Belum ada komentar dari para pejabat Iran soal laporan tersebut.
Iran menuding “para preman” yang memiliki kaitan dengan “musuh-musuh dari negara asing” terlibat dalam rentetan protes di seluruh Iran.
Protes tersebut meledak setelah seorang warga berusia 22 tahun, Mahsa Amini, meninggal dalam tahanan pada 16 September.
Baca juga: Iran tahan agen yang bekerja untuk Israel, sita sejumlah senjata
Fars, yang diyakini memiliki ikatan dengan Garda Revolusioner Iran, tidak menyebutkan kapan dan di mana penahanan dilakukan.
Belum ada kejelasan soal apakah orang-orang yang ditahan itu termasuk sembilan warga negara yang pada September dikatakan pemerintah Iran ditahan atas peranan mereka dalam aksi-aksi unjuk rasa.
Rangkaian protes di Iran berlangsung di seluruh negeri dan dipicu oleh kematian Amini selama ia ditahan oleh polisi moral.
Demonstrasi itu telah berubah menjadi penentangan paling keras yang pernah dilancarkan terhadap penguasaan oleh kalangan ulama Iran sejak revolusi 1979.
Para pengunjuk rasa menginginkan Republik Islam itu jatuh, kendati rangkaian protes tersebut tampaknya tidak akan membuat sistem di negara itu terguling.
Pemerintah Iran menuding AS dan beberapa negara Eropa menggunakan kerusuhan untuk berupaya mengacaukan stabilitas di Iran.
Sumber: Reuters
Baca juga: Protes berlanjut di Iran saat kelompok HAM sebut 19 anak terbunuh
Baca juga: Iran panggil dubes Inggris, Norwegia saat kerusuhan berlanjut
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.