Founder adalah CEO? Ini Penjelasan Peran Keduanya

Founder adalah CEO? Ini Penjelasan Peran Keduanya

Jabatan semacam founder, CEO, atau direktur sebagai petinggi perusahaan kerap berseliweran di media sosial LinkedIn hingga Instagram. Semakin banyak orang yang melabeli dirinya dengan titel-titel itu. Namun, apakah penggunaan istilah tersebut sudah benar?


Mengenal apa itu Founder

Secara sederhana, founder adalah pihak yang mendirikan suatu organisasi atau bisnis. Founder dapat terdiri dari satu individu atau lebih. Jika lebih dari satu orang, pendiri perusahaan biasanya disebut sebagai co-founders. Meski mungkin meninggalkan perusahaan, nama seorang pendiri perusahaan tidak akan berubah.

Ketika melahirkan perusahaan di antara masyarakat, pendiri membangun ide awal serta visi dan misi perusahaan. Dari situ, dapat diketahui ke mana arah perusahaan ke depannya. Biasanya, pendiri perusahaan startup bisa disebut juga sebagai entrepreneur, yang sering didefinisikan sebagai perintis usaha dengan kemampuan untuk menerapkan berbagai ide inovatif.


Tugas Founder

Founder adalah 1

Proses mendirikan perusahaan melibatkan sejumlah aktivitas. Setiap tugas pendiri adalah untuk memastikan bahwa bisnis mampu berdiri, kemudian berjalan dengan baik. Bagaimanapun, masa awal merupakan saat berharga dalam membangun fondasi usaha. Yuk, simak tugas utama founder berikut ini!

1. Mencari pendanaan awal

Pendanaan merupakan modal penting dalam memulai usaha. Dana untuk menjalankan suatu bisnis dapat berasal dari beberapa jenis sumber. Sebagai perintis, pendiri perlu mempertimbangkan jumlah dana awal dan bagaimana cara mendapatkannya. Misalnya, Anda dapat mengajukan pinjaman kepada bank atau venture capital. Anda juga bisa memperoleh pendanaan dengan mengikuti inkubasi bisnis ataupun dari dana pribadi. 

Selain sumber pendanaan di atas, masih banyak lagi yang bisa menjadi sumber modal finansial untuk usaha Anda. Masing-masing jenis sumber pendanaan memiliki karakteristik untuk dipertimbangkan. Penting juga untuk mengetahui biaya sumber daya, seperti bahan baku, upah karyawan, dan keperluan lainnya.

Baca juga: Mudah! Ini 4 Cara Menghitung Modal Awal dalam Bisnis

2. Membuat business plan

Dalam hal ini, pendiri perusahaan menentukan business plan untuk diimplementasikan sebagai dasar strategi bisnis. Tujuan dari pembuatan dokumen ini adalah mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tujuan perusahaan, lengkap dengan cara-cara untuk mencapainya. Lantas, apa saja yang termasuk dalam business plan?

Informasi yang dibutuhkan dalam membentuk business plan mencakup hasil analisis pasar (market analysis) dan gambaran cita-cita bagi bisnis. Dari analisis pasar, dapat diketahui profil konsumen, tren industri, kompetitor, hingga mitra-mitra potensial untuk kerja sama.

Dari riset tersebut, dapat dibentuk business plan berupa strategi terstruktur. Rekomendasi poin-poin dalam business plan meliputi ide bisnis, nama bisnis, target pasar, harga, cara pemasaran, dan rencana pengembangan perusahaan di masa depan.

3. Merekrut karyawan

Setelah menentukan business plan, tugas founder adalah merekrut sumber daya manusia bagi bisnisnya. Founder perlu berhati-hati dalam merekrut karyawan karena karyawan memainkan peranan penting dalam perkembangan bisnis. Pertimbangkan posisi-posisi yang dibutuhkan demi keberlangsungan dan kemajuan perusahaan.

Dalam proses rekrutmen, perhatikan kualifikasi kandidat. Kualifikasi kandidat karyawan dapat dilihat dari screening riwayat hidup (CV), tes, dan wawancara. Tak kalah penting, turut disarankan untuk memeriksa referensi kandidat dalam menentukan orang terbaik untuk lowongan pekerjaan.

Baca juga: 5 Kesalahan dalam Merekrut Karyawan yang Sebaiknya Dihindari


Apa Bedanya Founder dengan CEO dan Owner?

Founder adalah 3

Ketika membahas founder, tak ayal istilah CEO dan owner turut dibicarakan. Meski berbeda, ketiga jabatan tersebut mungkin dipegang oleh orang yang sama, terutama jika perusahaan masih baru.

Sebagaimana telah didiskusikan sebelumnya, founder adalah pihak yang mendirikan suatu bisnis. Jika terdiri dari lebih dari satu individu, pendiri dapat disebut sebagai co-founders. Founder dapat memutuskan untuk meninggalkan perusahaan yang didirikannya, namun namanya akan selalu melekat sebagai pendiri perusahaan.

Sementara itu, CEO adalah jabatan eksekutif tertinggi dalam suatu bisnis. CEO mengepalai aktivitas sehari-hari, seperti delegasi tugas, berkomunikasi dengan direksi, juga investor. Tanggung jawab yang dipegang olehnya tentu tidak sedikit.

Sementara itu, owner dalam konteks bisnis berarti pihak yang memegang kepemilikan atas perusahaan. Kepemilikan dapat diperoleh dengan pemberian atau jual beli saham. Melalui kepemilikan tersebut, owner memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya terhadap pengambilan keputusan perusahaan.


Apakah Founder Harus Menjadi CEO?

Founder tidak harus menjadi CEO dari perusahaan yang didirikan olehnya. Lihat saja kedua co-founder Google, Larry Page dan Sergey Brin. Memulai Google saat masih sama-sama kuliah di Stanford University tahun 1998, sekarang Page dan Brin sudah sepenuhnya angkat kaki dari manajemen perusahaan tersebut. Saat ini, Sundar Pichai yang menjabat sebagai CEO dari Google dan induk perusahaannya, Alphabet, Inc.

Di sisi lain, founder juga bisa memilih untuk menjadi CEO. Salah satu contoh nyatanya adalah Mark Zuckerberg di Facebook. Bahkan, pria berusia 38 tahun ini merupakan satu-satunya founder perusahaan teknologi besar yang masih menjabat sebagai CEO. Zuckerberg memegang erat seluruh keputusan perusahaannya sejak 2004. 


Kini, Anda telah mengetahui bahwa founder adalah pihak yang mendirikan bisnis. Anda yang termasuk seorang founder pasti paham bahwa mengelola suatu bisnis tidaklah sederhana. Terdapat berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menjalankan usaha. Namun, tidak perlu khawatir, sebab layanan Moka POS memungkinkan pencatatan bisnis lebih mudah. 

Jika mempunyai toko offline dan berencana membuat website toko online, Anda bisa memakai GoStore agar lebih mudah dan praktis. Kehadiran GoStore dilengkapi dengan sejumlah fitur, di antaranya membuat toko otomatis terintegrasi dengan berbagai platform, seperti Facebook, Instagram, dan Google. Anda juga memiliki kendali penuh atas pelanggan, dan dapat mengakses segala fitur melalui satu dashboard. Segera buat toko online Anda!

 

Buat website ecommerce


Artikel ini bersumber dari blog.mokapos.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *