Telko.id – Indosat Ooredoo Hutchison (“IOH” atau “Perseroan”) hari ini menyelenggarakan Investor Gathering terkait Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi IV Indosat Tahap I Tahun 2022 (“Obligasi”) dan Sukuk Ijarah IV Indosat Tahap I Tahun 2022 (“Sukuk Ijarah”), keduanya dalam mata uang Rupiah.
Dana hasil penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk membayar utang Perseroan dan biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio dalam mata uang Rupiah.
Perseroan membukukan Laba Bersih untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022 sebesar Rp3.260 miliar. Selain itu, Perseroan juga membukukan kenaikan Pendapatan sebesar 50,3% untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022 menjadi Rp22.527 miliar dari Rp14.984 miliar untuk periode yang sama tahun 2021.
Pada tahun 2022, Perseroan menyelesaikan proses merger yang meningkatkan keunggulan kompetitif dan memberikan nilai tambah lebih bagi seluruh pemangku kepentingan. Dengan penggabungan kedua perusahaan tersebut, Perseroan memutuskan untuk mempertahankan dua merek yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut, yaitu IM3 dan Tri.
Setelah merger, pelanggan Perseroan meningkat sebesar 59,7% menjadi 96,2 juta pelanggan per akhir Juni 2022. Perluasan basis pelanggan Perseroan diikuti oleh pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 98,2% dibandingkan Juni 2021. Jangkauan jaringan Perseroan juga meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah BTS 4G menjadi 123.901, mendukung kemampuan Perseroan dalam menangani peningkatan trafik yang tinggi.
Total Penawaran Umum Berkelanjutan IV Indosat adalah Rp15.000.000.000.000,- (lima belas triliun Rupiah), yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan IV Indosat sebesar Rp10.500.000.000.000,- (sepuluh triliun lima ratus miliar Rupiah) dan Sukuk Ijarah IV Indosat sebesar Rp4.500.000.000.000,- (empat triliun lima ratus miliar Rupiah).
Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan IV Indosat Tahap I Tahun 2022, IOH bertujuan untuk menerbitkan Obligasi hingga Rp1.750.000.000.000,- (satu triliun tujuh ratus lima puluh miliar Rupiah) dan Sukuk Ijarah hingga Rp750.000.000,000,- (tujuh ratus lima puluh miliar Rupiah). Komposisi akhir dari struktur Obligasi dan Sukuk Ijarah akan ditentukan setelah proses book building selesai.
IOH memperoleh peringkat idAAA (Triple A) untuk Obligasi dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) untuk Sukuk Ijarah dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Proses book building akan dilakukan mulai 14 September hingga 27 September 2022. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022, dan Obligasi serta Sukuk Ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober 2022.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menyatakan bahwa, “Penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang Perseroan untuk memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya untuk mendukung pengembangan bisnis Perseroan. Kami yakin hal ini akan memberikan dampak positif bagi Perseroan di masa mendatang.”
Penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah ini didukung oleh tim penjamin pelaksana emisi efek utama yang terdiri dari PT BCA Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., bertindak sebagai penasihat hukum adalah Hadiputranto, Hadinoto & Partners dan bertindak sebagai auditor independen adalah KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (firma anggota PwC), dengan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H. sebagai notaris. (Icha)
Artikel ini bersumber dari telko.id.