tribunwarta.com – Lokasi: 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30267Map: Klik DisiniTelepon: 0852-7339-1108
Tempat wisata tidak selalu identik dengan alam. Bangunan dengan arsitektur menarik dan unik juga bisa menjadi tempat wisata.
Umumnya bangunan-bangunan yang menjadi tempat wisata berasal dari peninggalan orang zaman dulu. Jika mengarah ke Semarang maka ada Lawang Sewu, jika di Jakarta ada Kota Tua dan masih banyak lainnya.
Kali ini akan membahas mengenai bangunan yang menjadi tempat wisata. Namun bukan dari area di dalam kawasan pulau Jawa, melainkan di pulau tetangga, yaitu Sumatera, tepatnya di provinsi Sumatera Selatan.
Ibukota provinsi ini terkenal dengan makanan khasnya yaitu pempek. Nama ibukotanya adalah Palembang.
Tidak hanya terkenal dengan wisata kulinernya. Palembang juga memiliki sebuah bangunan ikonik. Bukan Jembatan Ampera, melainkan sebuah tempat ibadah umat islam atau lebih dikenal dengan masjid.
Ada keunikan tersendiri dari masjid yang akan dibahas di artikel ini. Nama masjid ini adalah Masjid Cheng Hoo. Berikut informasi mengenai tempat wisata religi di kota Palembang ini.
Sejarah Masjid
Dulu ada seorang laksamana dari Tiongkok yang bernama Laksamana Cheng Hooo. Beliau sering melakukan pelayaran mengelilingi dunia dan sudah empat kali berkunjung ke Palembang.
Laksamana Cheng Hoo adalah seorang kasim muslim. Beliau juga menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle yang berkuasa tahun 1403 hingga 1424.
Kaisar Yongle memiliki nama asli Ma He. Kaisar ini juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao. Asal kaisar ini dari Yunnan. Saat pasukan Ming berhasil menundukan Yunnan, Cheng Hoo ditangkap.
Awal inilah yang membuat Cheng Hoo dijadikan seorang kasim. Beliau berasal dari suku Hui, yakni suku yang secara fisik mirip dengan suku Han, tetapi beragam islam atau seorang muslim.
Sudah diketahui bersama jika penyebaran agama Islam di Nusantara dilakukan oleh pedagang Arab. Namun ternyata pedagang asal Tionghoa juga berperan dalam menyebarkan agama ini, khusus di daerah pesisir Palembang dan tidak terkecuali ada peran Laksamana Cheng Hoo disini.
Armada beliau terdiri dari 62 buah kapal dan tentara yang berjumlah 27.800 orang. Armada ini sudah pernah empat kali berlabuh di pelabuhan tua, Palembang. Tahun 1407, Kota Palembang merupakan daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
Dulu Sriwijaya meminta bantuan armada Tiongkok untuk menumpas perampok-perampok Tionghoa Hokian yang mengganggu ketentraman.
Kepala perampok ini bernama Chen Tsu Ji dan dia berhasil diringkus, kemudian dibawa ke Peking. Sejak peristiwa itu, Laksamana Cheng Hoo membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Kota Palembang. Jadi sejak zaman kerajaan Sriwijaya, Palembang memiliki orang-orang Tionghoa muslim.
Sebenarnya, Chen Tsu Ji merupakan mantan perwira angkatan laut yang berasal dari daerah Kanton. Ketika dinasti Ming berkuasa, dia melarikan diri dan pelarian ini berakhir di Palembang.
Kedatangannya di kota pempek ini membuat resah para pedagang, karena dia bersama ribuan pengikutnya membangun basis kekuasaan di sini.
Selama dia menguasai daerah sekitar muara Sungai Musi, perairan Sungsang dan Selat Bangka, anak buahnhha aktif merompak semua kapal yang melintasi wilayah perairan itu. Bahkan hingga saat ini daerah tersebut dikenal sebagai tempat bandit di Palembang.
Peringkusan Chen Tsu Ji dilakukan pada tahun 1407 oleh Laksamana Cheng Hoo dan memang tujuan armada beliau singgah di Palembang dengan tujuan untuk menumpas perompak tersebut.
Setelah berhasil meringkus komplotan perompak ini, beliau bolak-balik berlabuh di Palembang sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1413-1415, 1421-1422 dan 1431-1443.
Tujuan utama laksamana Cheng Hoo sebenarnya menyebarkan agama islam di Nusantara. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan tersebut beliau membuat sebuah masjid yang bernama masjid Cheng Hoo.
Awalnya, latar belakang berdirinya masjid ikonik di Palembang ini untuk menjaga hubungan baik antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat setempat.
Selain itu, masjid ini didirikan dengan tujuan untuk memperdalam ajaran agama Islam di sini dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas.
Punya Dua Menara
Masjid Cheng Hoo ini memiliki ukuran 20×20 meter. Masjid ini dibangun di atas tanah dengan luas 4.900 m2. Tanah itu dulunya merupakan tanah yang diberikan oleh Gubernur Sumatera Selatan saat itu. Gubernur ini bernama Syahrial Oesman. Masjid ini memiliki dua menara.
Masing-masingnya memiliki nama, yaiut Habluminallah dan Habluminannas. Bagian bawah menara ini ada tempat wudhu dengan ukuran 4×4 meter.
Masing-masing menara ini memiliki 5 tingkat. Maksud dari tingkatan ini melambangkan jumlah shalat wajib, yaitu sebanyak 5 kali dalam sehari. Menara ini memiliki tinggi 17 meter yang juga memiliki arti sendiri. Arti 17 ini adalah jumlah rakaat shalat wajib dalam sehari.
Bagian luarnya ada ornamen khas Palembang berupa tanduk kambing. Penggunaan ornamen ini bertujuan sebagai sebuah simbol adanya kedekatan antara kebudayaan Palembang dengan kebudayaan Tionghoa.
Arsitektur Multikultural
Masjid yang beralamat di Jalan Pangeran Ratu Perumahan TOP Atlit Depan Pasar Induk Jakabaring, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu, Palembang City, South Sumatra ini memiliki desain arsitektur khas Cina. Memang didominasi dengan arsitektur Cina, tetapi juga ada akulturasi dari Arab dan Palembang.
Menara-menara di masjid ini di cat dengan warna meniru klenteng-klenteng di Cina, yaitu merah dan hijau giok. Dari perpaduan beberapa kebudayaan di masjid ini membuatnya unik dan eksotis.
Bulan Agustus tahun 2008 adalah waktu dimana masjid ini mulai aktif digunakan dan saat ini sudah bisa ditemukan di peta online beserta gambar dan fotonya. Masjid ini terdiri dari dua lantai.
Lantai pertama digunakan untuk laki-laki dan lantai kedua untuk perempuan. Masjid ini sendiri mampu menampung jamaah hingga 600 orang. Di sekitar area masjid terdapat sebuah rumah kecil untuk imam, sebuah perpustakaan, ruang serbaguna dan kantor.
Fungsi Masjid
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Desain arsitektur yang unik dan eksotis dan kental dengan sejarah islam di Nusantara membuat masjid ini juga menjadi destinasi wisata sejarah di Palembang. Bahkan karena kedua hal ini dapat menarik pengunjung dari luar Indonesia.
Menurut data dari Kementrian Agama Republik Indonesia. Kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid Al Islam Muhammad Cheng Hooo Sriwijaya Palembang ini cukup banyak.
Adapun kegiatan keagamaan ini seperti pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf, menyelenggarakan sholat fardhu, sholat Jum’at, kegiatan hari besar islam, dakwah islam atau tabligh akbar, pengajian rutin, kegiatan pendidikan dan sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat.
Penginapan Terdekat
Jika masih ingin berlama-lama di masjid ikonik dari kota Palembang ini, tentu membutuhkan penginapan yang berlokasi dekat dengan masjid ini. Berikut ini adalah beberapa penginapan tersebut.
Hotel berbintang tiga ini terletak di Jalan Lingkaran 1 Dempo, Bukit Kecil, Palembang. Jarak hotel ini dengan masjid unik tersebut kurang lebih 4,8 km. Fasilitias hotel ini terbilang sangat lengkap. Harga per malam di hotel ini mulai dari Rp. 398. 400.
Hotel berbintang tiga ini berjarak 5,1 km dari masjid ikonik kota Palembang. Hotel ini memiliki tarif per malam cukup mahal, yaitu mulai dari Rp. 700.000. Alamatnya sendiri berada di Jalan Kolonel Atmo No. 16-17, Ilir Timur, Palembang.
Hotel berbintang dua ini berjarak 5,2 km dari Masjid Cheng Hoo. Alamat hotel ini berada di Jalan Dr. M. Isa No. 988, Ilir Timur, Palembang. Harga per malam di hotel ini mulai dari Rp. 351.000.
Jika mencari harga per malam terjangkau, penginapan ini bisa dijadikan pilihan. Harga per malam yang ditawarkan penginapan ini adalah Rp. 125.000 per malam. Jaraknya dengan Masjid Cheng Hoo sendiri 5,3 km. Alamat penginapan ini di Jalan Lingkaran 1 No. 23, Ilir Timur, Palembang.