tribunwarta.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya masih terus melakukan pengembangan senjata nuklir. Hal ini terjadi saat negara itu menghadapi potensi konfrontasi langsung dengan NATO akibat perang di Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Dewan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Putin mengatakan persenjataan modern membentuk 91% dari triad nuklir Rusia, sebuah istilah untuk senjata nuklir yang dilepaskan dari pesawat, kapal, atau sarana di darat.
Ia menjelaskan bahwa nantinya beberapa peralatan perang nuklir akan beroperasi seperti sistem hipersonik Avangard dan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat.
“Kami akan terus mempertahankan kesiapan tempur dan meningkatkan kesiapan tempur triad nuklir. Ini adalah penjamin utama untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial kami, paritas strategis, dan keseimbangan kekuatan secara keseluruhan di dunia,” tegas Putin dikutip Anadolu Agency, Kamis (22/12/2022).
Putin melanjutkan bahwa potensi semua negara NATO sedang digunakan untuk melawan Rusia. Persenjataan Rusia, menurutnya, merupakan salah satu komponen yang perlu diperkuat dengan adanya ancaman ini.
“Kebutuhan untuk meningkatkan kendaraan udara tak berawak Rusia (UAV) adalah tugas mendesak, termasuk yang strategis dan serangan pengintaian, serta metode penerapannya dan untuk menggunakannya di semua cabang tentara,” lanjutnya.
“Rusia adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang sepenuhnya mandiri dalam domain militer dan akan terus membuka potensi ini.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuduh patron NATO, Amerika Serikat (AS), memompa Ukraina dengan senjata, melatih tentaranya, dan melancarkan sanksi dan perang informasi melawan Rusia.
Ia juga mengeklaim bahwa kepemimpinan Ukraina menggunakan metode terlarang terhadap Rusia seperti pemerasan nuklir, serangan teroris, pembunuhan kontrak, dan penembakan wilayah sipil dengan senjata berat.
“Yang menjadi perhatian khusus adalah peningkatan kehadiran NATO di dekat perbatasan Federasi Rusia dan Republik Belarusia, serta kepentingan Barat dalam memperpanjang permusuhan di Ukraina sebanyak mungkin untuk semakin melemahkan negara kita,” katanya.
“Spesialis NATO bekerja di zona perang dan lebih dari 500 satelit AS dan NATO bekerja untuk kepentingan Ukraina, dengan 70 di antaranya militer dan sisanya berfungsi ganda,” tambahnya.
Shoigu menambahkan bahwa Moskow menganggap serius ancaman nuklir dan pasukan nuklir strategisnya telah melatih serangan balasan terhadap serangan nuklir musuh.
“Rusia selalu terbuka untuk pembicaraan damai yang konstruktif, tetapi karena tidak ada kemauan dari pihak lain, Rusia akan terus mencapai tugasnya,” ungkapnya lagi.