Travel  

Candi Cangkuang, Candi Hindu dengan Suguhan Panorama Memukau di Garut

Candi Cangkuang, Candi Hindu dengan Suguhan Panorama Memukau di Garut

tribunwarta.com – Indonesia terkenal akan peninggalan sejarah berupa Candi, terdapat 2 jenis Candi yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu Candi Hindu dan Candi Budha. Salah satu peninggalan Candi Hindu yang masih bisa Kita kunjungi di Garut adalah Candi Cangkuang. Candi ini pertama kali ditemukan di Tatar Sunda yang lokasinya bersebelahan dengan Makam Embah Dalam Arief Muhammad. Makam ini merupakan Makam dari leluhur penduduk Desa Cangkuang dan dulunya Beliau merupakan pemuka agama Islam di daerah ini.

Untuk lebih mengenal sejarah tentang Candi Cangkuang, pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lengkap tentang sejarah dan daya tarik yang dimiliki oleh Candi Hindu yang ada di Garut.

Harga Tiket Candi Cangkuang

Untuk harga tiket masuk ke kawasan candi sebesar Rp 5.000 untuk orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Untuk sewa rakit untuk menyeberang ke lokasi Candi dikenakan biaya sewa sebesar Rp Rp 5.000 per orang. Satu rakit bisa diisi maksimal 20 orang.

Jam operasional dari Candi di Garut ini adalah dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Untuk waktu terbaik mengunjungi kawasan wisata candi ini adalah pada pagi hari, karena suasananya yang masih sejuk dan dingin.

Alamat dan Cara Menuju Lokasi

Jika Anda tertarik mengunjungi wisata sejarah berupa Candi, Anda bisa datang ke Candi Cangkuang yang terletak di Kampung Pulo di Jalan Derajat Leuwigoong. Lokasi candi ini masih masuk dalam wilayah Desa Cangkuang di Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Dari pusat Kota Garut, lokasi candi ini mudah untuk diakses.

Rute perjalanan ke candi ini, pertama Anda arahkan perjalanan ke Jalan Utama Garut-Bandung. Sesampainya di alun-alun Leles, belok ke kanan dan mengikuti jalan ini untuk bisa sampai ke area parkir candi. Setelah sampai di area parkir candi, Anda harus menyeberangi danau dengan menyewa perahu tradisional. Perjalanan dari area parkir ke lokasi candi membutuhkan waktu perjalanan sekitar 10 menit.

Sejarah Candi Cangkuang

Berdasarkan sejarahnya, candi bersejarah ini pertama kali ditemukan oleh tim peneliti Uka Tjandrasasmita dan Harsoyo pada tahun 1966. Penemuan ini dilakukan berdasarkan laporan dari Vorderman yang dituliskan pada buku berjudul Notulen Bataviaasch Genootschap yang diterbitkan pada tahun 1893. Isi buku tersebut menjelaskan tentang adanya sebuah makam kuno dan sebuah arca yang rusak di Bukit Kampung Pulo di daerah Leles.

Arca Syiwa dan Makam yang dituliskan pada buku tersebut saat ini telah ditemukan. Pada awal penelitian yang terlihat hanyalah reruntuhan dari bangunan candi, serpihan pisau dan batu berukuran besar peninggalan dari zaman megalitikum. Setelah itu penelitian pada tahun 1967-1968 kembali dilakukan dan berhasil menggali bangunan makam.

Dapat dipastikan bahwa Candi Cangkuang adalah peninggalan dari Hindu yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke 8 yang satu zaman dengan candi Cibuaya dan situs Batujaya. Penggalian candi pertama kali, peneliti dapat menemukan fondasi dari candi yang memiliki ukuran 4,4×4,5 meter dan batuan candi yang berserakan. Proses pemugaran Candi dimulai di tahun 1974 sampai 1975 dan rekontruksinya dilakukan pada tahun 1976.

Daya Tarik Wisata Candi Cangkuang

Jika Anda tertarik menjelajah candi ini, ada beberapa daya tarik wisata yang bisa ditemukan saat berkunjung, diantaranya:

1. Pesona Candi Cangkuang

Tentunya daya tarik utama dari tempat ini adalah dari Candi Cangkuang itu sendiri. Candi Hindu ini memiliki ukuran pondasi selebar 4,5×4,5 meter, tinggi bangunan sampai puncak atap adalah 8,5 meter. Desain atap dari candi ini tersusun dan membentuk sebuah piramida. Pada bagian tepian setiap susunan atasnya dihiasi dengan batuan yang dibentuk menyerupai sebuah mahkota kecil-kecil.

Pintu masuk untuk ke dalam ruangan candi letaknya berada di sisi timur, dan untuk bisa mencapai pintu masuknya terdapat anak tangga tinggi 1 meter dan lebar nya sekitar 75 cm. Pintu masuknya diapit sebuah dinding yang bentuknya seperti bingkai pintu dan tidak ada hiasan pahatan apapun pada bagian bingkai pintunya.

Pada bagian dalam ruangan memiliki luas sekitar 2,2 meter persegi dan tingginya sekitar 3m38 meter dan dibagian tengah ruangan di dalam candi terdapat arca Siwa memiliki tinggi sekitar 62 cm. Di bawah patung Siwa tersebut dikabarkan terdapat sebuah lubang memiliki kedalaman sekitar 7 meter.

2. Makam Embah Dalem Arief Muhammad

Uniknya di sekitar Candi Cangkuang terdapat sebuah makam Embah Dalem Arief Muhammad. Menurut kepercayaan warga setempat, Embah Dalem Arief Muhammad merupakan tokoh pemuka agama Islam dan merupakan leluhur dari penduduk Desa Cangkuang. Lokasi makam ini berada persis di sekitar Candi jaraknya sekitar 3 meter.

3. Pemukiman Adat Kampung Pulo

Di sekitar Candi ini terdapat sebuah pemukiman atau kampung yang sangat unik bernama Kampung Pulo. Kampung ini adalah sebuah kampung kecil yang hanya terdiri dari 6 rumah dan 6 kepala keluarga. Hal ini sudah menjadi ketentuan adat setempat bahwa jumlah rumah dan kepala keluarga yang tinggal di kampung ini harus enam orang.

Di Kampung Pulo susunan desanya di sisi kanan terdapat tiga rumah dan di sisi kiri juga terdapat 3 rumah yang saling berhadapan dan ada 1 buah masjid. Uniknya disini tidak boleh ada tambahan rumah ataupun mengurangi jumlah rumah yang ada disini. Ketika ada seorang anak yang sudah dewasa dan kemudian menikah, maka setelah 2 minggu pernikahan harus meninggalkan kampung ini. Warga tersebut hanya boleh kembali ke kampung ini saat ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia dan syaratnya harus anak wanita dan berdasarkan ketentuan dari pemilihan dari keluarga.

4. Pemandangan yang Luar Biasa

Di kawasan candi yang ada di Desa Cangkuang ini memiliki pemandangan yang cukup indah. Karena di tempat ini wisatawan dapat melihat hamparan persawahan, pegunungan, bukit dan terdapat sebuah danau.

Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan

1. Belajar Tentang Sejarah

Saat berwisata ke sebuah candi tentunya kita akan belajar tentang sejarah dari candi tersebut. Wisatawan dapat belajar tentang sejarah Candi Cangkuang di Tourism Information Center dan Museum Candi yang ada disini. Sehingga wisatawan bisa mengetahui sejarah kapan candi ini dibangun, proses penemuan candi sampai proses rekonstruksi candi hingga menjadi sebuah candi yang utuh seperti saat ini.

2. Menikmati Pemandangan Alam Sekitar

Karena lokasi dari Candi ini yang berada di tengah danau, sehingga wisatawan yang berkunjung kesini harus menyeberangi danau terlebih dahulu. Saat menyeberangi danau ini, wisatawan dapat menikmati pemandangan danau yang tenang.

Sesampainya di kawasan candi, wisatawan juga dapat melihat pemandangan alam sekitar yang sangat indah yang terdapat pepohonan yang tumbuh subur. Selain itu dari tempat ini, wisatawan juga dapat melihat pemandangan persawahan dari masyarakat sekitar.

3. Wisata Ziarah

Wisatawan yang datang ke Candi Cangkuang juga bisa melakukan ziarah ke Makam Makam Embah Dalam Arief Muhammad. Di sekitar candi terdapat sebuah makam peninggalan dari leluhur penduduk Desa Cangkuang yang merupakan pemuka agama islam di desa ini.

4. Menjelajah Kampung Pulo

Wisatawan juga dapat mengunjungi ke sebuah kampung yang unik yaitu Kampung Pulo. Kampung ini adalah kampung yang dibangun oleh leluhur penduduk Arief Muhammad. Yang tinggal di Kampung Pulo ini adalah keturunan dari Arief Muhammad.

Fasilitas yang Bisa Ditemukan di Candi Cangkuang

Fasilitas yang tersedia di kawasan candi juga bisa dibilang sudah lengkap dan membuat nyaman wisatawan yang berkunjung kesini. Fasilitas umum seperti Masjid, Kamar Mandi, Toilet, Gazebo untuk tempat bersantai dan berteduh, spot selfie dan pasar wisata atau warung wisata sudah tersedia disini.

Sehingga dapat dipastikan berwisata ke bangunan bersejarah ini saat hari libur disini akan sangat menyenangkan dan nyaman karena fasilitasnya sudah lengkap. Selain itu wisatawan juga dapat membeli berbagai oleh-oleh kerajinan tangan dari masyarakat sekitar.

Itulah beberapa hal menarik seputar Candi Cangkuang di Garut. Semoga bisa menjadi referensi untuk tujuan liburan Anda selanjutnya. Perlu juga diketahui bahwa ada beberapa aturan dan larangan yang diterapkan oleh masyarakat setempat yang harus dipatuhi oleh wisatawan yang berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *