Tetangga RI Jadi Sasaran Empuk Hacker, Ini Alasannya

Tetangga RI Jadi Sasaran Empuk Hacker, Ini Alasannya

tribunwarta.com – Pakar teknologi menyebutkan alasan para hacker mengincar perusahaan besar di Australia. Yakni karena kekurangan tenaga kerja dan banyaknya pekerjaan bagi mereka yang bergerak di keamanan siber.

Beberapa perusahaan yang keamanannya berhasil dijebol oleh hacker adalah perusahaan telekomunikasi Optus serta Medibank Private yang bergerak di bidang asuransi kesehatan.

Setelah pembatasan Covid-19 kembali dibuka, pejabat imigrasi Australia mengatakan mengerjakan satu juta aplikasi bagi orang yang ingin bekerja di negara tersebut. Kebanyakan dari mereka berasal dari bidang teknologi dan keamanan siber.

Kepala ilmuwan di institut keamanan siber Universitas New South Wales, Sanjay Jha mengatakan Australia tak punya cukup orang terlatih di bidang keamanan siber untuk menganggap masalah itu serius serta melakukan yang diperlukan.

“Kadang-kadang Anda mencentang kotak di spreadsheet Excel dan Anda tidak mengerti apa yang dilakukan dan kemudian hasilnya tidak akan bagus. Anda butuh orang yang benar-benar terampil dan terlatih dengan baik,” kata Jha dikutip dari Reuters, Senin (31/10/2022).

Prinsipal Taylor Fry, Win Li Toh mengatakan Australia jadi target karena negaranya melakukan banyak bisnis yang punya banyak data. Dia juga menyebut posisi keamanan siber sulit didapatkan di sana.

“Ini merupakan negara kaya, negara dunia pertama yang melakukan banyak bisnis, yang punya data, jadi karena itu ditargetkan,” jelasnya. “Mencoba memperkerjakan orang untuk mempertahankan aset Anda makin sulit karena tidak cukup banyak orang yang muncul, dan pendidikan butuh waktu satu hingga dua tahun”.

Permintaan untuk talenta keamanan siber terus berdatangan. Eksekutif keamanan siber dari kontraktor teknologi DXC Technology, Neil Curtis mengaku diminta menyediakan sekitar 300 personel terlatih dalam enam bulan ke depan. Perusahaan menjalankan pelatihan ulang veteran militer pada keamanan siber.

Selain itu, dia mengatakan seorang pejabat di perusahaannya meminta staf untuk keamanan siber bagi salah satu perusahaan terbesar di Australia. “Saya berkata ‘berapa banyak yang Anda inginkan?’ Mereka berkata ‘kami akan mengambil semua orang yang Anda punya,” kata Curtis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *