Travel  

Kampung Jawi, Spot Kuliner Tradisional Berkonsep Tempo Dulu di Semarang

Kampung Jawi, Spot Kuliner Tradisional Berkonsep Tempo Dulu di Semarang

tribunwarta.com – Kampung Jawi di Semarang adalah desa wisata yang wajib anda kunjungi setiap saat, tidak harus hari libur. Nuansa alam pedesaan menjadi salah satu daya tariknya, pengunjung serasa dibawa ke zaman tempo dulu yang masih sangat sederhana dengan peralatan hidup tradisional. Konsep wisata seperti ini ternyata banyak diminati, bahkan dari luar Semarang.

Buktinya adalah setiap hari selalu padat pengunjung, terutama setelah petang hingga hampir tengah malam. Desa wisata di Semarang ini memang cukup unik, dan justru itulah yang menarik perhatian wisatawan. Di teknologi modern saat ini, mereka yang awalnya tidak mengenal destinasi wisata ini akhirnya dapat dengan mudah mendapatkan informasinya.

Tujuan awal Kampung Jawi bukan sebagai objek wisata, tetapi supaya warga setempat lebih menghargai budaya serta tradisi lokal. Namun karena keunikan nya, tidak sedikit wisatawan yang datang dan penasaran. Bahkan sebagian besar dari mereka kembali lagi suatu saat demi mendapatkan sensasi liburan yang berbeda.

Daya Tarik Wisata Kampung Jawi

Apa yang membuat pengunjung datang tentu tidak lepas dari daya tarik Kampung Jawi. Terlebih desa wisata ini pantas dikunjungi untuk semua kalangan, baik pasangan pemuda, dewasa, dan bahkan anak-anak. Berikut adalah daya tarik yang menyebabkan mereka berkunjung dan ingin kembali lagi!

1. Konsep Wisata Tempo Dulu

Jangan heran jika anda berkunjung ke sini, ternyata hampir tidak mendapati teknologi modern yang biasanya digunakan saat ini. Kampung yang digunakan sebagai objek wisata ini memiliki konsep tempo dulu. Tidak ada penerangan berupa lampu dengan aliran listrik, semuanya menggunakan lampu minyak.

Selain itu, sebagian besar penduduk lokal menggunakan pakaian adat, seperti kebaya bagi perempuan dan belangkon bagi laki-laki. Kampung Jawi memang menonjolkan sisi budaya dan tradisi zaman dulu dengan tata kelola yang sangat baik. Temanya mengambil sisi kehidupan di pedesaan, yang mana memiliki nuansa asri dan sejuk.

2. Wisata Kuliner Nikmat

Daya tarik utama Kampung Jawi memang terletak pada wisata kuliner nya, dimana banyak sekali warung yang menyediakan berbagai menu makanan nikmat. Menariknya, wisatawan tidak akan menjumpai bangunan seperti restoran atau rumah makan. Warung di sini dalam bentuk angkringan yang dibuat mirip seperti gubuk.

Di malam hari, suasana remang nan romantis sangat terasa dengan lampu minyak yang menerangi. Selain itu, ada juga penerangan berupa obor sehingga menjanjikan suasana benar-benar tempo dulu. Dalam hal harga tidak perlu dikhawatirkan, karena dijamin tidak menguras kantong seperti halnya makan di restoran.

3. Pembayaran Menggunakan Uang Kepeng

Daya tarik Kampung Jawi berikutnya dari sistem pembayaran sebagai alat transaksinya. Tidak ada uang kertas di sini, begitu juga dengan uang logam. Pembayaran akan dianggap sah jika pengunjung menggunakan uang kepeng. Uang ini terbuat dari kayu dengan bentuk khusus yang bisa didapatkan dengan menukarnya di petugas.

Untuk satu uang kepeng dihargai sebesar 3.000 rupiah, wisatawan bebas menukar uangnya tanpa batas. Selain menjadikan desa wisata ini lebih unik, adanya sistem pembayaran uang ini dianggap lebih praktis. Contohnya jika harga makanan sebesar 6.000 rupiah, maka pengunjung hanya perlu mengeluarkan dua uang kepeng.

4. Dilengkapi Pagelaran Seni

Nuansa perkampungan tradisional Kampung Jawi dan adanya alat pembayaran unik ternyata dirasa kurang oleh pengelola. Untuk memberikan kesan semakin tempo dulu, pengunjung dapat menikmati pagelaran seni dan budaya. Terdapat bangunan sederhana yang digunakan untuk pertunjukan ini, baik berupa musik maupun tarian.

Selain itu, ada juga wayang dan ketoprak yang siap menghibur wisatawan. Pertunjukan seni ini biasanya dimulai malam hari, dimana merupakan waktu ramai pengunjung. Sambil menikmati hidangan yang sebagian besar dari makanan tradisional, wisatawan pun mendapatkan hiburan yang asyik dan menarik.

5. Menjuarai Kampung Tematik

Dengan konsep desa wisata yang mengusung tema zaman dulu, ternyata Kampung Jawi berhasil mendapatkan predikat Kampung Tematik terbaik. Hal ini tidak lepas dari adanya makanan tradisional yang disajikan untuk penilaian. Tentunya tidak lupa kesenian tradisional yang menghibur wisatawan.

Ciri khas dari desa wisata di Semarang ini memang terletak pada wisata kuliner nya. Pengunjung yang datang pun sebagian besar ingin menikmati ragam makanan tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Sebagian lagi ingin menikmati nuansa yang berbeda, ada juga yang penasaran dengan konsep uniknya.

Alamat dan Rute Perjalanan Menuju Lokasi

Apabila penasaran dan ingin mengunjungi Kampung Jawi, silahkan datang ke Jalan Kalialang Lama, Sukorejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Meskipun mengusung konsep tradisional, namun untuk lokasinya sendiri cukup strategis. Hanya saja untuk akses jalannya kurang baik karena ada banyak perkampungan yang dilewati.

Jarak dari kota Semarang hanya 11 kilometer, tidak lebih 25 menit waktu yang dibutuhkan. Rute jalan sebenarnya mudah, namun banyak kelokan sehingga mungkin sulit menemukannya. Pengunjung yang datang dari pusat kota diharapkan melewati Jalan Dr. Wahidin, kemudian meneruskan ke Jalan Papandayan.

Terus ikuti sepanjang jalan ini hingga tiba di Jalan Menoreh Raya. Lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Dewi Sartika Barat, lalu ke Jalan Kalialang Lama. Dari sini mungkin masih banyak yang bingung, tetapi ada banyak papan petunjuk yang tersedia. Jika perlu, silahkan bertanya pada warga sekitar mengenai lokasi pastinya.

Harga Tiket Masuk Kampung Jawi

Banyak objek wisata berupa sebuah desa yang dapat ditemukan, hampir semuanya tidak membutuhkan tiket masuk. Demikian juga dengan Kampung Jawi Semarang, anda bebas masuk kapan saja asalkan masih dalam jam operasional. Biaya wajib yang dibutuhkan di sini hanya untuk parkir kendaraan, yakni untuk motor 3.000 dan mobil 5.000 rupiah.

Sedangkan untuk biaya lain tidak wajib, seperti menikmati wisata kuliner yang di banderol sesuai dengan jenis makanannya. Oleh sebab alat transaksinya berupa uang kepeng, jangan lupa menukarkan dulu kepada petugas. Desa wisata ini dibuka setiap hari, Senin sampai Jumat mulai 18.00 – 23.00, sedangkan Sabtu dan Minggu pukul 16.00 – 00.00 WIB.

Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan

Sekilas dari penjelasan diatas, mungkin anda sudah dapat membayangkan bagaimana kondisi Kampung Jawi. Dalam hal aktivitas juga demikian, kemungkinan sudah banyak yang mendapatkan ide apa saja kegiatan yang dimaksud.

1. Berburu Kuliner Murah

Banyak menu makanan yang disediakan di sini, baik berupa makanan ringan maupun makanan berat. Hampir semuanya nikmat, tentunya sesuai selera masing-masing yang menilai. Dengan banyaknya menu makanan yang tersedia, tidak heran jika banyak wisatawan yang berburu kuliner di desa wisata ini.

Sebagian besar mereka bertujuan untuk aktivitas ini, baik dari kalangan keluarga maupun pemuda dan pemudi. Alat tukar yang unik menambah kesan seolah berada di masa lalu, dimana nenek moyang kita hidup pada waktu itu. Meskipun selalu ramai dikunjungi, namun untuk harga setiap makanan di Kampung Jawi tidaklah mahal.

Beberapa menu andalan yang disediakan yaitu pecel, pastinya banyak yang familiar dengan jenis makanan ini. Selain itu, ada juga nasi koyor yang menjadi salah satu makanan khas Semarang. Untuk minumannya juga bervariasi, antara minuman dingin dan menghangatkan. Jika ingin mendapatkan sensasi hangat di tubuh, Wedang Uwuh tersedia di sini.

2. Melihat Pagelaran Seni

Menikmati makanan lezat sambil mendapatkan hiburan berupa seni tradisional sepertinya jauh lebih menarik. Seni musik menggunakan alat tradisional mejadi salah satu andalan di Kampung Jawi. Musik seperti ini memang tidak terlalu membosankan daripada musik modern yang sering kita dengan saat ini.

Alunan lagu dari gong, kendang, dan bahkan kecapi menjadikan suasana semakin nyaman dan melalaikan. Mungkin anda beranggapan bahwa sayang sekali desa wisata ini harus ditutup tengah malam. Padahal jika dibuka selama 24 jam pun kemungkinan besar masih banyak pengunjung yang datang.

3. Belajar Seni Tradisional

Bukan hanya melihat pementasan seni, anda pun dapat belajar bagaimana menghasilkan alunan nada yang indah dari alat musik tradisional. Kampung Jawi mempersilahkan wisatawan yang ingin belajar seni tradisional, khususnya untuk seni musik. Namun tentunya tidak di malam hari, melainkan di siang hari dan di tempat khusus.

4. Menginap di Sekitar Lokasi

Desa wisata ini tidak hanya dikunjungi oleh warga sekitar, banyak juga yang datang dari luar kota. Maka dari itu, pengelola menyediakan tempat penginapan khusus yang juga memiliki konsep tradisional. Penginapan ini terletak di tepi kali atau danau buatan dengan penerangan redup seperti halnya ketika berwisata kuliner.

Fasilitas Wisata di Kampung Jawi

Kampung Jawi hanya memiliki konsep tempo dulu sebagai tema wisatanya. Dalam hal fasilitas pastinya sudah memadai dan layak digunakan. Ada toilet yang dapat digunakan untuk keperluan air, kondisinya bagus dan terawat. Wisatawan juga mendapatkan fasilitas berupa tempat parkir dan mushola bagi yang Muslim.

Objek wisata berupa desa ini memang terlihat sederhana dari segala bangunannya. Faktanya, justru hal itulah yang menjadi keunikan nya dan membuat wisatawan datang berkunjung. Hanya saran saja, mengunjungi Kampung Jawi Semarang lebih baik di malam hari karena menu makanannya lebih lengkap dan biasanya pagelaran seni dimulai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *