tribunwarta.com – Selandia Baru dilaporkan berencana segera meningkatkan kapasitas penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik. Ini terjadi karena kekurangan bahan bakar pesawat yang terjadi pada awal Desember ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Selandia Baru, Megan Woods meminta pejabat terkait mempertimbangkan peningkatan impor BBM.
“Dia meminta untuk meningkatkan stok pada 2023, bukan 2024 mendatang,” ungkap juru bicara kementerian, dikutip dari Reuters, Selasa (20/12/2022),
Peraturan itu sebetulnya telah diumumkan November lalu, yakni mencakup stok bensin, bahan bakar jet dan diesel atau Solar.
Peningkatan stok itu memastikan Selandia Baru memiliki diesel selama 28 hari, bensin 28 hari, dan bahan bakar jet 24 hari.
Kekhawatiran keamanan pasokan itu meningkat sejak beberapa waktu lalu. Mulai dari satu-satunya kilang minyak ditutup pada April dan kenaikan harga energi di global karena perang Rusia dan Ukraina.
Sebelum kilang ditutup, pemerintah memperkirakan stok cukup untuk diesel 20 hari, 26 hari bagi bensin dan bahan bakar jet selama 17 hari. Selain itu, lima hari untuk bahan bakar yang disimpan untuk dan di fasilitas kilang.
Sementara itu, Bassam Magzhal yang merupakan ahli infrastruktur di firma hukum Buddle Findlay mengatakan rencana penambahan telah mengalami penurunan. Ini disebakan pasokan yang diamankan dari banyak kedatangan daripada produksi pada satu kilang saja.
Sebagai informasi, Selandia Baru mengonsumsi 5,9 juta metrik ton minyak pada tahun lalu.