tribunwarta.com – Lokasi: Jl. KH. Muhasan II, Meruyung, Limo, Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia 16515Map: Klik DisiniBuka Tutup: Pukul 07.00 – 22.00Telepon: 0812-1960-5001
Wisata alam yang ada di Indonesia memang banyak jumlahnya. Jika Anda sedang berada di Kota Depok Anda bisa datang ke salah satu wisata alam yaitu Kampung 99 Pepohonan.
Nama kampung ini memang cukup unik dan mungkin akan membuat banyak orang bertanya tentang jumlah pohon yang ditanam di sana. Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan tempat tersebut.
Rute Menuju Lokasi
Alamat lengkap dari obyek wisata ini yaitu berada di Jl. KH. Muhasan II, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok 16515. Lokasinya berada di seberang Mesjid Kubah Emas Dian Al Mahri.
Dari tol Fatmawati, tempat ini berjarak kurang lebih 14 km. Untuk rute yang dilalui bisa Anda lihat melalui peta yang telah disediakan di atas.
Sejarah Singkat
Perlu Anda ketahui bahwa Kampung 99 Pepohonan ini merupakan tempat hunian sekaligus wisata bagi keluarga yang dibangun dengan konsep menyatu dengan alam.
Pada puluhan tahun yang lalu ada seseorang yang tinggal di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan yaitu Eddy Djamaluddin Suaidy atau akrab dipanggil Abi.
Saat itu beliau sedang mencuci mobilnya yang berwarna putih pada malam hari. Beliau merasa saat melihat kap mobil putihnya menjadi hitam penuh debu.
Selain berwarna hitam, kap mobilnya juga menjadi berminyak pada keesokan harinya. Beliau kemudian berpikir bahwa itulah udara yang dihirup setiap hari olehnya, keluarga dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Setelah itu, beliau pun bertekad untuk mencari sebuah tempat untuk menuangkan konsep sehat. Kemudian prinsip ini dikembangkan menjadi budaya yang diterapkan dalam satu kawasan hunian yang disebut Kampung 99 Pepohonan.
Abi dan keluarga lalu membeli tanah seluas 500 meter persegi pada tahun 1989. Lokasinya berada di pinggir sungai irigasi di kawasan Meruyung, Limo, Depok di mana dulunya digunakan sebagai pembuangan sampah masyarakat setempat selama bertahun-tahun.
Ada satu hal yang juga menarik perhatian Abi yaitu adanya 5 pohon Rengas besar di lahan tersebut yang berusia puluhan tahun. Suasana di sana pun menjadi teduh dan rindang. Pohon tersebut masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik.
Lokasi tersebutlah yang menjadi tempat Abi mengawali budaya kebersamaan dan kekeluargaan. Awalnya dimulai dengan kegiatan pengerukan sampah, penimbunan kakus cemplung menjadi tanah padat, penanaman pohon di atas lahan dan pinggir sungai.
Kemudian dilanjutkan dengan membuat turap pinggir sungai supaya tidak erosi. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong.
Di atas tanah tersebut kemudian dibangun rumah kayu bergaya Tomohon pada tahun 1998. Lalu setahun setelahnya, Abi beserta tiga kepala keluarga yang berniat untuk tinggal bersama menjual beberapa koleksi motor gede antiknya.
Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membebaskan areal lahan kritis di sepanjang pinggiran sungai Pesanggrahan. Areal tersebut selama ini areal dimanfaatkan sebagai daerah pertanian.
Namun sayangnya areal tersebut sudah terkontaminasi pestisida seluas 1.5 Ha. Oleh karena itu, Abi beserta keluarga secara bersama-sama berusaha untuk mengembalikan keseburan tanah di areal ini.
Banjir Besar
Banjir besar di Jakarta yang terjadi pada tahun 2005 menyebabkan erosi di mana lahan kritis tersebut pun menjadi semakin memprihatinkan. Kemudian areal lahan kritis ini ditanami pohon-pohon.
Pohon yang ditanam di sana antara lain ada pohon jati putih, jati, beringin, rengas, bintaro, damar, mahoni, kayu manis, kayu putih, kopo, trembesi, sonokeling, ketapang, kirai, karet, maja, eboni, rotan, nyamplung, puspa, putat, rembang serta beragam pohon keras lainnya.
Setelah beberapa tahun, tanaman tersebut dapat tumbuh dnegan baik dan areal tersebut menjadi sejuk dengan suhu sekitar 28-30 derajar celcius. Selain itu lahan pun menjadi subur normal kembali sehingga dapat ditanami lagi, tidak banjir dan longsor.
Harga Tiket Masuk
Bagi para pengunjung yang ingin masuk ke Kampung 99 Pepohonan ini tidak dikenakan biaya atau tidak ada htm. Akan tetapi jika ingin berkeliling melihat-lihat atau trekking harus ditemani oleh pemandu agar keamanan lingkungan rumah-rumah tetap terjaga.
Di sini disediakan berbagai fasilitas yang bisa Anda gunakan. Sedangkan jika Anda ingin melakukan kegiatan di sini Anda perlu mengeluarkan biaya minimal harga 1 pohon yaitu Rp.25.000,-/orang/kegiatan
Kemudian harga untuk paket outbound yaitu sekitar Rp 125.000,00 per orang (tahun 2013) dan harus memenuhi syarat. Syarat yang harus dipenuhi ini adalah peserta yang datang harus rombogan yaitu minimal 20 sampai dengan 30 orang.
Untuk paket outbound anak-anak ini terdiri dari empat kegiatan pilihan, snack, lunch, base camp, guide, fasilitator dan goody bag bagi kegiatan tertentu.
Penginapan
Apabila Anda ingin menginap di rumah kayu Kampung 99 Pepohonan, Anda perlu membayar sesuai dengan rumah kayu yang dipilih. Harganya ini ada yang senilai 100 pohon, 80 pohon dan lain sebagainya.
Kegiatan dan penginapan yang ada di sini memang ditentukan dengan harga 1 pohon yaitu senilai Rp 25.000,00 per pohon. Hal ini dikarenakan mereka memang melakukan penanaman pohon baru setiap hari.
Pendapatan utama dari Kampung 99 Pepohonan memang tidak mengandalkan dari kegiatan wisata. Pendapatannnya ini diambil dari hasil usaha pertanian, peternakan dan perikanan milik mereka yang diikerjakan bersama oleh semua anggota keluarga disana.
Kawasan Kampung 99 Pepohonan ini boleh dikunjungi untuk umum. Alasannya adalah karena mereka ingin berbagi ilmu dan sebagai sarana edukasi lingkungan khususnya bagi anak-anak.