“Permasalahan di tingkat petani ini sebelum mewujudkan swasembada pangan sebenarnya ada dua. Pertama adalah rendahnya produktivitas dan yang kedua harga,” ujar Zulkifli Hasan, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan, dengan adanya hal tersebut maka pemerintah akan ikut serta dan menjamin penanganannya salah satunya dengan membeli hasil panen petani guna mewujudkan swasembada pangan.
“Swasembada pangan atau upaya pengurangan ketergantungan impor ini akan dibantu prosesnya oleh pemerintah,” katanya.
Dia melanjutkan, upaya pertama yaitu dengan penyediaan bibit berkualitas bagi petani.
“Kita sudah boleh pakai bibit genetically modified organism (GMO), jadi pemerintah bisa menyediakan bibit diberi bantuan ke petani untuk ditanam dan menjaga produktivitas,” ucapnya.
Ia menjelaskan, sedangkan untuk harga komoditas pasca panen pemerintah akan menjamin pembeliannya.
“Jangan sampai petani sudah menanam hasilnya bagus, tapi tidak terjual. Jadi nanti setelah panen pemerintah menjamin pembelian, bila swasta ikut serta bisa membeli juga tapi ini pembeliannya harus dengan harga yang baik juga untuk mendukung kesejahteraan petani,” kata dia.
Menurut dia, swasembada pangan dapat terwujud dengan sinergitas semua pihak yang ikut serta berkontribusi.
“Pasti bisa melepas ketergantungan impor melalui swasembada pangan dengan dukungan semua pihak,” ujarnya pula.
Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengusulkan adanya penyediaan anggaran sebesar Rp100 triliun per tahun untuk menyerap komoditas bahan pokok hasil para petani.
Langkah itu dilakukan untuk mendukung kesejahteraan para petani sehingga mereka bisa fokus menanam yang pada akhirnya harga bahan pokok terjangkau dan pasokan terjaga.
Baca juga: Mendag janji akan sederhanakan proses pengajuan subsidi kedelai
Baca juga: Kemendag beri subsidi Rp1.000 per kg untuk komoditas kedelai impor
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.