Travel  

Menelisik Jejak Para Wali 9 di Museum Sunan Drajat Lamongan

Menelisik Jejak Para Wali 9 di Museum Sunan Drajat Lamongan

tribunwarta.com – Lokasi: Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62264Map: Klik DisiniHTM: –Buka Tutup: 09.00–18.00 WIBTelepon: –

Untuk Anda yang sedang berada di Lamongan cobalah untuk kunjungi Museum Sunan Drajat. Alamat musem adalah di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan Regency, East Java.

Banyak hal yang dapat Anda pelajari di museum ini terutama mengenai syiar dan beberapa peninggalan benda bersejarah sunan Drajat.

Museum Sunan Drajat

Museum Sunan Drajat merupakan sebuah bangunan yang secara khusus dimanfaatkan untuk tempat penyimpanan beragam benda peninggalan dari Sunan Drajat.

Benda-benda bersejarah ini umumnya adalah yang dahulu pernah dipakai beliau ketika menyebarkan agama islam di nusantara.

Pertama kali berdiri adalah pada tahun 1991, akan tetapi dibuka untuk umum dan berfungsi sebagai perpustakaan mulai 30 Maret 1992.

Perpustakaan ini berdiri diatas lahan luasnya sekitar 4 ha dan hanya 1 latai saja. Hak milik dari tanah ini adalah pemerintah.

Anda akan belajar sejarah mengenai Sunan Drajat secara rinci dan mengamati langsung apa saja benda yang pernah digunakan beliau semasa hidupnya. Para pengunjung biasanya selain berwisata religi, mereka juga tidak lupa mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

Sejumlah koleksi peninggalan sunan antara lain kayu jati, kulit, logam, perunggu, lontar dan bambu, terakota, keramik, bedug, batu besi, baja kertas, kuningan, aluminium, kain, buku dan kertas.

Sedangkan fasilitas yang tersedia di museum ini lumayan memadai seperti lahan parkir yang luas dan kamar mandi. Anda juga akan dapati beebrapa rumah makan di area sekitar museum.

Koleksi Peninggalan

Berikut ini adalah daftar koleksi peninggalan benda bersejarah yang ada di Museum Sunan Drajat Lamongan:

1. Gamelan Singo Mengkok

Dahulu seperangkat gamelan ini adalah alat yang digunakan sunan menyebarkan syiar agama di daerah Paciran. Penabuhnya adalah para sahabatnya mengiringi lantunan tembang pangkur (panguri isi qur’an) yang diciptakan sendiri oleh Sunan Drajat.

Sedangkan gambar ukiran singo mengkok atau seeokor singa yang sedang duduk dengan posisi siap menerkam merupakan sebuah kesenian percampuran budaya hindu atau budha dengan islam.

Pada waktu itu, masyarakat menganut agam hindu, oleh karenanya Sunan Drajat membuat pendekatan syiar agama supaya mudah mereka terima. Oleh karena itu, gamelan ini dinamakan Singo Mengkok.

Arti dari lambang Singo Mengkok adalah kearifan, kelembutan, nafsu serta kesempurnaan manusia.

Berikut ini adalah lirik tembang pangkur ciptaan Sunan Drajat sekitar abad ke 16:

“…. Mitraningsun duratmoko, pirengno swara singo mengkok edi, ngakua mumpung durung disiksa Gusti Allah, mula balia mring mukmin kang mituhu, angudi isine al-Qur’an supaya kinasih Gusti ..dst”

Tembang pangkur ini disimpan di Museum Sunan Drajat.

2. Batik drajat

Batik Drajat merupaka serangkaian motif dan bentuk flora fauna yang memiliki arti hubungan secara fertikal dan horizontal.

Motif sulur bunga teratai atau lotus atau dinamakan juga dengan bunga tanjung, mempunyai arti keabadian, kesucian serta kebangkitan kembali didalam mitologi jawa atau budaya sebelum islam.

Motif atau lambang burung garuda memiliki makna penggambaran salah satu dari 8 sifat kepemimpinan dalam ekspresi budaya jawa. Sifat tersebut bernama Hasta Brata yang bijaksana karena lebih mementingkan negara daripada kepentingan sendiri.

Lambang binatang singa menurut dalam mitologi setempat berrati dipenuhi atau diberi ilham sifat kebijaksanaan sebagai penangkal watak dan sikap buruk.

Lmabang mahkota dan kubah masji merupakan wujud perlambang ari kekuasaan negara dan juga simbol tentang keesaan Tuhan.

Asal dari Batik Drajat ini adalah Bapak Sukandar di Desa Paterman Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan.

3. Daun Lontar

Daun Lontar dengan huruf jawabaru isinya adalah surat yusuf yang telah dibentuk ke tembang macapat.

Daun lontar ini diketemukan oleh Bp. Arso lokasinya Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, dan kini telah disimpan di museum Sunan Drajat.

Makam Sunan Drajat

Sedangkan letak makam juga berada di Desa Drajat, Paciran, Lamongan. Untuk yang ingin nyekar dan mendoakan beliau langsung saja ke kompleks pemakamannya.

Banyak sekali peziarah yang datang dari berbagai kota di Indonesia yang mengunjungi makam beliau. Peziarah ini biasanya adalah rombongan wisata religi yang sekligus mengunjungi ke 9 wali songo.

Berziarah ke makam akan menambahkan rasa takut kepada sang Pencipta karena tentu akan membuat ingat kepada kematian. Kematian adalah sesuatu hal yang pasti sehingga salah satu tujuan ziarah makam adalah tadzkirul maut (mengingat mati).

Namun, masih banyak orang yang menyalah gunakan makam para waliyullah untuk melakukan praktik kesyirikan seperti meminta penglaris, jodoh, kekayaan, dll yang sejatinya adalah hanya kepada Tuhan manusia meminta segala bentuk permintaan.

Setelah berziarah, para wisatawan tak lupa mencari tempat yang bagus untuk berselfie atau berfoto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *