tribunwarta.com – Pada Selasa 20 Desember 2022, Elon Musk menyatakan akan mengundurkan diri sebagai CEO Twitter saat menemukan penggantinya, tetapi masih akan menjalankan beberapa divisi utama dari platform berlogo burung tersebut.
“Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim perangkat lunak dan server,” ujar Musk dalam sebuah cuitan.
Musk mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 senilai 44 miliar dolar. Sejak awal menjadi CEO Twitter , terjadi kekacauan dan kontroversi. Beberapa investor mempertanyakan kemungkinan Musk terlalu terganggu karena juga menjalankan bisnis Tesla, dia terlibat dalam produksi dan rekayasa.
Ini merupakan kali pertama ia menyebut pengunduran diri sebagai kepala platform media sosial, setelah pengguna Twitter memintanya untuk mengundurkan diri dalam jajak pendapat yang diluncurkan pada Minggu malam.
Dalam jajak pendapat tersebut, 57,5 persen dari sekira 17,5 juta orang memilih ‘ya’. Musk menyatakan akan mematuhi apa pun hasilnya. Dia belum memberikan jangka waktu kapan dia akan mundur dan tidak menyebutkan siapa penggantinya.
Hasil jajak pendapat menutup perubahan pada kebijakan privasi Twitter, penangguhan, dan pemulihan akun jurnalis yang mendapat kecaman dari organisasi berita, kelompok advokasi, serta pejabat di seluruh Eropa.
Dilansir dari Reuters, ia memperoyeksikan bahwa arus kas Twitter akan mencapai titik impas pada 2023. Musk menghubungkan proyeksi itu dengan langkah-langkah pemotongan biaya yang dilakukan di platform media sosial beberapa waktu lalu.
Seruan agar Musk mundur telah terdengar selama berminggu-minggu. Bahkan, baru-baru ini Tesla bulls mempertanyakan fokusnya pada platform media sosial mengalihkan perhatian dari perusahaan otomotif tersebut.
Musk mengatakan mempunyai terlalu banyak urusan dan akan mencari CEO Twitter . Dia menganggap tidak ada penerusnya dan tidak ada yang mampu membuat Twitter tetap hidup.
Setelah pengambilalihan olehnya, Twitter ditinggalkan oleh beberapa staf penting seperti Chief Privacy Officer Damien Kieran dan Chief Compliance Officer Marianne Fogarty.
Selain itu, Musk juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada setengah dari jumlah karyawan Twitter.***