tribunwarta.com – Elon Musk belum lama ini membuat jajak pendapat ( polling ) lewat akun Twitter pribadinya dengan handle @elonmusk. Melalui polling itu, Musk bertanya apakah ia harus mundur sebagai CEO Twitter atau tidak. Ia pun mengaku akan mematuhi hasil polling.
Pantauan KompasTekno, sebanyak 17,5 juta lebih suara terkumpul dalam polling tersebut. Hasilnya, 57,5 persen responden setuju Elon Musk mundur dari kursi nomor satu di Twitter. Sementara 42,5 persen lainnya menyatakan tidak setuju.
Mengingat janjinya akan mematuhi hasil polling, Elon Musk pun menyatakan bakal mundur dari jabatan CEO Twitter dalam sebuah cuitan. Namun, “tidak semudah itu, Ferguso“.
Musk tidak bakal mundur secara cuma-cuma dari jabatan bos Twitter. Dalam kicauan yang sama, Elon Musk mengatakan baru akan mundur dari CEO Twitter setelah ia menemukan orang “yang cukup bodoh untuk menerima jabatan CEO Twitter (menggantikan dirinya)!”.
Tak hanya itu, setelah meninggalkan posisi CEO Twitter, Musk juga sudah memastikan bahwa dirinya bakal tetap memimpin tim perangkat lunak & server Twitter.
Bila akhirnya Elon Musk mundur sebagai CEO Twitter dan menjadi pemimpin tim perangkat lunak & server Twitter, ini mengindikasikan Musk masih akan memiliki kendali langsung pada produk Twitter.
Pun secara teknis, tidak ada yang bisa memaksa Elon Musk untuk mengundurkan diri dari jabatan CEO Twitter, mengingat saat ini Twitter sudah menjadi perusahaan swasta yang dimiliki oleh Musk sendiri.
Pada akhirnya, Musk merupakan pemilik Twitter dan memiliki kendali de-facto atas produk bikinan perusahaan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Kamis (22/12/2022).
Investor Tesla desak Musk cari CEO Twitter baru
Desakan agar Elon Musk mundur dari jabatan CEO Twitter, salah satunya bersumber dari pemegang saham Tesla.
Desakan tersebut muncul gara-gara investor perusahaan mobil listrik milik Musk kini tengah gusar, setelah Elon Musk gencar menjual saham miliknya di Tesla.
Sepanjang tahun 2022, Musk dilaporkan telah menjual saham Tesla nyaris 40 miliar dollar AS (Rp 624 triliun). Hal tersebut dilakukan Musk untuk membeli dan menyelamatkan bisnis Twitter.
Belum lama ini, Musk diketahui menjual 22 juta lembar saham yang bernilai sekitar 3,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 56,1 triliun).
Bulan lalu, Musk juga menjual 19,5 juta saham Tesla bernilai sekitar 3,95 miliar dollar AS (Rp 61,6 triliun). Transaksi ini tercatat dilakukan beberapa hari setelah Musk membeli Twitter.
Rentetan penjualan saham Tesla tersebut membuat investor merasa ditinggalkan oleh Musk. Sebab, miliarder Amerika Serikat (AS) tersebut dinilai kini lebih fokus ke Twitter.
Para investor meyakini apa yang dilakukan Musk terhadap saham Tesla, akan berdampak buruk bagi bisnis perusahaan mobil listrik itu.
Oleh karena itu, para investor kabarnya mendesak Elon Musk mundur dari kursi CEO Twitter. Salah satu investor utama Tesla, Le KoGuan menilai bahwa Musk sudah sepenuhnya fokus ke Twitter, ketimbang menjadi insinyur.
Untuk itu, ia meminta Musk mencari orang lain untuk menggantikannya.
“Elon sudah berubah sepenuhnya, dari sang insinyur yang brilian menjadi raja politik. Berdasarkan asumsi tersebut, Elon harus mencari penggantinya yang disetujui oleh anggota Direksi independen (Twitter). Direksi Twitter harus membentuk komite pencarian independen untuk mencari CEO baru,” kata KoGuan kepada Electrek, sebagaimana dirangkum KompasTekno.
Di Twitter sendiri, kehadiran Elon Musk dipucuk kepemimpinan juga memantik polemik dan menimbulkan banyak kebijakan yang dinilai kontroversial.
Pada hari pertama, Elon Musk berkantor di kantor pusat Twitter saja, beberapa eksekutif Twitter termasuk Chief Executive Officer Parag Agrawal dipecat dari perusahaan.
Hal kontroversial lainnya yaitu mengembalikan beberapa akun yang sudah lama ditangguhkan Twitter, misalnya akun Donald Trump, dengan dalih kebebasan berbicara.
Belum lagi praktik penangguhan akun sejumlah jurnalis yang meliput Elon Musk dan dinilai berpotensi membahayakan keluarga Musk.
Sayangnya, sejumlah keputusan itu tak membuat Twitter makin dicintai pengguna. Sejumlah pengguna bahkan berencana pindah ke platform media sosial lainnya setelah Twitter menangguhkan akun para jurnalis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.