tribunwarta.com – Pembangunan tol infrastruktur tidak selalu mulus. Bahkan permasalahan juga sempat terjadi pada beberapa mega proyek seperti LRT Jabodebek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, hingga Trans-Sumatra.
Ada masalah yang terus menghantui hingga proses konstruksi terkendala, yang membuat penyelesaian proyek mundur dari target.
Namun kini proyek-proyek itu tengah dikebut penyelesaiannya hingga sebelum masa periode pemerintahan Joko Widodo berganti pada 2024 mendatang.
“Di 2024, tiga mega proyek LRT, Kereta Cepat dan Trans-Sumatra hingga tahap 2 selesai,” kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat rapat dengan DPR dikutip Rabu (7/12/2022).
Tercatat proyek tersebut mengalami kemunduran waktu pengoperasian.
Berikut beberapa masalah yang terjadi pada mega proyek Jokowi:
Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, proyek LRT sempat tertunda dari penyelesaiannya sebelumnya pada Agustus 2022 menjadi Juni 2023. Hal ini disebabkan penerapan sistem transportasi kereta baru yakni GoA3 atau kereta api tanpa masinis.
Sebelumnya proyek ini juga dikabarkan terkendala permasalahan pembebasan lahan dan permodalan untuk membangun depo yang berada di Bekasi Timur. Pandemi Covid-19 juga turut menghambat pembangunan proyek.
Namun nantinya pengoperasian LRT Jabodebek ini juga akan rencananya akan dilakukan pada Juni/Juli 2023 mendatang. Bersamaan dengan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Proyek kereta ini sempat membuat heboh medio pertengahan tahun ini, karena pemerintah harus menyuntik Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3,2 triliun supaya kereta ini berjalan. Dari skema pembangunan sebelumnya dengan business to business dengan pihak konsorsium BUMN Indonesia dan China.
PMN negara ini digunakan untuk menambal setoran ekuitas dari konsorsium BUMN Indonesia terkait masalah pembengkakan biaya yang terjadi. Yang diharapkan cair pada bulan Desember 2022 ini.
“Kalau PMN diberikan maksimal Desember ini kami bisa yakinkan tidak ada penambahan cost overrun yang terjadi dan proyek akan selesai pada pertengahan tahun,” kata Dirut PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo beberapa waktu lalu di Parlemen.
Dari perhitungan BPKP, cost overrun yang terjadi mencapai US$ 1,449 miliar atau setara Rp 21,4 triliun. Sehingga biaya proyek kini menjadi US$ 7,5 miliar dari US$ 6,071 miliar.
Sebelumnya ada juga permasalahan konstruksi pada tunnel 2 di Purwakarta yang terdampak tanah lunak atau clayshale. Sehingga memerlukan waktu dan biaya tambahan.
Proyek Trans-Sumatra batal tembus dari Lampung-Aceh. Rencananya baru akan tersambung dari Lampung-Jambi. Padahal dari RPJMN seharusnya tol Trans Sumatera tersambung hingga Aceh pada 2024.
“Trans Sumatera paralel akan kita selesaikan 8 ruas sampai 2024 kita sepakati di Kementerian PUPR target pemerintah ini dari betung ke Jambi. juga ruas di bagian sayap seperti Padang-Sicincin, Sigli-Banda Aceh kita selesaikan,” kata Tiko.
Sementara untuk ruas fase 3 dan fase 4 dari Jambi-Aceh baru akan dilanjutkan setelah 2024 mendatang.
Selain masalah pembebasan lahan pada beberapa ruas, penyelesaian Trans-Sumatra baru memungkinkan sampai Jambi karena pembiayaan.
“Tahap II ini kita sedang berjuang agar ini bisa dapatkan pembiayaan dan selesai di 2024, yang sudah terlihat ada prospeknya itu sampai Jambi sudah ada indikasi bisa kita eksekusi,” kata Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian.