tribunwarta.com – Pentagon disebut telah memberikan dukungan diam-diam kepada Ukraina untuk menyerang ke wilayah teritori Rusia. Militer Amerika Serikat (AS) itu disebut cenderung mendukung rencana pemerintah Kyiv untuk meluncurkan serangan jarak jauh ke dalam negeri Presiden Vladimir Putin.
Hal ini diungkap The Times, sebagaimana pula dimuat Business Insider, dikutip Senin (12/12/2022). Sumber pertahanan menegaskan itu.
“Sementara AS telah secara terbuka mengambil sikap untuk “tidak mendorong Ukraina menyerang di luar perbatasannya, pemerintah dilaporkan telah merevisi penilaiannya terhadap perang tersebut,” tulis media tersebut.
“Sekarang lebih mungkin untuk memasok Kyiv dengan senjata jarak jauh untuk menyerang jauh ke dalam Rusia,” kutipnya.
Dilaporkan pula bagaimana kalkulus prang telah berubah. Ini akibat “penderitaan” dan “kebrutalan” yang dialami Ukraina oleh Rusia.
“Kekhawatiran bahwa Rusia akan melancarkan serangan nuklir taktis atau menyerang anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia telah mereda di kalangan perencana militer AS,” kata The Times lagi.
Washington sendiri selama ini selalu memperlihatkan diri seolah tak ingin Ukraina menyerang masuk Rusia. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga sempat menyebut itu.
“Kami tidak mengatakan kepada Kyiv, ‘jangan serang Rusia (di Rusia atau Krimea)’,” kata sumber media itu.
“Kami tidak bisa memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Terserah mereka bagaimana mereka menggunakan senjata mereka. Tetapi ketika mereka menggunakan senjata yang kami berikan, satu-satunya hal yang kami tekankan adalah bahwa militer Ukraina mematuhi hukum perang internasional dan untuk konvensi Jenewa,” tegas sumber.
Pada Minggu dan Senin pekan lalu, Ukraina diyakini telah menembakkan pesawat tak berawak (drone) jauh ke dalam wilayah Rusia. Salah satu sasarannya adalah pangkalan udara Engels-2 di Saratov, Rusia selatan, dan pangkalan untuk pembom jarak jauh Tu-95 dan Tu-160, yang berjarak hampir 400 mil dari perbatasan Ukraina.
Ledakan lain hari itu terjadi di pangkalan udara Dyagilevo, tepat di sebelah tenggara Moskow. Kedua insiden tersebut menewaskan dan melukai banyak orang serta merusak beberapa pesawat.
“Tidak ada yang salah,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS, lagi saat ditanya sola apakah Washington dapat memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh berteknologi tinggi lain termasuk peluncur rudal dan drone bersenjata berat.
Sementara itu, Putin sendiri telah memperingatkan bahwa AS akan melewati batas jika terus memasok Ukraina dengan rudal jarak jauh. Ini pun ditegaskan lagi Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.
“Jika Washington memutuskan untuk memasok rudal jarak jauh ke Kyiv, maka itu akan melewati garis merah dan akan menjadi pihak langsung dalam konflik,” tambahnya.