tribunwarta.com – Elon Musk mencatat sejarah dengan menjadi manusia yang paling banyak kehilangan harta. Bos Tesla dan SpaceX itu kehilangan sekitar US$200 miliar atau sekitar Rp 3.200 triliun dari total kekayaan pribadinya dalam 14 bulan terakhir, menurut Indeks Miliarder Bloomberg.
Pada November 2021, di puncak kegemaran pasar saham selama pandemi Covid, Musk adalah orang terkaya yang pernah ada di muka bumi, dengan kekayaan bersih sebesar US$ 340 miliar.
Pria berusia 51 tahun itu sekarang hanya memiliki kekayaan US$ 137 miliar, yang berarti dia kehilangan setengah dari kekayaan saat momen puncaknya.
Sebagian besar kekayaan Musk datang dari produsen mobil listrik, Tesla. Namun perusahaan itu belakangan juga harganya merosot di pasar saham. Di tahun lalu misalnya, saham Tesla anjlok 65 persen.
Saking buruknya situasi, Tesla menawarkan kepada pelanggan AS diskon US$ 7.500 untuk mereka yang memesan di muka dua dari dua modelnya sebelum akhir tahun.
Padahal di Oktober 2021, perusahaan EV itu memiliki kapitalisasi pasar yang melampaui US$ 1 triliun. Sekarang kapitalisasi pasarnya berada di US$385 miliar, demikian dikutip dari laman News, Kamis (5/1/2023).
Pada bulan Desember, nilai pasar Tesla jatuh di bawah angka setengah triliun dolar untuk pertama kalinya sejak November 2020. Dan di akhir Desember, Musk turun ke Twitter untuk mempertahankan kinerja saham perusahaannya yang buruk.
“Kembali dan baca buku teks Analisis Sekuritas 101 lama Anda,” katanya kepada para kritikus.
“Saat suku bunga rekening tabungan bank, yang dijamin, mulai mendekati imbal hasil pasar saham, yang tidak dijamin, orang akan semakin memindahkan uang mereka dari saham menjadi uang tunai, sehingga menyebabkan saham turun.”
Untuk mendanai pengambilalihan Twitter yang kontroversial, Musk juga menjual saham Tesla dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni 22 juta saham atau senilai sekitar US$40 miliar.
Saat ini dia masih memiliki saham pribadi di Tesla senilai sekitar US$ 27,8 miliar.
Meski sumber utama kekayaannya berasal dari Tesla, Elon Musk saat ini memimpin 5 perusahaan teknologi.
Elon Musk beberapa lalu menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai CEO Twitter yang diakuisisinya dalam kesepakatan senilai US$44 miliar.
Ia juga merupakan pendiri, CTO, dan CEO SpaceX, perusahaan aerospace Amerika Serikat. SpaceX didirikan oleh Elon Musk pada 2002 silam.
SpaceX kini bernilai US$127 miliar setelah putaran pendanaan pada Mei 2022, nilainya empat kali lipat dalam tiga tahun.
SpaceX merupakan perusahaan swasta pertama yang berhasil meluncurkan dan mengembalikan pesawat antariksa dari orbit Bumi dan pertama yang meluncurkan pesawat antariksa berawak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Di Tesla, Elon Musk memimpin produsen kendaraan listrik ini sebagai yang terbesar di duna.
Musk juga menjadi pemimpin di Boring Company, perusahaan yang bergerak untuk konstruksi infrastruktur dan terowongan.
Crunchbase menuliskan tujuan perusahaan itu adalah menciptakan terowongan transportasi, utilitas, serta pengangkutan yang aman, cepat digali dan berbiaya rendah.
Boring Company telah mengumpulkan pendanaan lebih dari US$675 juta pada April 2022 dengan valuasi US$5,7 miliar.
Perusahaan lain yang dipimpin oleh Elon Musk adalah Neuralink, sebuah perusahaan neuroteknologi yang mengembangkan antarmuka mesin-otak yang dapat ditanamkan sebagai sebuah chip.
Tujuan utamanya adalah untuk membuat implan otak yang akan membuat manusia menjadi sangat cerdas, menyembuhkan cedera otak traumatis, dan membiarkan orang lumpuh berjalan lagi.
Total investasi di perusahaan telah melampaui $511 juta pada tahun 2022.
Belum lama ini, Neuralink memperkenalkan prototipe hasil pengembangannya. Musk mengatakan dua dari aplikasi perusahaan bertujuan untuk memulihkan penglihatan, bahkan untuk orang yang lahir buta.
Sementara itu, aplikasi ketiga akan berfokus pada korteks motorik, memulihkan fungsi tubuh untuk orang dengan sumsum tulang belakang yang terputus.
Neuralink dapat mulai menguji teknologi korteks motorik pada manusia dalam waktu enam bulan.
Musk juga mengatakan dia berencana untuk mendapatkan teknologi chip itu di dirinya sendiri.