tribunwarta.com –
Lokasi: Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571Map: Klik DisiniHTM: Wisatawan Domestik Rp.40.000, Wisman US$25Jam Buka: 06.00 – 17.00 WIBTelepon: 0293 788266
Terletak di Jogja
Sebagai salah satu candi terindah di Asia Tenggara, Candi Prambanan menjadi pusat perhatian para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Keindahan dari candi ini bisa dilihat dari arsitektur bangunannya yang berbentuk ramping dan menjulang tinggi dengan candi utama bernama Candi Siwa yang memiliki ketinggian 47 meter dan menjulang tepat di tengah kompleks candi.
Candi yang juga memiliki nama Candi Roro Jonggrang ini juga didaulat sebagai candi Hindu terbesar se-Asia Tenggara selain Angkor Wat yang ada di Kamboja. Besarnya Candi Prambanan tersebut, disebabkan karena Prambanan merupakan kompleks candi yang jumlah keseluruhan sebanyak 240 candi.
Namun karena sebagian besar dari candi-candi tersebut dalam keadaan tidak utuh dan untuk dapat dipugar minimal harus ada 75% batu candi yang asli, membuat candi yang ada di kompleks Candi Prambanan yang ada saat ini hanya tersisa 18 candi.
Beberapa candi yang ada di kompleks Candi Prambanan tersebut diantaranya adalah 3 Candi Trimurti, 3 Candi Wahana, 2 Candi Apit, 4 Candi Kelir, 4 Candi Patok dan 224 Candi Perwara. Selain itu masih ada bangunan candi yang lokasinya berdekatan dengan kompleks candi Prambanan dan masih ada kaitan sejarah dengan candi ini yaitu Candi Lumbung, Candi Sewu dan Candi Bubrah.
Dengan segala keindahan dan kebesarannya, serta pentingnya arti Candi Prambanan dalam perkembangan peradaban manusia, membuat PBB melalui UNESCO pada tahun 1991 menetapkan Prambanan sebagai salah satu situs warisan dunia.
Gambaran singkat tentang Candi Prambanan tersebut, sudah lebih dari cukup untuk menegaskan betapa pentingnya Prambanan bagi dunia pariwisata Indonesia utamanya pariwisata di DIY dan Jawa Tengah. Itu sebabnya sejak tahun 1992 pemerintah secara khusus menyerahkan pengelolaan sekaligus perawatan candi ini kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Lewat penanganan yang dilakukan secara profesional, selain keberadaan candi yang usianya sudah berabad-abad tersebut dapat lebih terjaga, daya tarik Prambanan sebagai objek wisata juga dapat lebih ditingkatkan. Salah satu diantaranya dengan memaksimalkan penyajian pentas Sendratari Ramayana yang rutin digelar sejak tahun 1960 sampai sekarang.
Sendratari yang digelar di panggung terbuka Trimurti yang berada di seberang candi, tepatnya di sebelah Barat Sungai Opak, jika dulu hanya digelar sebulan sekali setiap malam bulan purnama, saat ini pagelaran dilangsungkan seminggu 3 kali setiah hari Selasa, Kamis dan jumat jam 19.30 – 21.30 WIB.
Pagelaran sendratari tersebut juga tidak lagi hanya mengandalkan keindahan Prambanan sebagai latar belakang pentas, tapi sudah dilengkapi dengan tata lampu dan pencahayaan yang memukau. Selain itu pihak pengelola juga telah menyiapkan panggung tertutup untuk mengantisipasi turunnya hujan, sehingga meski pada musim hujan sekalipun, pentas Sendratari Ramayana dapat tetap rutin digelar.
Diambilnya lakon Ramayana dalam pentas sendratari tersebut, mengacu pada relief yang terukir di dinding bagian dalam candi, dimana relief-relief tersebut menceritakan kisah tentang Rama dan Shinta sebagaimana yang tertuang dalam kitab Ramayana.
Sama halnya dengan Candi Borobudur yang menjadi pusat peringatan Hari Raya Waisyak bagi pemeluk agama Buddha, Candi Prambanan setiap tahunnya juga menjadi tempat untuk menggelar upacara suci pada peringatan Nyepi, Galungan serta Tawur Kesanga bagi pemeluk agama Hindu. Sehingga peran Candi Prambanan cukup kompleks dan tidak hanya sekedar sebagai objek pariwisata.
Mitos Candi
Meski saat ini lebih dikenal dengan nama Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang, nama sebenarnya dari candi ini adalah Candi Siwagrha. Hal tersebut dapat diketahui dari Prasasti Siwagrha yang berangka tahun 856 Masehi. Siwagrha dalam bahasa Sansekerta memiliki arti “Rumah Siwa”, karena Prambanan memang dibangun untuk memuja Trimurti atau tiga dewa utama dalam agama Hindu, yaitu Brahma, Wishnu dan Siwa, dengan sesembahan utama di candi ini adalah Dewa Siwa yang merupakan Dewa Pemusnah.
Nama Candi Roro Jonggrang melekat pada candi ini disebabkan karena adanya cerita berbau mitos yang dituturkan dari mulut ke mulut oleh masyarakat setempat sejak dahulu kala yang bercerita tentang Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.
Dalam kisah tersebut diceritakan, dahulu ada dua kerajaan yang letaknya berdekatan, yaitu Kerajaan Prambanan dan Kerajaan Pengging. Kerajaan Prambanan dipimpin oleh seorang raja berwujud raksasa bernama Prabu Baka yang memiliki putri cantik bernama Roro Jonggrang.
Pada suatu ketika Kerajaan Pengging dibawah pimpinan Bandung Bondowoso menyerang Kerajaan Prambanan. Dalam penyerangan tersebut Prambanan berhasil ditaklukkan dan Prabu Baka terbunuh. Melihat putri Prabu Baka yang cantik, Bandung Bondowoso tertarik untuk memperistrinya.
Karena tidak ingin diperistri seseorang yang telah membunuh ayahnya, namun juga tidak kuasa untuk menolak, maka Roro Jonggrangpun menyampaikan persyaratan kepada Bandung Bondowoso, yaitu: dia bersedia dinikahi apabila Bandung Bondowoso dapat membuatkan candi untuknya sebagai emas kawin sebanyak 1000 candi dan harus selesai dalam waktu satu malam.
Merasa memiliki kesaktian lebih dan dapat memerintah mahluk halus, persyaratan itupun diterima oleh Bandung Bondowoso. Akhirnya, diapun mengerahkan makhluk halus untuk membuat candi yang akan dijadikan sebagai emas kawin.
Karena dikerjakan oleh makhluk halus, dalam waktu hampir semalam, sebanyak 999 candi berhasil diselesaikan. Menyadari sisa candi yang harus dibangun tinggal satu, Roro Jonggrangpun memerintah para wanita yang ada di Prambanan untuk membunyikan lesung yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Begitu lesung dibunyikan, ayam-ayam jago mengira hari sudah pagi, sehingga merekapun berkokok.
Mendengar ayam berkokok, makhluk-makhluk halus ketakutan karena mengira fajar telah menjelang, sehingga merekapun kabur meninggalkan satu buah candi yang masih belum terselesaikan. Karena candi yang dibuat belum genap 1000 candi, maka Bandung Bondowosopun kalah dalam bertaruh dan terpaksa harus membatalkan keinginannya untuk dapat menikahi Roro Jonggrang.
Merasa ditipu, Bandung Bondowoso marah dan mengutuk Roro Jonggrang, sehingga putri Prabu Baka inipun berubah menjadi arca. Dia juga mengutuk gadis-gadis desa Prambanan menjadi perawan tua dan tidak ada satu laki-lakipun yang mau memperistri mereka.
Kisah tentang Bandung Bondowoso yang membuat Candi Prambanan hanya dalam waktu semalam, tentu saja hanya cerita pelipur lara yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena sosok yang pertama kali menggagas berdirinya Candi Prambanan adalah Rakai Pikatan dengan tujuan untuk menyaingi Candi Candi Borobudur dan Candi Sewu yang letaknya tidak terlalu jauh.
Dalam Prasasti Siwagrha disebutkan bahwa untuk membangun Candi Prambanan dilakukan perubahan tata air dengan memindahkan aliran Sungai Opak yang ada di dekat lokasi candi. Sungai yang awalnya mengalir ke arah Timur dirubah sehingga mengalir dari Utara ke Selatan.
Waktu untuk membangun Candi Prambanan juga bukan semalam, tapi butuh ratusan tahun, karena setelah masa kepemimpinan Rakai Pikatan diganti oleh raja-raja Medang Mataram yang lain, seperti Raja Tulodong dan Raja Daksa, kompleks Candi Prambanan terus menerus disempurnakan dan diperluas dengan membangun candi-candi tambahan di kawasan sekitar candi utama.
Pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram, Candi Prambanan dijadikan sebagai tempat untuk menggelar upacara-upacara penting kerajaan. Selain itu bagian luar pelataran candi dijadikan tempat berkumpul dan dihuni oleh ratusan pendeta brahmana beserta murid-muridnya untuk mempelajari kitab Weda.
Sekitar tahun 930-an, Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan ke Jawa Timur dan mendirikan Wangsa Isyana. Perpindahan ibukota kerajaan tersebut disebabkan karena letusan dahsyat Gunung Merapi yang lokasinya sekitar 20 km dari Prambanan.
Setelah ibukota kerajaan dipindahkan ke Jawa Timur, Candi Prambanan pun tidak terawat dan ditelantarkan. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan terjadinya gempa bumi yang hebat sekitar abad XVI. Akibat dari bencana alam tersebut, bangunan candi akhirnya rusak, roboh dan tertimbun tanah serta abu vulkanik.
Sejarah Singkat
Setelah lama terbengkalai dan yang terlihat hanya puing-puingnya saja, Candi Prambanan akhirnya diketemukan oleh warga Belanda bernama CA Lons pada tahun 1733. Disaat Jawa dikuasai Britania Raya, Sir Thomas Stanford Raffles yang memiliki perhatian lebih terhadap dunia arkeologi, menyuruh bawahannya, Colin Mackenzie untuk mencari informasi lebih mendalam tentang Prambanan, meski akhirnya selama berpuluh-puluh tahun lamanya candi ini tetap ditelantarkan.
Upaya penggalian candi mulai dilakukan sejak tahun 1880an, namun lebih bersifat penjarahan terhadap arca dan batu-batu candi. Pembongkaran secara besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1855 oleh Jan Willem Ijzerman, hanya saja batu-batu candi yang didapat dari pembongkaran tersebut digeletakkan begitu saja dan ditumpuk di sepanjang Sungai Opak.
Relief dan arca hasil penggalian tersebut dijadikan hiasan taman oleh warga Belanda, sedang batu candi digunakan untuk pondasi dan bahan bangunan oleh warga pribumi.
Pemugaran terhadap Candi Prambanan baru dilakukan pada tahun 1918, dan pemugaran secara serius mulai dilakukan sekitar tahun 1930-an. Mereka yang memiliki peran terhadap pemugaran Prambanan diantaranya adalah Theodore Van Erp pada tahun 1902 – 1903, Oudheidkundige Dienst (Jawatan Purbakala) dibawah pimpinan P.J. Perquin, pada tahun 1918 – 1926, De Han tahun 1926 – 1930 dan Ir.V.R. Van Romondt pada tahun1930 – 1942.
