3 Developer Game Indonesia Lulus Indie Games Accelarator

3 Developer Game Indonesia Lulus Indie Games Accelarator

tribunwarta.com – Tiga developer atau pengembang game asal Indonesia, yakni Gambir Studio, Eternal Dream Studio, dan Rigged Box Softworks, lulus dari Indie Games Accelerator (IGA) yang diselenggarakan oleh Google Play, Selasa (13/12/2022).

IGA merupakan program untuk memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi bagi pengembang-pengembang game independen atau indie.

“Developer di Asia membuat banyak game yang populer di seluruh dunia dan kami ingin developer dari Indonesia bisa berperan lebih dalam industri yang bernilai miliaran dolar ini,” kata Director Google Play untuk Asia Tenggara dan Australia, Kunal Soni.

Kunal menyebutkan, pasar game Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara, didorong oleh e-sports dan mobile gaming.

Ia melanjutkan, Google Play juga menjadi rumah bagi lebih dari 10.000 developer Indonesia dan setiap bulannya ada 150 juta orang Indonesia yang mengakses Google Play untuk mendapatkan berbagai aplikasi dan game.

Menurut Kunal, Google Play memberikan peluang bagi developer besar maupun kecil dari seluruh Indonesia untuk berkembang.

“Kami telah melihat banyak developer Indonesia yang sukses di pasar global yang sangat kompetitif,” kata Kunal.

“Kami pun tetap berkomitmen untuk mendukung developer yang terus membangun bisnis, game, dan aplikasi yang dapat menghubungkan lebih dari 2,5 miliar pengguna di platform ini,” imbuh dia.

CEO Gambir Studio Shafiq Husein menyatakan, setelah mengikuti IGA, ia menjadi lebih memperhatikan data-data untuk mengembangkan game yang dibuat oleh Gambir Studio.

Ia bercerita, selama ini pihaknya hanya sekadar berupaya membuat game yang menarik tanpa memikirkan cara mengolah data yang dimiliki untuk mencapai raihan yang lebih besar.

“Kita lebih aware sama data, sama retention, terus juga lebih aware sama community yang sudah kita maintain juga. Melihatnya sudah lebih jangka panjang ya, enggak cuma yang one hit wonder,” ujar Shafiq.

Sementara itu, bagi Direktur Eternal Dream Studio Lucky Dharmawan, salah satu hal yang berharga dari mengikuti IGA adalah pengetahui terkait menjalankan bisnis yang ia peroleh dari para mentor.

“Karena kan ini tentang company, bukan cuma tentang produk. Jadi, ya ketika dapat publishing deal itu kita konsul sama dia (mentor), dia bisa kasih jawaban yang bagus banget, poin-poinnya detail kenapa harus kayak gini,” kata dia.

CEO Rigged Box Softworks Satriyo Aji Nugroho menambahkan, ia belajar banyak hal selama mengikuti IGA.

Ia mengatakan, developer game indie memang perlu eksposur dan panggung untuk mengenalkan game mereka kepada lebih banyak orang.

“Buat saya, yang paling berkesan adalah mempelajari ilmu dan strategi cerdas untuk menyelesaikan pembuatan game,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *