4 Saham Ini Jadi Juru Selamat IHSG

4 Saham Ini Jadi Juru Selamat IHSG

tribunwarta.comJakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau koreksi cenderung tipis pada perdagangan sesi I Kamis (22/12/2022).

Per pukul 10:24 WIB, IHSG turun 0,14% ke posisi 6.811,03. Pergerakan indeks pada perdagangan sesi I hari ini cenderung berlawanan dengan bursa saham global yang terpantau cerah.

Beberapa saham menjadi penahan indeks agar tidak terkoreksi dalam pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penahan IHSG dari koreksi dalam.

Sumber: Refinitiv

Dari deretan top movers di atas, saham emiten bank berkapitalisasi pasar terbesar kedua yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penahan terbesar IHSG pada perdagangan sesi I hari ini, yakni mencapai 5,71 indeks poin.

Sedangkan di posisi kedua, terdapat saham PT Astra International Tbk (ASII) yang turut menjadi penahan IHSG sebesar 2,32 indeks poin.

Terakhir, ada saham telekomunikasi yakni PT Indosat Tbk (AMRT) yang membantu IHSG agar tidak terkoreksi parah yakni sebesar 1,09 indeks poin.

Investor cenderung wait and see jelang pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini.

Hasil survei Reuters menunjukkan BI juga akan mengendur dengan menaikkan 25 basis poin (bp) menjadi 5,5%. Konsensus yang dihimpun Trading Economics pun sama.

Sedangkan menurut Konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia juga menunjukkan suku bunga akan dikerek 25 bp. Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, 12 lembaga/institusi memperkirakan hal tersebut, sementara dua lainnya melihat suku bunga akan dinaikkan 50 bp.

Bank Danamon dan Bahana Sekuritas menjadi dua institusi yang memproyeksi BI masih akan agresif dengan mengerek suku bunga acuan sebesar 50 bp menjadi 5,75%.

“Melandainya fase pengetatan The Fed membuat rupiah mengalami apresiasi, namun tingkat penguatan masih soft.Risiko tekanan terhadap rupiah masih cukup tinggi melihat potensi kenaikan FFR yang masih berlanjut dan rate differential suku bunga kebijakan domestik dan FFR sangat tipis,” tutur ekonom Bank Danamon, Irman Faiz, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *