Telko.id – IPv6 Switch ON Summit baru saja selesai digelar oleh Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI). Seperti nama dari event ini, Indonesia pun diharapkan sudah mulai menerapkan IPv6 enhaced seperti yang digaungkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Dengan berbagai keunggulannya, IPv6 akan menjadi fondasi kuat bagi infrastruktur TIK untuk menunjang era Smart City dan Internet of Things termasuk untukpembangunan Ibu Kota Nusantara yang cerdas dan percepatan transformasi digital yang ditopang oleh perkembangan teknologi TIK.
Untuk itu, segenap pemangku kepentingan dalam ekosistem digital perlu bersama-sama mempercepat peralihan teknologi digital yang memungkinkan pengembangan ke depan, seperti pengiriman paket data dalam jumlah besar yang lebih optimal, penomoran protokol yang menyediakan lebih banyak fitur dan lebih cepat, serta membangun infrastruktur jaringan yang lebih aman.
Dalam gelaran ‘IPv6 Switch ON’ yang diselenggarakan di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, penerapan teknologi IPv6 Enhanced kembali digaungkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia didukung oleh seluruh ekosistem digital dari perwakilan asosiasi industri, operator, provider teknologi dan academia.
Seperti Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), Indosat Ooredoo Hutchison, Telkom Indonesia, Telkomsel, XL Axiata, Smartfren, Huawei, Alita, dan Telkom University.
Momentum peralihan dari teknologi IPv4 ke IPv6 Enhanced ini diharapkan menandai percepatan perkembangan aplikasi dan perangkat berbasis IPv6 yang mendukung lompatan-lompatan transformasi digital ke depan di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi.
“Tren transformasi digital telah berlangsung dan akan meningkat secara eksponensial di berbagai sektor. Oleh karena itu perlu dukungan kuat dan melibatkan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, asosiasi industri dan operator,” kata Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, dalam IPv6 Switch ON’ Summit yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (10/10).
Ismail pun percaya inisiatif ini akan memberikan keyakinan kita untuk menghadapi tantangan dan mengarahkan pada strategi transformasi digital yang lebih baik.
Gelaran konferensi IPv6 Switch On ini yang di inisiasi oleh ASIOTI (Asosiasi IoT Indonesia) dengan menampilkan demo live jaringan IOH (Indosat Ooredoo Hutchison) dan edukasi IPv6 enhance yang didukung oleh Huawei.
Senada, Aju Widya Sari, S.T., Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo RI, menegaskan, “Kesiapan infrastruktur TIK didukung dengan implementasi teknologi dan ekosistem yang mutakhir merupakan kunci kesuksesan transformasi digital”.
Aju pun melihat bahwa konferensi ini menjadi tonggak penting kolaborasi antar pemangku kepentingan yang mendukung IPv6 Switch On yang akan memberikan dampak pada user experience yang lebih baik.
Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), menambahkan, “Kesiapan ekosistem industri TIK merupakan syarat fundamental bagi transformasi digital. Melek digital sekaligus user experience menjadi pendorong utama bagi layanan digital yang berdampak bagi akselerasi ekonomi digital”.
“Apalagi ada live demo dari IOH dan Huawei yang telah memungkinkan kita semua menyaksikan secara langsung bagaimana IPv6 Enhanced dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan keyakinan yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan konektivitas yang masif dan cerdas di masa kini dan masa yang akan datang,” ujar Sarwoto menambahkan.
Marwan O. Baasir, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), mengatakan, “Industri selular terus berkembang mengikuti tuntutan pelanggan dan ekosistem. Meningkatkan kualitas layanan digital menjadi bagian terpenting untuk mendukung bisnis yang sehat terus tumbuh secara berkesinambungan. Harapannya, gelaran IPv6 Switch On ini dapat menjadi momentum untuk memanfaatkan berbagai terobosan dalam pengunaan IPv6 Enhanced untuk menghasilkan beragam layanan yang berkualitas bagi transformasi digital di masa depan”.
Apalagi, saat ini ekosistem industri telah siap dengan sejumlah perangkat IOT telah memenuhi standar IPv6 dan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Infrastruktur TIK yang siap IPv6 akan menciptakan kesempatan lebih banyak dan masif untuk transformasi digital di masa mendatang. Dalam gelaran ini, kami menampilkan demo pengalaman nyata IPv6 Enhanced berkat dukungan IOH dan Huawei demi memberikan user experience yang lebih baik,” ujarTeguh Prasetya, Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI),
Sementara, Muhammad Arif, Ketua Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), menegaskan bahwa penetrasi internet menjadi target utama dan prasyarat dasar bagi individu, korporasi dan sektor industri. Konektivitas akan meluas dan masif melampaui populasi menuju perangkat-perangkat cerdas yang terhubung dengan internet.
“Teknologi menjadi faktor untuk memenuhi prasyarat dan penggelaran IPv6 Switch On sebagai momentum kesiapan ekosistem,” ujar Muhammad.
Ya, adopsi IPv6 adalah tren global yang tidak bisa dihindari. Banyak negara yang mendorong pengembangan IPv6. IPv6 Enhanced adalah salah satu landasan utama yang akan membantu digitalisasi pada semua sektor industri dan mendorong perkembangan ekonomi digital.
IPv6 tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pentingnya IPv6 semakin dipahami negara-negara di dunia, yang kemudian mendorong dirumuskannya kebijakan-kebijakan terkait.
Aliansi ETSI IPE yang aktif menyerukan pengembangan dan inovasi di bidang IPv6 ini telah memiliki lebih dari 90 anggota. Tahun 2021, IPE menjajaki kegunaan IPv6 Enhanced di teknologi 5G, cloud, dan pusat data.
“Saat ini, ETSI telah mendirikan kelompok kerja IPE untuk melakukan riset terkait penguatan teknologi berbasis IPv6. Diharapkan pemerintah Indonesia, operator, akademisi, pelaku industri OTT, pabrikan terminal dan pemangku kepentingan lainnya bergabung dalam kelompok kerja IPE untuk bersama-sama menuntun arah teknologi digital di masa depan,” kata Latif Ladid, Ketua IPv6 Enhanced (IPE).
Menurut Gustiansyah Wilson, Head of Core Planning & Engineering Indosat Ooredoo Hutchison, “Perkembangan dan permintaan pelanggan semakin meningkat dengan beragam layanan digital, kami memberikan kepuasan pelanggan yang prima dengan didukung infrastruktur TIK yang handal. IPv6 Switch On summit ini menjadi momentum bersama mendukung dan mempersiapkan perkembangan kebutuhan ke depan yang semakin terkoneksi dan cerdas”.
Dengan demoshow ini dapat memberikan gambaran peningkatan layanan digital yang semakin baik, yang kemudian dilanjutkan dengan tutorial kepada peserta terhadap IPv6 Enhanced. Sehingga pada kesempatan ini mendapatkan pengalaman yang lengkap terhadap teknologi dan edukasi terhadap IPv6 enhanced tersebut.
“IPv6 Enhanced menjadi faktor kunci untuk memperkuat konektivitas, kecerdasan dan reliabilitas dari infrastruktur TIK untuk bisa menyajikan pengalaman layanan digital yang lebih baik. Pada konferensi IPv6 Switch On ini, Huawei berkomitmen untuk siap mendukung implementasinya melalui teknologi yang dimiliki. Kami percaya bahwa momentum kolaborasi lintas pemangku kepentingan ini akan membawa manfaat bagi industri TIK Indonesia untuk mempercepat ekonomi digital di saat ini maupun di masa mendatang,” kata Mohamad Rosidi, Director of ICT Strategy & Business, Huawei Indonesia.
Konferensi IPv6 juga menghadirkan pembicara dalam diskusi panel, termasuk Gustiansyah Wilson, Head of Core Planning & Engineering Indosat Ooredoo Hutchison, Abdi Mulyanta Ginting, Ketua Satuan Tugas IPv6 dan EGM Digital Connectivity Service Telkom Indonesia, Hendri Mulya Syam, President Director of Telkomsel, Merza Fachys, President Director of Smartfren yang juga merupakan Wakil Ketua Umum ATSI, I Gede Darmayusa, CTO of XL Axiata, dan Dr. Nyoman Bogi Aditya Karna, S.T. , M.T., Telkom University. (Icha)
Artikel ini bersumber dari telko.id.