Suara.com – Anak-anak sekolah dari kawasan Bega Valley, New South Wales (NSW) Australia, berusaha untuk mempertahankan seni yang hampir hilang.
Semua berawal di tahun 1910 saat Liga Pecinta Burung Gould didirikan untuk mengalihkan anak-anak dari aktivitas mengambil telur burung liar, dengan lebih mendorong mereka mengamati burung-burung dan berlatih memanggilnya.
Dua tahun kemudian, kompetisi tahunan memanggil burung dimulai di Sydney.
Pada awal 1950-an, murid-murid dari kawasan pantai selatan paling sering menjadi juara, mereka adalah pemanggil burung terbaik.
Baca Juga:
Enam Bulan Kasus Flu Burung Hilang, Korsel Kembali Temukan Kasus Baru di Pedesaan Yecheon
Mereka bisa memanggil dan menirukan suara burung-burung, yang bahkan belum pernah didengar oleh anak-anak dari kota besar.
Mereka terus memenangkan kompetisi, bahkan enam kali merebut penghargaan ‘Dawson Memorial Shield’ sejak tahun 1953.
Di tahun 2018, terinspirasi oleh liputan ABC tentang kompetisi bersejarah itu, Pusat Pendidikan Lingkungan Bournda bekerja sama dengan sekolah-sekolah berusaha menghidupkan kembali kompetisi tersebut.
Kejuaraan Olimpiade Burung Bournda kini memasuki tahun kelima.
Meski sempat tertunda pelaksanaannya karena COVID-19, tahun ini pesertanya bertambah dengan total 45 anak-anak dari enam sekolah dari kawasan suaka hewan Potoroo Palace dekat Merimbula.
Baca Juga:
Tes Kepribadian: Awas! Sifat Positif dan Negatif Anda akan di Ungkap oleh Satu di antara Burung Ini
Kepala Pusat Pendidikan Lingkungan Bournda, Doug Reckord, mengatakan kejuaraan ini mendorong para siswa untuk mengamati dan merawat satwa liar, sambil belajar sejarah.
“Kami bahkan mendengar burung-burung itu menyahut dari atas pohon,” katanya.
Bruce Chapman, salah satu mantan juara yang mewakili sekolah negeri Merimbula pada tahun 1953 dan 1954, sekarang menjadi jurinya.
“Kami menilai mereka berdasarkan antusiasme, kejelasan, dan akurasi,” kata Chapman.
“Saya pikir mereka semua akan mendapat skor tiga [skor tertinggi] untuk antusiasme.”
Burung sudah kembali setelah bencana alam
Sejak kecil, Bruce sangat antusias mengamati burung-burung liar.
Tapi dia merindukan kedatangan burung pardalote, yang suka ia lihat di halaman belakang rumahnya.
Menurutnya burung itu tidak terlihat lagi, karena dampak buruk dari kebakaran hutan di tahun 2019-2020, kondisi cuaca basah dalam beberapa tahun terakhir, serta pola musim yang berubah.
“[Tapi] saya baru menyadari burung-burung baru mulai kembali lagi tahun ini, setelah beberapa tahun yang sangat buruk,” kata Bruce.
“Ada banyak burung yang kembali dan sangat senang melihatnya.”
Artikel ini bersumber dari www.suara.com.