Setahun Tak Terima Pemasukan, Ini Alasan Devy Bisa Bangkit Lagi

Setahun Tak Terima Pemasukan, Ini Alasan Devy Bisa Bangkit Lagi

Hujan deras baru saja reda. Sisa-sisa gerimis masih membasahi jalanan Ciputat. Para pengendara motor bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, sisanya berlindung dari udara dingin yang menusuk tulang. Di kedai Ayam Gecek Abah, sayup- sayup terdengar obrolan santai & gelak tawa yang berbuah kehangatan di siang yang sendu itu.  

Devy Kurniawati, sang pemilik bisnis sederhana ini, tampak mengolah ayam bakar sambil bertukar canda dengan dua orang pegawainya. Meskipun terletak di sebuah gang yang hanya muat dilewati satu mobil, hari itu Devy terlihat sibuk menata 250 kotak pesanan yang akan dikirim ke daerah Depok.

Setahun Tak Terima Pemasukan, Ini Alasan Devy Bisa Bangkit Lagi
download aplikasi bukuwarung

Awal Perjalanan Sebagai Pemilik Usaha

“Dulu saya justru memulai bisnis sendiri itu dari jualan baju online, Mbak” ucapnya kepada tim BukuWarung yang berkunjung.  “Laku banget lho, sampai punya toko gara-gara pembelinya pengen bisa dateng buat lihat-lihat bajunya. Tapi usaha itu kan modalnya uang keluarga, akhirnya saya berikan buat adik untuk dia yang kelola”

Devy bercerita bahwa Ia memang hobi memasak. Saat berjualan baju dulu, ada sebuah kedai ayam yang berlokasi di dekat tokonya. Setiap hari ramai pembeli dengan omzet belasan juta. Melihat itu, Ia berpikir mengapa tidak menjadikan hobinya menjadi bisnis yang menguntungkan?

Itulah cikal bakal lahirnya Ayam Gecek Abah di tahun 2015. 

Buat Toko Online Sendiri

Karena letaknya di dekat universitas, pemukiman, & perkantoran, mendapatkan pelanggan saat itu tidak sulit. Kedai Devy selalu ramai pelanggan terutama di jam makan siang. Awalnya menu yang disediakan adalah nasi ayam dengan 9 macam sambal, lalu seiring waktu menjadi semakin variatif dengan menu seafood, ayam bakar, nasi goreng, mi goreng, & lainnya. Karena banyaknya peminat, Devy sampai punya 4 orang karyawan & 1 orang sopir kala itu.

“Yah, terus ada pandemi kan…” ucap Devy sambil menerawang jauh. Ia berkisah bahwa dua tahun pertama pandemi merupakan momen terberat dalam hidupnya. Ia baru saja membayar puluhan juta rupiah untuk sewa saat pemerintah mengumumkan kebijakan lockdown. Gang tempat kedainya berdiri ditutup. Tidak boleh ada kendaraan lalu lalang, apalagi berjualan. Otomatis uang Devy melayang tanpa guna.

Jual Aset & Pulangkan Karyawan Demi Bertahan di Masa Terberat

atur keuangan usaha

“Bayangkan.. Satu tahun penuh tanpa penghasilan sama sekali!” ujar Devy. Keempat karyawannya terpaksa dipulangkan ke kampung halaman. Aset-asetnya banyak yang dijual demi menyambung hidup. Di tahun kedua pandemi, Devy dapat kembali membuka usahanya meski dengan perjuangan yang begitu keras karena Ia harus membayar uang sewa. Saat itupun kondisi belum sepenuhnya normal.Perkantoran memberlakukan pembatasan jumlah karyawan, universitas tidak aktif berkegiatan di kampus. 

Namun, Ia tetap teguh & tak serta merta menyerah. Saat ditanya alasannya, Devy menjawab tanpa ragu, “Saya tidak punya pilihan untuk nyerah.. Orang tua tahun lalu pensiun, persis saat pandemi. Saya jdi tulang punggung keluarga. Mau tidak mau harus berdiri lagi, bangkit lagi, mengusahakan lagi dengan apa yang ada biar bisa survive..

Keteguhan hati & kerja kerasnya membuahkan hasil. Perlahan-lahan omzet Ayam Gecek Abah kian membaik. Memang belum 100% seperti awal, namun Devy dapat kembali mempekerjakan karyawan. Pelanggan pun mulai berdatangan kembali, ditambah pesanan yang selalu ada hampir setiap hari. Apalagi kampus kembali beraktivitas, banyak mahasiswa yang mampir untuk menikmati makan siang.

atur keuangan usaha

Kedai Semakin Ramai, Devy pun Cari Cara Untuk Layani Pelanggan dengan Lebih Baik

“Adik-adik mahasiswa ini yang bikin saya akhirnya pakai QRIS BukuWarung. Mereka mau yang praktis, tinggal scan aja. Banyak pelanggan yang juga jarang bawa cash, atau saya ribet cari kembalian. Lebih gampang pakai QRIS. Bisa terima dari bank atau e-wallet apapun, uangnya langsung masuk di hari yang sama!”

Devy mengungkapkan bahwa sejak ada fitur QRIS, urusan pembayaran di kedainya jadi lebih mudah. Pelanggannya pun lebih senang karena telah tersedia metode bayar yang lebih praktis.

Fitur QRIS BukuWarung: Andalan Juragan Bisnis Untuk Terima Pembayaran Pelanggan dengan Lebih Praktis

Untuk Juragan yang menjalankan bisnis, kira-kira apa saja sih kesulitan yang sering dihadapi?

  • Pelanggan yang ingin membayar dari bank berbeda-beda?
  • Ribet cari kembalian saat ramai pembeli?
  • Sering tak punya waktu ke ATM untuk bayar tagihan?
  • Ada yang pernah mengalami kendala di atas?

Tenang! Sekarang ada solusi mudah untuk semua urusan bayar & tagih usaha: Fitur QRIS BukuWarung!

Saat ini, QRIS memang menjadi fitur primadona di antara pemilik usaha. Aktivitas tagih & bayar digital jadi lebih aman, cepat, & mudah. Juragan dapat terhindar dari penipuan uang palsu serta memberikan alternatif pembayaran yang praktis untuk pelanggan. 

Selain itu, dengan satu aplikasi BukuWarung saja, Juragan bisa atur berbagai urusan keuangan  usaha, lho!

✅ Catat pemasukan & pengeluaran usaha praktis dalam satu aplikasi

✅ Dapat laporan keuangan harian, mingguan, & bulanan otomatis

✅ Catat & pantau stok dengan mudah

✅ Pengajuan modal usaha mudah & aman

Ingin tahu lebih cara membuat QRIS BukuWarung untuk usaha Juragan seperti Devy & 7 juta pengguna BukuWarung lainnya? Download aplikasi BukuWarung di Playstore sekarang & klik di sini untuk membaca informasi lengkapnya disini.

Yuk, tonton kisah Juragan Devy selengkapnya di Youtube BukuWarung.

Artikel ini bersumber dari bukuwarung.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *