15 Orang Tewas dalam Serangan Rusia di Apartemen Donetsk Ukraina

15 Orang Tewas dalam Serangan Rusia di Apartemen Donetsk Ukraina

Donetsk: Setidaknya 15 orang tewas dan puluhan lainnya dikhawatirkan terkubur reruntuhan bangunan usai serangan roket tipe Uragan yang diluncurkan pasukan Rusia menghantam sebuah blok apartemen lima lantai di Donetsk, menurut keterangan sejumlah pejabat Ukraina pada Minggu, 10 Juli 2022.
 
Ukraina juga melaporkan baku tembak dengan pasukan Rusia di wilayah timur dan selatan. Sementara pasukan Rusia mengeklaim telah menggempur beberapa hangat militer Ukraina yang menyimpan artileri buatan Amerika Serikat (AS) di dekat Kostyantynivka di Donetsk.
 
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan bahwa serangan terhadap apartemen lima lantai di wilayahnya terjadi pada Sabtu malam di kota Chasiv Yar. Otoritas setempat mencatat angka kematian dalam serangan tersebut mencapai 15 hingga Minggu malam, dengan 24 lainnya dikhawatirkan masih terperangkap di balik reruntuhan bangunan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Kami berlari ke arah ruangan bawah tanah. Ada tiga serangan, yang pertama mungkin menghantam area dapur,” kata seorang warga lokal bernama Ludmilla, yang berbicara di saat petugas mengevakuasi sebuah jenazah dari lokasi kejadian.
 
“Serangan kedua saya tidak begitu mengingatnya. Kami hanya fokus berlari ke ruang bawah tanah. Kami duduk di sana sepanjang malam hingga pagi ini,” lanjut dia, dikutip dari Irish Examiner.
 
Seorang penyintas lainnya bernama Venera mengaku sempat ingin menyelamatkan dua anak kucingnya saat serangan terjadi. “Saya terlempar ke arah kamar mandi. Situasinya benar-benar kacau. Semua orang berlumuran darah,” ungkapnya sembari menangis.
 
“Saat saya meninggalkan kamar mandi, ruangan apartemen sudah penuh dengan reruntuhan. Tiga lantai di atas roboh. Saya tidak menemukan anak kucing saya di sana,” sambungnya.
 
Kyrylenko menuliskan via Telegram bahwa petugas di Chasiv Yar telah menyingkirkan hampir 99 ton reruntuhan di lokasi terjadinya serangan. Operasi penyelamatan terus berlangsung hingga pukul 16.00 waktu setempat.
 
Andriy Yermak, kepala staf untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan di Telegram bahwa gempuran tersebut merupakan “serangan teroris lanjutan,” dan Rusia disebutnya perlu dinyatakan sebagai negara pendukung terorisme.
 
Baca:  Menlu Ukraina Desak Negara G20 Bertindak untuk Hentikan Perang Rusia
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *