu ini. Rendam kaki panas ala China dan buah yang bisa merangsangmu untuk tidur.

Kebiasaan malam ini berakar pada Pengobatan Tradisional China (TCM), dan ini adalah cara yang bagus untuk bersantai, menenangkan otot lelahmu, dan menuai manfaat dari sedikit terapi air panas.

“Suhu yang hangat akan membantu menurunkan Qi dari kepala, membuatmu lebih rileks,” kata Debbie Kung, seorang dokter TCM dan ahli akupuntur berlisensi.

Sebelum melakukan terapi ini, bahan-bahan yang perlu kamu persiapkan di antaranya: garam, minyak esensial yang aman untuk kulit, seperti lavender dan mawar, kulit buah herbal seperti mugwort.

 

3. India

India juga memiliki tradisi rutin untuk masyarakatnya yang sulit tidur. Salah satu ramuan obat Ayurveda yang paling penting, obat tradisional anak, ashwagandha yang telah digunakan selama ribuan tahun.

Obat ini digunakan untuk mengurangi stres, kecemasan, dan mendukung pengobatan gejala yang berkaitan dengan kesehatan mental. Obat herbal ini terbukti mampu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi tidur non restoratif, menghilangkan insomnia, dan kecemasan mental lainnya.

 

4. Jepang

Jepang memiliki tradisi Tradisi shikibuton. Shikibuton adalah kasur futon Jepang yang digunakan di lantai.

Cara ini tidak hanya menghemat ruang, tetapi juga menawarkan manfaat tidur dan kesehatan. Mirip dengan Yo dari Korea, kamu dapat menggulung shikibuton dan menyimpannya saat tidak digunakan.

Biasanya Shikibuton dibuat dengan bahan ramah lingkungan dan alami, seperti kapas dan wol. Meskipun tidak banyak penelitian tentang manfaat kasur futon, seperti shikibuton, namun telah diyakini oleh beberapa orang dapat membantu mencegah atau meringankan nyeri punggung bawah, serta memberikan dukungan untuk tulang belakang, sehingga memberikan posisi tidur yang layak.

 

5. Amerika

Desa Guatemala, Amerika memiliki tradisi yang sangat unik. Mereka mempunyai worry doll atau boneka kekhawatiran yang terbuat dari kayu, kawat, atau kain berwarna-warni dan kemudian mengenakan pakaian tradisional Maya.

Boneka ini sering diberikan kepada anak-anak yang cemas, mendorong untuk menceritakan kekhawatiran dan ketakutan mereka kepada boneka sebelum meletakkannya di bawah bantal sebelum tidur.

Meskipun tidak ada penelitian ilmiah bahwa boneka itu benar-benar dapat menghilangkan kekhawatiran, diperkirakan bahwa cara ini meredakan stres dan melepaskannya secara simbolis, sehingga dapat membantumu mengatasi emosi yang sulit. Ini bisa menjadi bentuk transferensi yang sehat.

Nandhita Nur Fadjriah

 
(FIR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *