JawaPos.com -Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan, Sabtu (29/10). Kegiatan kuliah umum ini dirangkai dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda dan deklarasi Muda Kawal NKRI.
Hadir sebagai pembicara kunci, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Datang bersama jajaran, Kapolri disambut tarian tradisional selamat datang dari mahasiswa UIN. Jenderal Listyo menyapa ramah mahasiswa yang sudah menunggu kedatangannya di Auditorium II, Kampus III UIN Walisongo ini.
Dengan penuh senyum, Jenderal Listyo mulai memaparkan isi kuliahnya. Sebelum menyampaikan berbagai tantangan bangsa dan refleksi Sumpah Pemuda, Kapolri merasa suasana keakraban yang luar biasa dari civitas UIN Walisongo.
“Terima kasih atas kehangatan dan keakraban ini. Semoga mahasiswa UIN, adik-adikku, anak-anakku jadi orang yang hebat dan berprestasi. Mari bersatu padu menjadi generasi yang tangguh agar tercipta Indonesia Emas 2045,” Kata Jenderal Sigit dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Sabtu (29/10).
Kapolri lantas memaparkan refleksi Sumpah Pemuda. Diungkapkannya, Presiden Soekarno di hari peringatan Sumpah Pemuda ke-35 mengatakan, jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, bangsa ini hanya akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Kepuasan ini bukan tujuan akhir.
Sejarah, lanjut Kapolri, harus dijadikan pelajaran. Selama lebih kurang 350 tahun, Indonesia dijajah oleh berbagai bangsa. Seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Yang dihadapi saat itu juga bukan hanya penjajah, tetapi bangsa sendiri. Karena ada politik pecah belah.
Siapa yang mempersatukan? Kata Kapolri, adalah para pemuda dengan berbagai pergerakan dan kelompok organisasinya. Dasarnya muncul musuh dan kepentingan bersama. Gerakan persatuan ini ditabuh pada 28 Oktober, Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.