“Hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Nigeria dapat terus ditingkatkan. Saya optimis bahwa total perdagangan kedua negara akan terus naik hingga mencapai 4 miliar dolar AS. Untuk itu perlu upaya konkret bagi kedua negara dalam mendorong peningkatan perdagangan dan investasi,” ujar Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pertemuan diawali dengan penyampaian informasi dan perkembangan hubungan perdagangan bilateral kedua negara. Kedua Menteri memandang bahwa perdagangan bilateral kedua negara saat ini belum maksimal sehingga masih memiliki peluang besar untuk dapat ditingkatkan.
Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan perdagangan bilateral yang berimbang, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa fokus awal adalah membangun ekosistem, termasuk relaksasi hambatan perdagangan, baik tarif maupun nontarif yang pada gilirannya tercermin dalam perubahan regulasi kedua pihak.
Lebih lanjut, Mendag meyakini bahwa Afrika dan Asia merupakan motor penggerak ekonomi dunia (pusat perdagangan) pada masa yang akan datang.
Baca juga: Caketum Kadin ingatkan pasar Timur Tengah dan Afrika menjanjikan
Terkait hal tersebut, Zulkifli mendorong agar rencana Pembentukan Indonesia–Economic Community of West African States (ECOWAS) Preferential Trade Agreement (PTA) dapat segera terwujud.
Mendag mengharapkan dukungan Nigeria untuk mendorong percepatan inisiasi perundingan PTA/FTA antara Indonesia dengan ECOWAS, yang telah dilakukan kedua belah pihak pada 2017.
“Saya yakin PTA antara Indonesia dan ECOWAS akan memberikan peluang dan manfaat besar bagi kedua pihak, terutama dalam hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Nigeria. Untuk itu, Saya mendorong Nigeria untuk dapat mendukung terwujudnya perundingan Indonesia-ECOWAS PTA ini,” ungkap Zulkifli Hasan.
Baca juga: Pengamat: penguatan ekspor ke negara Afrika sangat diperlukan
Pada pertemuan ini, Mendag juga mendorong Menteri Katagum untuk mengecualikan penerapan larangan impor atas produk unggulan Indonesia. Sebelumnya, Pemerintah Nigeria menerapkan larangan impor atas 25 jenis produk, termasuk di antaranya adalah produk unggulan Indonesia.
“Kami telah meminta kepada Menteri Perindustrian, Perdagangan dan Investasi Nigeria agar produk unggulan Indonesia dapat dikecualikan dalam daftar larangan impor sehingga tercapai neraca perdagangan bilateral yang lebih seimbang,” kata Zulkifli Hasan.
Selain hal tersebut, kedua menteri juga membahas rencana kerja sama peningkatan kapasitas untuk peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Rencana kerja sama tersebut didasarkan pada permintaan Nigeria kepada Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam penyusunan program yang berpihak kepada UMKM.
Pada akhir pertemuan, Mendag mengapresiasi usulan Nigeria terkait inisiasi pembetukan Komite Perdagangan (Trade Committee) antara kedua negara untuk membahas perkembangan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang perdagangan dan investasi dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait dari kedua belah pihak.
Baca juga: Indonesia bidik Afrika sebagai pangsa pasar busana muslim
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.