Terus Melandai, Momok Ini Tak Lagi Menyeramkan Pak Jokowi!

Terus Melandai, Momok Ini Tak Lagi Menyeramkan Pak Jokowi!

tribunwarta.comJakarta, CNBC Indonesia – Inflasi Indonesia melandai pada November 2022. Melandainya inflasi menjadi angin segar karena menjadi sinyal jika dampak kenaikan harga BBM lebih rendah dibandingkan perkiraan awal.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada November tercatat 0,09% (mont to month/mtm). Inflasi secara bulanan lebih rendah dibandingkan konsensus pasar.

Polling CNBC Indonesia dari 14 lembaga/institusi memperkirakan inflasi akan menyentuh 0,20% (mtm) pada November 2022.Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi juga terus melandai dari 5,95% pada September menjadi 5,71% pada Oktober dan 5,42% pada November 2022.

Penyumbang utama inflasi (mtm) datang dari komoditas telur ayam ras, rokok kretek filter, dan tomat. Sementara itu, penyumbang utama inflasi tahunan di antaranya adalah komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan udara.

Dari sisi kelompok pengeluaran, inflasi (mtm) terbesar disumbang oleh kelompok inti yakni 0,15% disusul kemudian dengan harga yang diatur pemerintah (0,14%). Kelompok barang bergejolak yang didominasi bahan pangan mencatatkan deflasi 0,22%.

Dengan demikian, kelompok bahan pangan sudah mencatatkan deflasi dalam empat bulan beruntun sejak Agustus. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi Maret-Juli di mana kelompok volatile mencatatkan inflasi yang sangat tinggi.

Kendati mencatatkan deflasi, sejumlah bahan pangan masih mengalami kenaikan harga. Di antaranya adalah beras, tahu, dan tempe.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan harga beras sudah naik dan mengalami inflasi dalam empat bulan terakhir.

“Kenaikan harga beras dalam empat bulan terakhir dipengaruhi oleh efek musiman yaitu penurunan produksi beras menjelang akhir tahun dan penyesuaian harga BBM. Sejak Juli 2022, komoditas beras terus mengalami inflasi, dengan tekanan inflasi yang semakin melemah,” tutur Setianto, pada konferensi pers inflasi November, Kamis (1/12/2022).

Setianto menjelaskan produk pangan turunan kedelai mengalami kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir. Sementara itu, komoditas telur ayam ras sempat mengalami penurunan pada bulan Oktober, namun mengalami kenaikan lagi pada bulan November.

Kenaikan harga beras menjadi perhatian besar pemerintah dan masyarakat mengingat beras adalah makanan utama masyarakat Indonesia dan memiliki bobot besar dalam inflasi yakni 3,33%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *