tribunwarta.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) berencana akan menguasai kepemilikan saham pada PT Smelting Gresik, dari yang saat ini hanya 40% menjadi 66%. Hal itu akan dilakukan Freeport setelah ekspansi perusahaan diselesaikan.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, sekarang pihaknya sudah memiliki saham PT Smelting Gresik sebanyak 40%. Perusahaan yang mengoperasikan smelter tembaga pertama di Indonesia diklaim nantinya akan dimiliki sahamnya oleh PT Freeport Indonesia sampai dengan 66%.
“Jadi kita dari tahun 1996 sudah punya satu smelter yang namanya PT Smelting di Gresik juga, itu sudah produksi lama. Itu kita miliki sekarang 40%,” ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Kamis (22/12/2022).
Tony mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan kepemilikan saham di PT Smelting Gresik sampai dengan 66%. Hal itu bisa dilakukan setelah ekspansi selesai. Dia mengatakan, biaya ekspansi tersebut nantinya akan dikonversi menjadi saham. “Kira-kira nantinya akan menjadi 66%, setelah ekspansi selesai dan biaya ekspansi yang kita biayai itu akan dikonversi menjadi saham,” ungkapnya.
Untuk diketahui, PT Smelting Gresik memiliki smelter tembaga pertama telah dibangun sejak 1996 bersama dengan Mitsubishi membentuk perusahaan PT Smelting. Saat ini kapasitas PT Smelting sedang di ekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu DMT konsentrat tembaga per tahun. Saat ini kapasitas PT Smelting sedang di ekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu DMT konsentrat tembaga per tahun.
Selain itu, Tony juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang fokus dalam membangun smelter tembaga kedua di Manyar, Gresik. Tony menyebutkan saat ini progres smelter kedua tersebut sudah mencapai 47,4% per November 2022. “Sekarang kita sedang membangun satu lagi di Gresik juga di Manyar di Gresik dan ini progres sekarang sudah per akhir November sudah 47,4%,” tandasnya.
Dia optimis di akhir tahun 2022 ini progres smelter tersebut sudah mencapai setengahnya yakni 50%. Sedangkan di akhir tahun 2023 konstruksi secara fisik smelter tersebut sudah rampung dan akan mulai beroperasi pada Mei 2024.
“Diharapkan akhir tahun ini 10 hari lagi itu bisa mencapai 50%, dan di akhir 2023 ini physical construction mechanical completion sudah selesai, tinggal kita commissioning hingga Mei 2024 sudah mulai berproduksi,” pungkasnya.