tribunwarta.com – Seorang wanita mengelabui petugas bea cukai dengan menyatakan dirinya sedang hamil. Padahal, wanita tersebut berupaya menyelundupkan ratusan prosesor Intel dan iPhone dengan mengikatnya di perut, dibalut alat prostetik.
Insiden ini terjadi di China . Wanita itu ketahuan berbohong saat melewati pemeriksaan bea cukai di pelabuhan Gongpei di Zhuhai, China.
Awalnya, wanita itu masuk dari Makau pada 25 November. Namun saat melewati pemeriksaan, petugas bea cukai mencurigai postur tubuhnya yang dinilai tak normal.
Ketika ditanya, wanita itu berkata dirinya sedang hamil sekitar 5-6 bulan. Namun petugas tak begitu saja percaya karena menurutnya perut wanita itu terlalu besar untuk usia kehamilan tersebut.
Dalam skenario normal, agak kurang etis memang untuk mengamati penampilan wanita hamil. Namun ketika petugas bea cukai memakai mesin inspeksi, wanita itu ketahuan tidak benar-benar sedang hamil.
Ia justru menggunakan alat prostetik di tubuhnya, yaitu alat yang menyerupai anggota tubuh.
Dalam kasus ini, wanita itu memakai alat prostetik perut berbahan silikon untuk membalut dan menyembunyikan 202 prosesor Intel serta sembilan iPhone. Karena aksi ilegalnya ini, wanita itu lantas ditahan oleh petugas terkait.
Praktik penyelundupan akibat kelangkaan chip
Upaya penyelundupan komponen seperti chip atau prosesor bukan kali pertama terjadi di China. Tahun lalu praktik yang sama juga terjadi di negeri Tirai Bambu tersebut, melibatkan tiga pengemudi truk.
256 CPU Intel senilai 800.000 yuan atau setara Rp 1,7 miliar disembunyikan di betis dan beberapa anggota tubuh lain ketiga pengemudi truk itu. Namun aksi ini ketahuan ketika mereka melalui pemeriksaan petugas bea cukai.
Praktik penyelundupan sendiri kabarnya cukup meningkat sejak pandemi, khususnya untuk produk semikonduktor semacam prosesor. Pasalnya, komponen tersebut menjadi langka selama pandemi.
Meski situasinya sudah mulai mereda, di China masih cukup terkendala karena sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang membatasi akses China ke produk semikonduktor, dilansir KompasTekno dari The Register, Kamis (8/12/2022).
Menurut Bloomberg, pasar gelap semikonduktor China melibatkan ratusan pengecer yang menjual chip bekas atau chip lawas dengan harga jauh lebih mahal hingga 500 kali lipat dari harga aslinya.
Sementara itu iPhone yang diselundupkan ke China terjadi karena pajak impor menjadi lebih tinggi, sehingga harga iPhone di China lebih mahal dibanding Hong Kong dan wilayah sekitar lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.