tribunwarta.com – Mal Legendaris di Jakarta nampak begitu sepi dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu cara untuk membangkitkannya dengan cara mengubah konsep dan melakukan pembaruan. Namun ada anggapan perlu modal yang besar.
“Harus ada investasi. Tapi melihat hidupnya blok M dengan melibatkan beberapa komunitas meski low invest ngga begitu besar. Jadi coba meramaikan dengan konsep yang baik dan benar, bisa dari bertahap dari lantai dasar, lalu cicil ke lantai 2 dan 3,” kata Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/1/23).
Artinya bukan berarti mal yang saat ini mati enggan hidup tak mau akan terus-menerus bakal terpuruk. Upaya untuk bangkit tetap ada jika pelaku usaha bisa berputar otak dan menemukan cara melalui inovasi.
“Jika dikonsepkan dengan benar dan mengundang komunitas, asosiasi untuk diskusi karena DKI butuh tempat untuk ramaikan lagi kegiatan offline, jadi sangat mungkin,” sebut Budihardjo.
Salah satu mal legendaris yang dalam tahap memprihatinkan saat ini adalah Plaza Semanggi bisa disebut sebagai mal atau pusat perbelanjaan dengan lokasi sangat strategis di Jakarta. Posisinya yang berada di ‘jantung’ ibu kota, di seputaran Karet, Semanggi, dikelilingi gedung perkantoran, apartemen, dan kampus di sepanjang jalan Sudirman hingga Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Tak hanya itu, akses ke mal ini juga strategis, dapat dijangkau dengan angkutan umum, mobil pribadi, motor, bahkan ramah pejalan kaki bagi pekerja dan mahasiswa, maupun warga di sekitarnya.
Manajemen Plaza Semanggi sempat menuliskan alasan sepi disebabkan rencana renovasi yang mau dilakukan.
“Kenapa sih #PlazaSemanggi sepi banget dan banyak kios kosong? Nah jadi gini, sebentar lagi kami akan renovasi lho. Guna mempermudah proses renovasi nantinya, Plaza Semanggi jadi kelihatan sepi deh,” mengutip akun Instagram Plaza Semanggi.