Techbiz.id – Jumlah Internet Service Provider di Indonesia terus bertambah. Setiap harinya jumlah ISP yang ada bertambah setidaknya dua hingga tiga provider.
Dengan terus bertambahnya jumlah ISP tersebut, bisnis fixed broadband di Indonesia menurut Ketua Umum APJII, Muhammad Arif Angga semakim sulit berkembang.
“Sekarang ini berdasarkan laporan yang saya terima, jumlah ISP bertambah terus. Kurang lebih ada 835 ISP yang menawarkan layanannya. Jumlah ini merupakan yang terbesar dalam sebuah negara di dunia,” kata Angga.
Resiko yang harus dihadapi dengan banyaknya jumlah ISP tersebut adalah terjadinya perang harga layanan. Provider akan cenderung melakukan praktek banting harga karena banyaknya persaingan.
“Harga jual yang sekarang terjadi saat ini sudah mendekati harga dasar atau (harga jual minimum). Kalau jumlah ISP makin banyak, harga akan murah-murahan,” imbuh Angga.
Lebih lanjut Angga menjelaskan, ARPU layanan fixed broadband saat ini berada di kisaran harga Rp350 ribu. Kalau perang harga layanan fixed broadband terjadi, maka provider akan menjual layanannya di bawah harga jual minimum.
Di Indonesia sendiri disampaikan Angga, harga layanan fixed broadband saat ini merupakan nomer 30 terendah di dunia.
Namun demikian menurut Angga perang harga layanan Fixed Broadband masih dalam batas wajar dan APJII sangat mendukung agar pemerintah terus mengawasi dan menjaga iklim kompetisi bisnis FBB yang sehat.
Hal senada juga disampaikan VP Marketing Indihome, Edi Kurniawan. Menurutnya saat ini di layanan fixed broadband persaingan cukup ketat dan diwarnai dengan perang harga.
Namun IndiHome disampaikan Edi terus berupaya untuk mengembangkan peningkatan layanan dengan menghadirkan berbagai inovasi yang mengutamakan kepuasan pelanggan.
“Selain program UL:DL dan HSSP, kami juga mengembangkan digitalisasi layanan hingga customer care, Ini menjadi solusi IndiHome kepada pelanggannya yang kebutuhan konsumsi internetnya terus meningkat,” jelasnya.
Sebagai informasi, dari 12 negara di Asia Tenggara, tarif internet Indonesia menduduki posisi paling buncit. Nilai rata-rata tarif internet di Indonesia yakni Rp 6.028 per 1 Gigabyte (GB) dan Vietnam yang menduduki posisi ke-11 nilainya Rp 7.030 per 1 GB.
Setelah itu, tarif internet 10 negara lainnya di Asia Tenggara harganya sudah lebih dari Rp 11.000 per 1 GB. Tarif internet paling mahal yakni Brunei Darussalam yakni Rp 32.014 per 1 GB.
Baca juga:
Artikel ini bersumber dari techbiz.id.