tribunwarta.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengungkapkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Durolis Riau Tahap 1 akan memenuhi kebutuhan air minum bagi 160 ribu jiwa.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan sumber air baku SPAM Regional Durolis diambil dari Sungai Rokan melalui Intake Air Baku berkapasitas 1.650 liter/detik yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
“IPA yang kita siapkan tahun 2017-2018 untuk tahap 1 kapasitasnya 400 liter/detik, masih bisa kita tambahkan 1.100 liter/detik lagi. Diharapkan dari 400 liter/detik itu pada tahun 2023 bisa tersambung 32.000 Sambungan Rumah (SR), saat ini baru tersambung 8.000 SR,” kata Diana dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Penyambungan 32.000 SR dengan kapasitas 400 liter/detik akan memenuhi kebutuhan air minum untuk 160.000 jiwa. Selanjutnya akan dilakukan penambahan kapasitas melalui pembangunan tahap II sebesar 400 liter/detik, tahap III sebesar 400 liter/detik, dan tahap IV sebesar 300 liter/detik.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan SPAM Regional Durolis (Dumai-Rokan Hilir-Bengkalis) di Rokan Hilir, Riau, Kamis (5/1/).
Diana berharap setelah peresmian ini, pengelolaan SPAM Regional Durolis dapat segera diserahterimakan kepada Pemprov Riau untuk dioperasikan melalui UPT SPAM Regional.
“Mohon nanti setelah diserahkan, Pemprov Riau dapat melakukan operasional dan pemeliharaan dengan sebaik-baiknya. Serta bisa juga menambah kapasitas dan sambungan rumahnya sesuai target rencana yang diharapkan,” ujar Diana.
SPAM Regional Durolis dibangun oleh Kementerian PUPR pada tahun 2017-2021 melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Direktorat Jenderal Cipta Karya. Lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA), reservoir, perpipaan Jaringan Distribusi Utama (JDU), offtake, dan Sambungan Rumah (SR).
Pembangunan SPAM ini menghabiskan anggaran Rp396,6 miliar dan memanfaatkan lahan seluas 5 hektar yang disediakan oleh Pemkab Rokan Hilir. Potensi kapasitasnya sebesar 1.500 liter/detik, yang saat ini baru termanfaatkan sebesar 400 liter/detik.