Pemugaran tersebut terus dilakukan disepanjang waktu, bahkan sampai dengan saat ini pemugaran masih tetap berlangsung, karena kondisi candi yang ada sekarang memang masih belum mencerminkan kondisi candi yang sebenarnya, dalam arti masih banyak bagian-bagian candi yang ada di kompleks Candi Prambanan belum menemukan pasangannya untuk dilakukan pemugaran.
Namun demikian untuk candi utama yakni Candi Siwa, pemugarannya telah rampung total pada tahun 1953, sebelum akhirnya ditetapkan oleh UNESCO sebagai world heritage pada tahun 1991.
Rute Menuju Lokasi
Jika dilihat melalui google map, secara administratif Candi Prambanan menjadi bagian dari 2 provinsi, karena kompleks candi ini membentang di 2 kabupaten, tepatnya di Desa Prambanan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabuparen Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Untuk menuju ke lokasi Candi Prambanan tidaklah sulit, karena jarak dari kota Jogja hanya sekitar 17 km dan lokasi candi berada sekitar 100 meter dari Jalan Raya yang menghubungkan Jogja dengan Solo.
Cara yang dapat ditempuh untuk menuju ke lokasi wisata, jika menggunakan angkutan umum dari Jogja bisa menggunakan bus transjogja dengan jalur 1A dan 2A serta turun di halte Prambanan. Setelah itu tinggal naik becak atau berjalan kaki untuk dapat sampai ke kompleks candi.
Sedang untuk yang naik angkutan umum dari Solo maupun Klaten dapat menggunakan bus yang menuju kota Yogyakarta dan minta kepada kondektur untuk diturunkan di Terminal Prambanan.
Bagi wisatawan yang menggunakan sarana transportasi udara, setelah turun di Bandara Adi Sucipto, dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi menuju ke arah Timur meninggalkan pusat Kota Jogja dan hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di tempat tujuan.
Untuk yang memakai kendaraan pribadi, baik yang datang dari arah Barat, Utara maupun Selatan Jogja tinggal mengambil jalan ringroad menuju ke Timur Jogja, dan setelah bertemu dengan Jalan Solo tinggal membawa kendaraan berjalan lurus menuju ke arah Timur untuk dapat sampai ke kompleks Candi Borobudur.
Aktifitas Menarik
Sebagai objek wisata sejarah, pesona utama yang disuguhkan Candi Prambanan sudah barang tentu bukti-bukti kejayaan masa lalu yang tertuang dalam bangunan candi dalam bentuk relief, ornamen unik, arca dan peninggalan sejarah yang lain di lokasi candi.
Untuk dapat menikmati peninggalan sejarah yang terekam dalam bangunan candi secara detail dan terstruktur/berurutan, pengunjung harus melakukan aktifitas yang bernama Pradaksina, yaitu mengelilingi bangunan candi secara total mulai dari tingkat paling dasar hingga puncak candi, dan cara untuk mengelilingi bangunan suci ini dilakukan searah jarum jam.
Lewat Pradaksina itulah pengunjung akan dapat menikmati dan mempelajari 2 epos Hindu yang legendaris yaitu Krishnayana dan Ramayana yang tertuang dalam relief-relief yang terpahat di dinding candi. Pengunjung akan dapat melihat ukiran pada dinding sosok Shinta ketika diculik oleh Rahwana, kemudian datang Hanuman, panglima dari bangsa kera yang datang membantu Rama untuk mencari dan menyelamatkan Shinta.
Di dalam lokasi candi pula pengunjung dapat menyaksikan galeri alam yang tersaji dalam bentuk ornamen-ornamen unik serta arca dengan berbagai bentuk, mulai dari arca yang menggambarkan Dewa-Dewa dalam agama Hindu, bidadari kahyangan, resi brahmana, pohon hayat Kalpataru, burung berkepala manusia, dan pasangan berbagai jenis hewan seperti kijang, burung, monyet, gajah, kuda, domba, serta yang lain.
Selain menelusuri jejak sejarah lewat berbagai macam peninggalan masa lalu yang berada di kompleks candi, pengunjung juga dapat menikmati panorama alam di sekeliling candi yang terlihat sangat istimewah pada sore hari.
Karena saat berangkat ke peraduan, matahari akan membiaskan cahayanya yang kemerahan di langit, dan cahaya yang jatuh di kompleks candi, berpadu cantik dengan bangunan yang ada di lokasi sehingga menciptakan lanskap menawan saat dituangkan dalam bentuk gambar foto.
Sedang untuk menikmati kemegahan dan keanggunan Prambanan secara utuh, pengunjung dapat melihat dan mengabadikannya dari kejauhan, setidaknya dari jarak 1 – 3 km. Banyak bukit-bukit dan spot-spot ideal yang ada di sekeliling Prambanan yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati bangunan bersejarah ini.
Selain Pradaksina dan menikmati keindahan alam, beberapa aktifitas menarik yang dapat dilakukan para wisatawan saat berkunjung ke kompleks Candi Prambanan dianaranya adalah:
a. Berkunjung ke Museum Prambanan
Museum Prambanan bertempat di kompleks candi, tepatnya di sisi Utara taman purbakala Candi Prambanan dan tidak jauh dari Candi Lumbung. Bentuk museum ini mengusung gaya arsitektur tradisional Jawa berbentuk rumah Joglo.
Koleksi utama museum ini adalah bebatuan candi dan berbagai bentuk arca dari hasil penggalian yang dilakukan di sekitar lokasi Prambanan, seperti arca Siwa, Wisnu, Durga Mahisasuramardini, resi Agastya, lembu Nandi, serta batu Lingga Siwa yang dikenal sebagai lambang kesuburan.
Di museum ini juga tersimpan replika dari beberapa candi, seperti Candi Borobudur, Candi Plaosan dan tentunya Candi Prambanan, replika dari temuan Wonoboyo berupa harta karun emas berbentuk mangkuk berukir Ramayana, perhiasan emas, uang, tas dan gayung.
Harta karun yang asli dari temuan Wonoboyo tersebut saat ini disimpan di Jakarta yakni di Museum Nasional Indonesia. Terdapat pula pertunjukan audio visual yang memberikan deskripsi tentang Candi Prambanan.
Untuk dapat melihat dan mempelajari koleksi-koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum Prambanan, pengunjung tidak perlu membeli tiket, karena sudah include dengan tiket masuk kompleks Candi Prambanan.
b. Hunting Foto
Begitu melewati pintu gerbang masuk lokasi candi, pengunjung akan langsung disuguhi panorama yang memanjakan mata berupa pepohonan yang rindang dan taman yang indah. Di tempat ini pengunjung sudah dapat memilih beberapa spot yang menawan untuk dijadikan latar belakang foto.
Namun spot untuk selfie maupun wefie yang paling diburu sudah barang tentu bangunan tua yang tegak menjulang ke langit. Di dalam bangunan candi, hampir setiap sudutnya dapat dijadikan sebagai background foto yang unik dan menarik dan mengundang perhatian tersendiri saat diupload ke sosial media seperti instagram, facebook, tumblr, serta yang lain.
c. Berkeliling Kompleks Candi dengan Sepeda
Luas kompleks Candi Prambanan secara keseluruhan sekitar 39,8 hektar, sehingga untuk menjelajahi setiap sudutnya dengan berjalan kaki, dipastikan akan sangat menguras tenaga. Namun jangan khawatir karena di sini tersedia tempat persewaan sepeda dengan harga sewa yang relatif murah.
Dengan bersepeda, Anda akan dapat mengelilingi seluruh kompleks candi dan mengunjungi candi-candi terdekat serta menikmati panorama alam yang menyejukkan mata di sekitar lokasi wisata.
d. Berkunjung ke Candi-candi Terdekat
Jika niat Anda untuk menikmati wisata sejarah, jangan hanya Candi Prambanan saja yang dimasukkan ke dalam daftar kunjungan, tapi lengkapi dengan mengunjungi candi-candi lainnya yang lokasinya cukup dekat dari Prambanan bahkan satu wilayah karena sama-sama berada di Dataran Kewu atau Dataran Prambanan yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman DIY, dan Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Candi-candi tersebut wajib dikunjungi karena keseluruhan candi memiliki benang merah ikatan sejarah yang satu dengan yang lain saling berhubungan.
Beberapa candi yang lokasinya di Dataran Kewu diantaranya adalah: Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu di sisi sebelah utara Prambanan, Candi Plaosan di Timur Prambanan, serta Candi Sari dan Candi Kalasan di sebelah Barat Prambanan. Sementara di sisi sebelah Timur Prambanan terdapat Situs Ratu Baka, Candi Sojiwan, Candi Barong, Candi Banyunibo dan Candi Ijo.
e. Menyaksikan Pertunjukan Sendratari Ramayana
Lengkapi kunjungan Anda ke Candi Prambanan dengan menyaksikan pagelaran sendratari Ramayana yang sudah digelar secara rutin sejak tahun 1960. Pertunjukan sendratari ini hanya digelar seminggu 3 kali pada setiap hari Selasa, Kamis dan Jum’at jam 19.30 – 21.30 WIB.
Untuk dapat menyaksikan pertunjukan sendratari, Anda harus membayar tiket tersendiri diluar tiket masuk kompleks Candi Prambanan. Namun demikian Anda dipastikan tidak akan kecewa, karena sendratari yang disuguhkan di panggung terbuka (kecuali pada saat hujan digelar di Gedung Trimurti) akan berbeda dari sendratari yang pernah Anda saksikan sebelumnya.
Berlatarbelakang Candi Trimurti (3 candi utama Prambanan) dan didukung pencahayaan yang menawan, membuat lakon romantis dan patriotis dari Sendratari Ramayana terkesan lebih hidup dan lebih eksotis.
f. Berburu Oleh-oleh
Kurang lengkap rasanya jika pulang dari Prambanan tidak membawa buah tangan untuk keluarga, teman dan handai taulan. Apalagi sebagian souvenir yang ada di sini harganya relatif murah dan tidak ditemukan di tempat-tempat lain.
Untuk berbelanja oleh-oleh di tempat wisata yang satu ini tidak sulit, karena di sepanjang jalan keluar dari kompleks candi, akan dapat ditemui sejumlah pedagang yang menjajakan berbagai jenis souvenir, seperti kalung, gelang, gantungan kunci, tas, hiasan dinding, baju serta souvenir lainnya dengan identitas Candi Prambanan. Selain itu juga banyak pedagang yang menjajakan kue dan berbagai macam makanan ringan.
Selama menikmati pesona Candi Prambanan dan melakukan berbagai aktifitas di kompleks candi tersebut, Anda tidak perlu cemas masalah fasilitas, karena pihak pengelola sudah menyediakan berbagai macam fasilitas untuk memudahkan para wisatawan.
Seperti area parkir yang luas dan dapat menampung puluhan bus dan kendaraan roda empat serta ribuan kendaraan roda dua, masjid dengan bangunan yang megah dan mudah diakses, warung-warung dan restoran yang menyediakan berbagai macam menu, kamar mandi dan WC, serta yang lain.
Bagi wisatawan yang ingin menginap di sekitar kompleks candipun juga tersedia fasilitas akomodasi dengan berbagai macam harga dan fasilitas yang dapat disesuaikan dengan budget yang tersedia.
Beberapa penginapan yang berlokasi tidak jauh dari kompleks Candi Prambanan diantaranya adalah: Puri Devata Resort, Candi View Hotel, Hotel Edotel Kalasan, Hotel Prambanan Indah, Galuh Hotel, Rumah Desa Homestay, Jlatren Homestay, serta yang lain.