Samsung memperingatkan penurunan tajam dalam penjualan chip memori diprediksi bakal berlanjut hingga tahun 2023.
Mulai kuartal kedua 2022 ini, permintaan pengiriman chipset memori terus mengalami penurunan. Pengamat pasar memperkirakan, hal ini didasarkan karena penjualan PC yang lambat, server data serta pengiriman smartphone.
Lemahnya penjualan chipset ini juga dikonfirmasi oleh pihak Samsung. Bahkan, perusahaan teknologi yang berbasis di Korea Selatan ini memperingatkan, penurunan tajam dalam penjualan chip diprediksi masih akan berlanjut hingga tahun 2023.
Berdasarkan laporan Sammobile (9/9), peringatan tersebut dilontarkan oleh co-CEO Samsung dan kepala unit semikonduktor, Kyung Kye-hyun. Hal ini ia ucapkan dalam sebuah media briefing yang dilakukan pada awal pekan ini.
“Paruh kedua tahun ini terlihat buruk dan sampai sekarang, tahun depan tampaknya tidak benar-benar menunjukkan momentum yang jelas untuk banyak perbaikan,” ujar Kyung Kye-hyun kepada WSJ, dikutip dari Sammobile.
Samsung bukan satu-satunya perusahaan yang terpengaruh oleh permintaan yang lesu di kuartal ketiga tahun ini. Analis memperkirakan, melemahnya permintaan tersebut akan terjadi di seluruh pasar chipset, karena pengeluaran konsumen untuk perangkat IT mengalami penurunan tajam di Q3 2022.
Pengamat pasar juga memprediksi adanya penurunan harga DRAM hingga 10 persen di Q3 pada awal musim panas tahun ini. Lebih lanjut, penjualan chip memori GPU melemah sebagai imbas dari turunnya pasar cryptocurrency. Sementara pasar data mempunyai kelebihan pasokan chip memori dan penjualan PC juga diperkirakan bakal mengalami penurunan yang signifikan.
Sebagai informasi, bisnis semikonduktor Samsung memperoleh kinerja yang baik pada kuartal kedua 2022 dan berkontribusi pada peningkatan laba operasi perusahaan hingga lebih dari 15 persen. Perolehan ini berasal dari divisi Exynos Samsung yang menjadi satu-satunya prosesor smartphone yang tidak mengalami penurunan pengiriman di Q2 2022.
Samsung baru-baru ini juga telah memulai produksi chip di fasilitas manufaktur chip terbesar yang berlokasi di Pyeongtaek, Korea Selatan. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menghindari kurangnya pasokan imbas perang chip China-AS.
“Konflik tersebut dapat mencegah Samsung mengirimkan peralatan manufaktur baru ke pabriknya di Tiongkok,” jelas Kyung Kye-hyun dalam sebuah tur media yang dilakukan di fasilitas Pyeongtaek.
Artikel ini bersumber dari www.tek.id.