tribunwarta.com – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito curhat dirinya kerap dimarahi selama mengurusi pandemi Covid-19 di Indonesia. Lembaganya diketahui jadi salah satu yang terdepan untuk mengatasi pandemi di dalam negeri selama hampir tiga tahun terakhir.
Dalam acara peluncuran buku “Penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional 2022”, Penny menceritakan masa-masa krisis itu sangat menegangkan. Namun, dia mensyukuri adanya kolaborasi antar kementerian dan lembaga di pemerintah pusat serta daerah selama ini.
“Walaupun di setiap minggu, ratas [rapat terbatas] itu saya yang paling sering dimarah-marahi dan ditekan kiri-kanan,” kata Penny di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Dia menjelaskan, tugas BPOM memastikan akses cepat untuk vaksin dan obat Covid-19 di dalam negeri. Sambil menjalankan itu, BPOM juga harus memastikan aspek keamanan keduanya.
“Alhamdulillah aspek scientific basis itu begitu dipahami oleh bapak presiden dari Kemenko Perekonomian,” ungkapnya.
Masa pandemi ini, dia menjelaskan terdapat peluang pada reformasi industri farmasi. Termasuk di antaranya adalah keberadaan industri vaksin, yang diakui Penny telah ditunggu sebelumnya.
Karena masa krisis itu, industri vaksin untuk manusia telah muncul. Kemungkinan akan bisa bertambah lagi di masa depan.
Pencapaian pada industri farmasi, termasuk vaksin, selama masa krisis Covid-19, Penny menilai jadi suatu perbaikan untuk Indonesia.”Dan tentunya menjadi aspek kemandirian bangsa kita menghadapi, mudah-mudahan tidak ada, masalah krisis ke depan dikaitkan infeksi misalnya,” jelas Penny.
“Saya kira menjadi pencapaian kita menjalani krisis Covid-19, ada suatu transformasi malah perbaikan untuk negeri ini dari segi aspek industri farmasi, khususnya vaksin dalam hal ini.”