tribunwarta.com – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, sinyal reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju kali ini jelas mengarah ke pergantian menteri dari Partai Nasdem.
Ini tak lepas dari manuver partai pimpinan Surya Paloh tersebut mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
“Menurut saya, reshuffle kali ini memang seakan-akan dikontekstualisasikan hanya untuk urusan pergantian menteri dari Nasdem, terutama setelah Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (27/12/2022).
Menurut Adi, tanda-tanda reshuffle bakal digelar dalam waktu dekat kian nyata. Presiden Joko Widodo belum lama ini lagi-lagi menyinggung soal pergantian menteri.
Dua parpol koalisi pemerintah, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), juga mengungkap rencana reshuffle pada awal Januari 2023. Menurut kedua partai, reshuffle bakal mencakup menteri urusan ketahanan pangan dan ekonomi.
Terbaru, sinyal reshuffle datang dari partai penguasa, PDI Perjuangan. Partai pengusung Jokowi itu bahkan terang-terangan meminta presiden mengevaluasi dua menteri Nasdem.
“Ketika PDI-P yang bicara, apa pun judulnya, PDI-P ini adalah partai penguasa, partai tempat di mana Jokowi tumbuh dan besar, bahkan diusung sebagai capres. Dan itu nada usulan PDI-P soal reshuffle nggak main-main,” ucap Adi.
Presiden Jokowi sendiri, menurut Adi, memang menunjukkan gelagat tak biasa sejak Nasdem mengumumkan hendak mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Misalnya, saat menghadiri acara hari ulang tahun (HUT) ke-58 Partai Golkar akhir Oktober lalu, Jokowi menyinggung soal jangan sembrono memilih capres.
Lalu, awal November kemarin presiden menyempatkan hadir di HUT Partai Perindo. Akan tetapi, beberapa hari setelahnya, kepala negara tak datang ke HUT Nasdem, bahkan tak memberi ucapan selamat sekalipun lewat video.
Tak lama setelah itu, viral video Jokowi tak membalas pelukan Surya Paloh saat keduanya hadir di acara puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar, 21 Oktober 2022.
“Setelah Nasdem mengusung Anies sebagai capres, Jokowi jelas-jelas menunjukkan gestur yang kurang nyaman dan sindiran-sindiran keras juga sering disampaikan di berbagai kesempatan,” kata Adi.
Bagaimanapun, lanjut Adi, Anies datang dari kelompok oposisi. Dia bahkan kerap dicitrakan sebagai sosok yang kontra dengan Jokowi.
Sebagai presiden, Jokowi menginginkan penggantinya kelak mampu meneruskan program dan kebijakan yang dia jalankan selama memimpin pemerintahan.
Misalnya, melanjutkan program pembangunan ibu kota negara (IKN), atau meneruskan pembangunan infrastruktur di berbagai penjuru Tanah Air.
Persoalannya, keinginan presiden itu tak akan terwujud jika Anies menjadi penggantinya kelak.
Oleh karenanya, menurut Adi, wajar saja jika presiden menunjukkan gelagat tidak senang atas manuver Nasdem dan bermaksud mencopot menteri-menteri partai besutan Surya Paloh itu.
“Jadi bagi saya reshuffle ini murni persoalan politik karena Nasdem mengusung Anis yang jelas-jelas selama ini adalah tokoh oposisi berseberangan dengan pemerintah,” tutur Adi.
Sebagaimana diketahui, isu reshuffle kembali mencuat baru-baru ini. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sempat melempar wacana reshuffle pascadeklarasi Nasdem terhadap pencapresan Anies Baswedan.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat bahkan terang-terangan menyatakan, partainya meminta agar agar dua menteri asal Nasdem, yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi.
Menurut Djarot, evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan para menteri bekerja menuntaskan janji-janji kampanye Presiden Jokowi.
“Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan ya, harus dievaluasi, semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi,” kata Djarot di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Merespons usulan itu, Jokowi tak bicara banyak. Dia hanya tersenyum menanggapi pertanyaan awak media.
“Clue-nya, ya udah” kata Jokowi sambil berjalan meninggalkan wartawan usai meresmikan pengembangan tahap 1 Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (26/12/2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.