tribunwarta.com – Industri fintech lending mengalami peningkatan pinjaman macet. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) melakukan analisis lewat studi internet soal dampak kredit macet pada industri.
“AFPI sedang analisis lewat studi internal, apakah beberapa platform dengan kredit macet tinggi punya pengaruh terhadap industri secara keseluruhan, alias apakah ada Efek Pareto atau tidak,” kata Ketua Cluster Multiguna AFPI yang juga CEO Maucash, Rina Apriana dalam keterangan resminya, Selasa (13/12/2022).
Dia menjelaskan AFPI melakukan kajian dengan akumulasi data dari infrastruktur fintech data center (FDC). Ini bertujuan melihat apakah kredit macet berasal dari kesalahan platform atau segmen peminjam di industri tertentu yang harus diwaspadai.
Nanti hasil analisis ini, Rina menjelaskan AFPI akan memberikan masukan kepada para penyelenggara. “Misalnya, apakah harus ada risk acceptance yang lebih ketat, atau memang harus ada restrukturisasi terhadap borrower tertentu,” jelasnya.
AFPI juga tengah mengkaji kerja sama antara perusahaan asuransi dan penyelenggara fintech lending. Rina menjelaskan ini dikarenakan pihaknya melihat tidak semua platfprm bisa memberlakukan proteksi pada tiap transaksi.
“Seiring dengan hal ini, AFPI juga tengah mengkaji kemungkinan kolaborasi antara perusahaan asuransi dengan setiap penyelenggara fintech lending, karena asosiasi melihat tidak semua platform mampu untuk menerapkan proteksi pada setiap transaksinya.
Rina juga mengatakan AFPI melakukan sejumlah antisipasi dan upaya dalam rangka menjaga kualitas kredit dari platform yang menjadi anggota. Termasuk dengan mengembangkan Fintech Data Center (FDC), tempat data penyelenggara fintech lending saling terintegrasi satu sama lain.
“FDC ini digunakan untuk menghindari fraud, pinjaman berlebih di mana satu borrower melakukan peminjaman di banyak penyelenggara fintech lending, hingga mengetahui status kelancaran pinjaman,” ungkap Rina.
“Hal ini membantu platform fintech lending untuk melakukan pertimbangan ulang dalam menyetujui permohonan pinjaman dari peminjam yang memiliki catatan pembayaran yang tidak baik. Dengan proses electronic know your customer (e-KYC) diharapkan bisa mengurangi tingkat fraud atau penipuan yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian, bisa memperkecil potensi terjadinya kredit macet atau TWP90”.
Hal lain yang sedang AFPI lakukan adalah mempersiapkan algoritme kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). AI dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan kualitas penilaian kredit atau credit scoring, guna mengukur risiko kredit dari calon peminjam yang sebelumnya tidak memiliki riwayat pinjaman kredit.