Telset.id, Jakarta – Floppy disk 3,5 inci ternyata masih laris manis, meskipun usianya sendiri sudah dua dekade sejak masa kejayaan. Laporan menyebut, bisnis jual-beli barang tersebut masih pesat.
Seperti halnya USB yang kita kenal saat ini, floppy disk 3,5 inci adalah penyimpan data untuk komputer yang populer pada tahun 1990-an. Di Indonesia, barang tipis itu biasa disebut dengan istilah disket.
Pemasok bernama Tom Persky mengatakan, bisnis disket sekarang masih berkembang pesat. Ia kebetulan membuka bisnis dengan nama floppydisk.com.
BACA JUGA:
Persky berbisnis layanan daur ulang disket secara online dengan basis di California. Ia menerima disket baru dan bekas sebelum mengirim ke basis pelanggan.
Telset kutip dari Reuters, Persky bisa menjual disket kepada konsumen setia mencapai 500 keping setiap hari. Penghasilannya pun lumayan.
Lantas, siapa yang membeli disket di zaman dimana perangkat penyimpanan lebih canggih seperti CD-ROM, DVD, dan USB sudah kalah dari penyimpanan cloud?
“Mereka yang bergerak di bidang bordir, peralatan dan pewarna, serta industri penerbangan, terutama yang terlibat dalam perawatan pesawat,” kata Persky.
“Jika membuat pesawat 20 atau 30 atau bahkan 40 tahun lalu, Anda akan menggunakan floppy disk untuk mendapatkan informasi dari beberapa avionik,” ujarnya.
Persky, yang saat ini berusia 73 tahun, menempatkan rak-rak di gudang, dikemas dengan piringan hitam, oranye, biru, kuning, atau hitam dari seluruh dunia.
Di satu ujungnya terdapat mesin magnet besar dengan sabuk konveyor yang menghapus informasi disket. Lalu, mesin lain menempelkan label di disk tersebut.
Gudang itu juga menyimpan floppy disk 8 inci, media penyimpanan lebih tua, termasuk yang berisi debat presiden AS 1960 John F Kennedy dan Richard Nixon.
Kendati menjadi peninggalan di dunia modern, Persky menyampaikan bahwa disket peninggalan 1990-an mempunyai beberapa kualitas untuk “penebusan”.
“Floppy disk sangat andal, sangat stabil, sangat dipahami untuk mendapatkan informasi masuk dan keluar dari mesin. Ada pula fitur yang sulit diretas,” paparnya.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, Persky mulai berbisnis disket setelah bekerja cukup lama dalam pengembangan perangkat lunak untuk sebuah perusahaan pajak pada 1990-an.
Kebetulan, perusahaan tersebut menggandakan perangkat lunak ke disket. Persky mengaku jatuh cinta dengan bisnis itu.
“Saya tidak mengharapkan untuk bertahan 20 tahun lagi. Namun, saya akan berada di sini selama orang-orang terus menginginkan disket,’ pungkas Persky. [SN/IF]
Artikel ini bersumber dari telset.id.