Kiai Sepuh ke Prabowo: Kekuatan Besar NU Jangan Digunakan untuk Kendaraan Politik Semata

Kiai Sepuh ke Prabowo: Kekuatan Besar NU Jangan Digunakan untuk Kendaraan Politik Semata

tribunwarta.com – Para kiai sepuh yang merupakan pimpinan pondok pesantren di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) berharap kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto agar Nahdlatul Ulama (NU) tidak hanya dijadikan kendaraan politik semata.

Kiai-kiai sepuh ini juga meminta kepada Prabowo agar pondok pesantren tidak dianaktirikan.

Hal tersebut terjadi saat Prabowo bersilaturahmi dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Surabaya, Senin (26/12/2022).

“Kepada Pak Prabowo para kiai sepuh berharap agar pondok pesantren jangan dianaktirikan. Memang nyatanya banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa,” ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dalam keterangannya.

“Mestinya itu bisa digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes. Karena itu perlu ada afirmasi persamaan. Kiai-kiai sepuh juga berharap agar NU sebagai kekuatan besar tidak hanya digunakan sebagai kendaraan politik semata,” sambung dia.

Muzani mengungkapkan, dalam dialog antara Prabowo dan kiai-kiai itu, Prabowo berbicara mengenai pentingnya peranan NU dalam menjaga keutuhan negara.

Menurut Prabowo, seperti ditirukan Muzani, di saat-saat yang genting, kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelamatkan negara.

“Seperti tahun 1945 dalam peristiwa 10 November, di mana fatwa jihad telah jadi bukti dan contoh bagi perjuangan bangsa kita,” kata Muzani.

Muzani menjelaskan, peranan NU juga terasa ketika berbagai macam pemberontakan terjadi.

Dia menyebutkan NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara, termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke reformasi.

Maka dari itu, kata dia, NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara.

NU disebut Muzani mengajarkan Islam yang teloren dan sangat menghargai perbedaan.

Dalam pertemuan tersebut, hadir kiai-kiai sepuh seperti KH Nurul Huda Jazuli dan Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri.

Kemudian, KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan Ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo.

Lalu, KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, KH Ahmad Faiz Abdul Haq Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.

Gus Fahim Ruyani dari Ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar Ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih dari Ponpes Langitan Tuban turut hadir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *