Pada acara HUAWEI CONNECT 2022: Unleash Digital yang digelar di Bangkok, Airlangga Hartarto targetkan nilai ekonomi digital Indonesia capai USD146 miliar di 2025.
Selama beberapa tahun terakhir, transaksi digital di Indonesia dilaporkan terus meningkat. Dalam beberapa laporan, potensi ekonomi di Indonesia akan meningkat dengan sangat drastis, terlebih Ekonomi digital di Indonesia tahun lalu diprediksi mencapai USD70 juta. Namun tampaknya, lonjakan transaksi digital membuat pemerintah menaikkan target hingga dua kali lipat pada 2025, dengan prediksi melebihi USD146 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyebut bahwa melalui digitalisasi, akan ada peningkatan di sektor bisnis di Indonesia yang mengadopsi teknologi digital untuk berinovasi dan berkembang.
Ada start-up di seluruh negeri dan beberapa unicorn telah terdaftar di bursa saham nasional dan global. Anak muda yang melek digital menjadi lebih dapat mengakses lebih banyak produk dan layanan dan mengembangkan keterampilan digital.
“Melalui Kepresidenan G20, Indonesia telah menempatkan transformasi digital – di samping kesehatan global dan transisi energi – sebagai salah satu prioritas utama G20 untuk tahun 2022. Indonesia bertujuan untuk menciptakan pemulihan ekonomi global yang lebih inklusif, terutama melalui digitalisasi UKM, memperluas keuangan inklusi, akselerasi literasi dan keterampilan digital, serta reformasi tata kelola data global,” kata Airlangga dalam sebuah video pada acara HUAWEI CONNECT 2022: Unleash Digital yang diselenggarakan di Bangkok, (19/9).
Airlangga juga menyebut, di dunia di mana data, produk, dan layanan digital dapat mengalir ke seluruh dunia dalam sekejap, kerja sama regional dan global sangat penting. Hanya dengan bekerja sama, negara-negara yang dapat memastikan terobosan teknologi akan menguntungkan semua pihak.
Oleh karena itu, saat ini Indonesia sedang mengembangkan kerangka ekonomi digital nasional untuk mendorong kolaborasi dan menumbuhkan sinergi di antara semua pemangku kepentingan terkait.
Pemerintah terus fokus pada pembangunan fasilitas infrastruktur, baik fisik maupun digital, mulai dari peningkatan jaringan fiber optik, menara BTS, pusat data, high throughput satellite (HTS), hingga pengembangan jaringan 5G.
“Indonesia juga merupakan pionir untuk mengimplementasikan Low Earth Satellite Orbit (Satelit Orbit Bumi Rendah),” paparnya Airlangga.
Dia menambahkan bahwa prioritas utama lainnya adalah pengembangan sumber daya manusia. Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya 600 ribu talenta digital setiap tahun.
Menutup kesenjangan juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Pemerintah telah mempersiapkan para generasi muda yang andal dengan menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari kurikulum pendidikan serta memperbanyak program pelatihan digital seperti Kartu Pra Kerja.
Selain itu, Airlangga turut menyampaikan bahwa Indonesia selangkah lagi akan mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. “Pengesahan RUU tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai negara kelima di Asia Tenggara yang memiliki undang-undang khusus tentang perlindungan data pribadi setelah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.”
Dalam acara ini, dia juga berharap ada pihak lain yang dapat membantu percepatan ini. “Oleh karena itu, melalui Huawei Connect 2022, saya sangat berharap kita bisa mendapatkan banyak insight dan peluang sinergi dan kolaborasi dalam mendorong adopsi teknologi digital dan inovasi terdepan untuk mendukung transformasi digital,” sambungnya.
Pihak Huawei sendiri menyebut, HUAWEI CONNECT 2022: Unleash Digital digelar untuk memperkenalkan langkah-langkah strategis yang dapat menjadi pertimbangan untuk memajukan pengembangan digital di berbagai industri. Mereka juga merilis lebih dari 15 layanan cloud inovatif untuk pasar global.
Kegiatan yang dihadiri oleh 10.000 pemimpin industri TIK, pakar, dan mitra dari seluruh dunia ini dibuka dengan tiga komitmen mereka. Rotating Chairman Huawei, Ken Hu menekankan bahwa ini aka menjawab hambatan utama dalam penyelenggaraan transformasi digita.
Yang pertama, mereka akan meningkatkan infrastruktur digital, termasuk meningkatkan konektivitas dan sumber daya komputasi yang lebih kuat dan makin beragam.
Mereka juga menyebut akan membantu organisasi untuk lebih dari sekadar mengadopsi cloud sederhana, benar-benar memanfaatkan cloud, dan fokus pada layanan teknologi canggih yang mampu mendorong terjadinya lompatan-lompatan besar pada pengembangannya.
Dan yang terakhir, mereka juga akan berkomitmen untuk membangun ekosistem digital lokal, termasuk pengembangan mitra, memperkuat kumpulan talenta digital, dan memberikan lebih banyak dukungan untuk UKM.
Bukan hanya tiga komitmen yang telah disebutkan di awal, CEO Huawei Cloud, Zhang Ping’an mengumumkan kehadiran Region baru Huawei Cloud di Indonesia dan Irlandia. Pada akhir tahun 2022, Huawei Cloud akan mengoperasikan 75 zona ketersediaan di 29 wilayah di seluruh dunia, guna meningkatkan layanan untuk lebih dari 170 negara dan wilayah.
Huawei Cloud dan mitranya juga memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan rencana ekosistem “Go Cloud, Go Global”. Dengan fokus pada Everything as a Service, rencana ini dirancang untuk mempercepat pengembangan ekosistem industri digital global untuk inovasi dan kesuksesan bersama.
Berfokus pada Everything as a Service, Huawei berkomitmen untuk membangun platform untuk berbagai inovasi pada cloud yang terunggul di industri. Sebagai bagian dari upaya ini, President of Huawei Cloud’s Global Marketing and Sales Service, Jacqueline Shi mengumumkan peluncuran secara global atas lebih dari 15 layanan canggih barunya.
Layanan yang mereka luncurkan meliputi Huawei Cloud CCE Turbo, Ubiquitous Cloud Native Service (UCS), model gelombang Pangu, DataArts LakeFormation, Virtual Live, CodeCheck dan CloudTest, KooMessage, KooSearch, dan KooGallery.
Melalui gelaran ini, Huawei juga memperkuat komitmennya untuk membuka kolaborasi dan membangun kesuksesan bersama. Huawei menyerukan kepada pemerintah dan perusahaan untuk bekerja sama lebih erat untuk mengembangkan ekosistem digital lokal yang mampu membangun mitra-mitra inovasi, memperkuat program-program yang mampu meningkatkan jumlah SDM, dan memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan rintisan.
Dalam sambutannya,President of Huawei Asia-Pacific Region, Simon Lin meluncurkan buku putih Digital First Economy yang menggali lebih mendalam berbagai saran dan kebijakan yang ditargetkan untuk pembangunan infrastruktur digital dan pengembangan ekonomi digital di kawasan Asia-Pasifik.
“Kawasan Asia-Pasifik berdiri di garis terdepan pada lanskap digital global. Huawei berkomitmen untuk menjadi kontributor utama ekonomi digital di kawasan ini. Kami akan terus mendukung upaya digitalisasi dan pembangunan berkelanjutan, serta membangun ekosistem industri,” ungkapnya.
Sementara itu, Executive Director of the ASEAN Foundation, Dr. Yang Mee Eng menegaskan bahwa sebagai kawasan dengan lebih dari 200 juta kaum muda, ASEAN memiliki sekumpulan pemimpin masa depan yang berlimpah yang pada waktunya akan menentukan arah kawasan. Bagi generasi muda untuk mendorong kawasan di era ekonomi baru dan memetik manfaat dari ekonomi digital.
“Membekali mereka dengan kerangka pikir yang benar dan keterampilan bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan yang mutlak,” paparnya.
Artikel ini bersumber dari www.tek.id.